KEGIATAN TAWAJJUH AKBAR MAJELIS PENGKAJIAN TAUHID TASAWUF DI BALAI INABAH GAMPONG PEUNAGA RAYEUK KEC MEUREUBO ACEH BARAT
Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf ( MPTT-I ) Kabupaten Aceh Barat kembali melaksanankan kegiatan tawajjuh keliling yang dilaksanakan tiap bulan sekali atas anjuran Al-Mukarram Abuya Syekh H Amran Waly Al-Khalidi selaku mursyid tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah se Asia Tenggara dan pimpinan Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf se Asia Tenggara ( MPTT-I ).
Tawajjuh sebagai bentuk amalan tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah.
Tarekat Naqsyabandiyah adalah salah satu tarekat sufi yang sangat terkenal dan berpengaruh dalam sejarah Islam. Tarekat ini didirikan oleh Baha-ud-Din Naqshband Bukhari pada abad ke-14 M.
Prinsip utama: Tarekat Naqsyabandiyah menekankan pentingnya zikr (mengingat Allah), pengendalian diri, dan kesadaran spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Dan Tawajjuh ; Dalam tarekat Naqsyabandiyah, tawajjuh merujuk pada perhatian atau fokus spiritual yang diarahkan kepada Allah. Praktisi tarekat ini berusaha untuk memusatkan perhatian mereka pada Allah dalam setiap aspek kehidupan.
Asy-Syeikh Ahmad bin Muhammad Al-Ajibah Al-Hasani Asy-Syadzili menerangkan makna tawajjuh:
وبيان ذلك أن الحق سبحانه إذا أراد أن يوصل عبده إليه توجه إليه أولا بنور حلاوة العمل الظاهر وهو مقام الإسلام فيهتدى إلى العمل ويقنى فيه ويذوق حلاوته ثم يتوجه إليه بنور حلاوة العمل الباطن، وهو مقام الإيمان من الإخلاص والصدق والطمأنينة والانس بالله، والتوحش مما سواه، فيهتدى إليه ويفنى فيه، ويذوق حلاوته ويتمكن من المراقبة، وهذا النور أعظم من الأول، وأكمل ثم يتوجه إليه ينور حلاوة المشاهدة، وهو عمل الروح، وهو أول نور الموجهة، فتأخذ الدهشة والحيرة والسكرة، فإذا أفاق من سكرته، وصحامن جذيته وتمكن من الشهود وعرف الملك العبود ورجع إلى البقاء كانالله وبالله، فاستغنى عن النور وبمشاهدة نور النور لأنه صار عين النور فصار مالكل للانوار بعد أن كانت مالكلة له، لافتقاره لها قبل وصول إلى أصلها فلما وصل صار عبد الله حرا مما سواه ظاهره عبودية وباطنه حرية.
Sesungguhnya ketika Allah berkehendak untuk wushul/menyampaikan antara hambaNya kepada-Nya, Dia menghadap kepada hamba itu pertama kali dengan cahaya manisnya amalan dhahir, yaitu maqam Islam, sehingga hamba mendapatkan petunjuk untuk beramal dan bersungguh-sungguh di dalam beramal dan merasakan manisnya Islam.
Kemudian kedua, Dia menghadap kepada hambaNya dengan cahaya manisnya amalan bathin, yang merupakan maqam Iman, di antaranya ikhlas, shiddiq, thuma'inah, Anis (berjinak-jinak dengan Allah), dan menjauhi segala sesuatu selain Allah. m Maka hamba itu mendapatkan petunjuk pada maqam itu, fana didalamnya dan merasakan manisnya serta tamkin (mantap) didalam muraqabah. Cahaya ini lebih agung dan lebih sempurna dari cahaya pertama.
Kemudian Dia menghadap kepada hamba dengan manisnya cahaya Musyahadah yg merupakan amalan ruh dan maqam Ihsan, Itulah awal cahaya Muwajahah, sehingga kekaguman, kebinguan dan sakr/keadaan mabuk menghinggapinya. Setelah hamba sahwu/sadar dari sakr/mabuknya, sehat dari kegilaannya dan tamkin (kokoh) Syuhud nya kepada Allah, mengetahui Maharaja yg disembah dan kembali kepada Baqa billah/kekelan bersama Allah, maka hamba tersebut menajdi milik Allah dan oleh Allah. Maka kerana setelah itu ia tidak memerlukan cahaya karena telah bermusyahdah/menyaksikan Nur ala Nur (cahaya diatas cahaya). Kerana hamba telah menjadi cahaya itu sendiri. Dia menjadi pemilik berbagai cahaya, yg sebelumnya dia dimiliki cahaya, kerana keperluannya kepada cahaya hanyalah sebelum ia sampai kepada hakikat sumber pokoknya yaitu Allah. Setelah hamba itu Wushul/sampai, maka dia menjadi hamba Allah yg bebas dari selain Dia. Luar nya sebagai hamba sedangkan bathinnya merdeka. Merekalah wali-wali Allah yg menjadi cahaya yg menerangi Ruhani para Salikin utk sampai kepada Allah.
(Kitab Iqozhul Himam fi Syarh Al-Hikam Dar Al-Ma'arif Al-Qaherah hal 108-109)
Asy-Syeikh Abul Abbas Ahmad Zarruq Al-Fasi menjelaskan makna tawajjuh
قلت: فأنوار التوجه أنوار : العمل والمعاملة، وأنوار المواجهة : مايرد من حقائق المواصلة.
فمظاهر الأولي ثلاثة: الاستدلال للتوصل والعمل للتوسل، والتعلق للتقرب.
ومظاهر الأخرى ثلاثة: التوفيق للهداية، والإلهام للعناية، والتحقق للولاية قال الله تعالى "ومن لم يجعل الله له نورا فما له من نور" (سورة النور: ٤٠).
Cahaya Tawajjuh meliputi amal dan muamalah, sedangkan cahaya Muwajaha meliputi segala hal yg datang dari hakikat wushul, ketika hamba telah sampai kepada-Nya.
Tanda-tanda lahiriyah kelompok pertama ada tiga (cahaya Tawajjuh) yaitu mencari petunjuk untuk sampai, menjadikan amal sebagai wasilah, dan taqluq al-qurb (mengaitkan diri untuk mendekati) Allah.
Tanda-tanda bathin kelompok kedua (cahaya Muwajaha) ada tiga, yaitu mendapatkan Taufik Hidayah Allah sebagai petunjuk, Ilham sebagai pertolongan, dan kesempurnaan kewalian. Allah Ta'ala berfirman "Barangsiapa yang Allah tidak menjadikan untuknya cahaya maka ia tidak mendapatkan cahaya." (QS. An-Nur: 40).
(Kitab Hikam Ibn Athaillah: Syarh Syaikh Zarruqi, Dar Al-Kotob Al-ilmiyah Beirut hal 52).
Kegiatan tawajjuh keliling dilaksanakan di Minggu malam Senin 29 Juni 2025 berlokasi Balai Inabah Gampong Peunaga Rayeuk kec. Meureubo Aceh Barat pimpinan tgk Afifuddin salah satu khalifah senior MPTT-I.
Acara pelaksanaan tawajjuh di pimpinan langsung oleh Abu Muslim Has pimpinan Dayah Babussalam Meulaboh sekaligus ketua Umum MPTT-I Aceh Barat dan turut hadir koordinator Rateeb Seribee Aceh Barat, yaitu tgk Adoe (Bintang tiga), H. Ramadhan (komandan MPTT-I), dan turut hadir khalifah-khalifah, MPTT-I beserta dewan guru MPTT-I beserta ratusan jamaah yang hadir dari berbagai kecamatan dan gampong Aceh Barat.
Acara di buka oleh khalifah tgk Afifuddin selaku tuan balai inabah dan moderator tgk Kamal pimpinan Balai Misbahul Munir. Acara dilanjutkan pembacaan makalah Abuya oleh komandan tentang tema sombong. Kemudian di syarah kan (diberi komentar penjelasan) Para dewan,guru MPTT-I Aceh Barat diantara pertama oleh Tgk Abi Khairuddin pimpinan dewan guru Balai Nur Makrifat dan kedua, lagi oleh tgk Khalifah Ibnu Umar pimpinan balai Ujung Drien. Tgk ibnu Umar menjelaskan, "penyakit yang paling besar pada diri manusia adalah sombong. Dan sombong tidak bisa dihilangkan hanya dengan ilmu dan amal. Tapi dengan ajaran tauhid tasawuf dan tauhid Sufi, melalui zikir-zikir, tawajjuh, dan suluk, dibawah bimbingan murysid. Ketiga, penyampaian oleh Khalifah tgk Idrus selaku pimpinan balai Miftahul Jannah dan kelima kesimpulan oleh Tgk Abu Muslim Has ketua umum MPTT-I Aceh Barat.
Acara di tutup dengan Zikir rateeb seribe kemudian tawajjuh tarekat Naqsyabandiyah. Dengan keberkahan Allah Ta'ala dan Rasul-Nya melalui wasilah Al-Mukarran Abuya Syekh H Amran Waly Al-Khalidi melaui dengan adanya kegiatan tawajjuh keliling ini dan kegiatan pengajian dan zikir rateeb seribe di berbagai balai-balai MPTT-I dan posko2 MPTT-I di Kabupaten Aceh Barat, akan membawa keberkahan dan kesejahteraan bagi masyarakat Aceh Barat khususnya dan Aceh bahkan Indonesia pada umumnya. Sekian dan demikian.
[ MAJELIS PENGKAJIAN TAUHID TASAWUF KABUPATEN ACEH BARAT ]