Mudir 'Ali Ungkap Tiga Integrasi Untuk Pemimpin Madani Berbasis Tasawuf

Dengan mengambil tema "Tasawuf dan Kepemimpinan: Melahirkan Kepemimpinan Madani", Mudir 'Ali JATMAN ungkapkan ada tiga integrasi yang dapat dijadikan landasan bagi seorang pemimpin.

Agustus 24, 2025 - 08:09
Agustus 24, 2025 - 08:10
Mudir 'Ali Ungkap Tiga Integrasi Untuk Pemimpin Madani Berbasis Tasawuf
Mudir 'Ali JATMAN menjadi narasumber dalam diskusi panel Kota Sufi Se-Nusantara 3.0, Sabtu, (23/8/2025)

Sabah, Malaysia, JATMAN Online

Penyelenggaraan Kota Sufi Se-Nusantara 3.0 di Kinabalu Sabah, Malaysia, selain sebagai pertemuan antar mursyid thariqah, juga diisi dengan diskusi-diskusi panel. Dalam kesempatan itu, Mudir 'Ali JATMAN, Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa hadir sebagai narasumber, Sabtu, (23/8/2025).

Dengan mengambil tema "Tasawuf dan Kepemimpinan: Melahirkan Kepemimpinan Madani", Mudir 'Ali JATMAN ungkapkan ada tiga integrasi yang dapat dijadikan landasan bagi seorang pemimpin.

"Ada tiga integrasi yang diharapkan dapat melahirkan pemimpin madani. Pertama, Dimensi Spiritual-Tasawuf (Tazkiyatun Nafs dan Akhlaq al-Mahmudah) sebagai fondasi karakter. Kedua, Dimensi Etika-Kepemimpinan Islami (Amanah'AdlShūra) sebagai pedoman operasional. Dan ketiga, Dimensi Manajerial-Kontemporer (Kepemimpinan Transformasional dan Servant Leadership) sebagai alat efektivitas." ungkap Pengasuh Pasulukan Al-Masykuriyyah itu.

Dari tiga integrasi itu, diharapkan melahirkan pemimpin yang tidak hanya capable dalam mengelola sumber daya, tetapi juga menjadi teladan moral (moral exemplar) yang mampu membawa masyarakatnya menuju peradaban yang unggul secara material dan spiritual.

Mudir 'Ali melanjutkan bahwa sintesis ini sejalan dengan pesan ilahi dalam Surah Al-Baqarah ayat 30, yang menyiratkan tanggung jawab kekhalifahan manusia di muka bumi untuk menciptakan tatanan yang berkeadilan dan bermartabat.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً

Artinya : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. (QS. Al-Baqarah [2]: 30)

Oleh karena itu, seorang pemimpin madani adalah manifestasi dari khalifah Allah yang bertugas memakmurkan bumi (`imarat al-arḍ) berdasarkan prinsip-prinsip ketuhanan. Ia memadukan ketajaman visi intelektual dengan keluhuran spiritual, sebagaimana doa yang diajarkan dalam Al-Qur'an untuk meraih kebaikan di dunia dan akhirat:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً

Artinya : Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. (QS. Al-Baqarah [2]: 201)

Dengan demikian, kerangka kepemimpinan madani ini menawarkan sebuah solusi holistik yang menjawab tantangan kontemporer tanpa mengabaikan landasan nilai transendental, sehingga melahirkan pemimpin yang progesif dan berintegritas, yang keputusannya selalu dilandasi oleh kesadaran akan pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT kelak.