Berhala di Dunia Modern

September 18, 2023 - 07:10
Berhala di Dunia Modern

Pengajian Tafsir Al Jailani karya Shaykh Abdul Qadir al Jailani
Surah al-‘Araf ayat 191 – 195
Oleh KH. Ali M. Abdillah

أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ (191) وَلا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ (192) وَإِنْ تَدْعُوهُمْ إِلَى الْهُدَى لَا يَتَّبِعُوكُمْ سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ أَدَعَوْتُمُوهُمْ أَمْ أَنْتُمْ صَامِتُونَ (193) إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ عِبَادٌ أَمْثَالُكُمْ فَادْعُوهُمْ فَلْيَسْتَجِيبُوا لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (194) أَلَهُمْ أَرْجُلٌ يَمْشُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ أَيْدٍ يَبْطِشُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ أَعْيُنٌ يُبْصِرُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا قُلِ ادْعُوا شُرَكَاءَكُمْ ثُمَّ كِيدُونِ فَلا تُنْظِرُونِ (195

Ayat diatas menjelaskan tentang berhala yang menjadikan hijab antara hamba dengan Allah taala.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menjelaskan :

Bahwa pada setiap zaman pasti terdapat berhala yang menghalangi pandangan seorang hamba dengan Tuhannya. Pada zaman Nabi Muhammad SAW dahulu, berhala yang disembah oleh masyarakat semasa Nabi Muhammad SAW nampak. Namun seiring berkembangnya Islam di dunia, berhala yang menjadi hijab seorang hamba berubah bentuknya.

Syekh Abdul Qadir Al Jailani mengartikan berhala adalah sesuatu yang menghalangi pandangan seorang hamba dengan Tuhannya yakni berupa kecintaan berlebih terhadap sesuatu selain Allah Swt.

Dikatakan, siapa yang mencintai sesuatu dengan berlebihan maka ia menjadi hambanya. Mungkin saat zaman Nabi Muhammad Saw. mudah mendeteksi orang-orang yang menyebah berhala, sebab berhalanya nampak secara fisik. Berbeda dengan zaman sekarang dimana orang-orang telah banyak memeluk agama Islam dan menjalankan syariat agama yang menjadikan berhala itu tidak nampak secara kasat mata.

Syekh Abdul Qadir Al Jailani membagi berhala menjadi dua bagian. Pertama, berhala yang nampak (hissi) seperti patung atau benda-benda yang diyakini memiliki kekuatan tertentu. Kedua, rasa cinta yang berlebihan terhadap sesuatu selain Allah Swt. atau berhala maknawi yaitu mereka yang mencintai harta benda, anak, istri, pekerjaan, jabatan, yang melekat pada dirinya melebihi kecintaannya terhadap Allah Swt.

Anak, istri, harta benda dan jabatan dapat menjadikan berhala bagi umat Nabi Muhammad Saw. yang hidup di zaman modern, ketika ia mencintainya secara berlebihan.

Contohnya, ketika kita memiliki seorang anak kita selalu memberikan apa yang ia inginkan tanpa memperhitungkan bagaimana kelak dampak baik dan buruknya pada anak. Rasa cinta yang berlebih kepada anak itu bisa menipu kita akan kesadaran bahwa anak adalah amanah dari Allah Swt. yang mana Allah Swt. memerintahkan hambanya yang dikaruniai anak untuk dididik ajaran agama dengan baik agar menjadi anak yang sholeh dan mengenal Allah Swt. bukan memenuhi semua keinginannya sehingga anak itu menjadi manja.

Kemudian cinta yang berlebih terhadap sesuatu dapat menyebabkan seorang hamba menjadi jauh terperosok ke dalam jurang kesyirikan. Ketika ia dihadapkan dengan suatu persoalan maka ia akan mudah terpelanting dan mencari bantuan selain kepada Allah Swt., pergi ke dukun dan memenuhi apa yang dukun sarankan, misalnya. Pun saat seorang hamba itu mencintai pangkat, pengakuan orang lain, kemasyhuran dan harta bendanya. Padahal kecintaan terhadap sesuatu selain Allah Swt. itu sama sekali tidak memberi efek yang baik pada dirinya. Bahkan, kecintaan berlebihan itu dapat menjadikan hati seorang hamba sempit dan gelap.

Oleh karena itu, agar seorang hamba tidak jatuh pada kubangan hijab-hijab terhadap Allah taala itu. Syekh Abdul Qadir Al Jailani menyarankan agar menjauhi orang-orang yang orientasi hidupnya hanya mencintai perkara dunia saja. Sebab ketika kita bergumul dengan lingkungan yang tidak mencintai Allah Swt. maka kita juga akan tertular virusnya dan semakin jauh pandangan kita terhadap Allah Swt.

Selain itu, seorang hamba juga harus istiqomah berdzikir menyebut nama Allah Swt., dzikir yang paling ampuh ialah berdzikir kalimat thayibah: لا اله الا الله. Saat الا الله ditarik kemudian kata “Allah” dihempaskan ke jantung dan beri’tikad bahwa tiada yang dicintainya kecuali Allah taala maka otomatis dan berkesinambungan hatinya akan bersih dari selain Allah dan selalu ingat kepada Allah Swt.

Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan bimbingan kepada kita sampai sirathal mustaqim dan memberikan kekuatan kita secara lahir dan batin. Maka kita akan selalu menyadari bahwa semua yang ada dalam diri kita adalah amanah Allah Swt. (Silvia Bidayah Nafsani)

Al Rabbani Islamic College, 12 Oktober 2020.