MILAD 14 MUHARRAM KHOWJA BAHAUDDIN MUHAMMAD NAQSYABANDI

Bahauddin Naqsyabandi adalah seorang sufi dan pendiri Tarekat Naqsyabandi pada abad ke-14. Ia lahir pada tahun 1318 M di wilayah Bukhara, Uzbekistan, dan meninggal pada tahun 1389 M.
- *Tarekat Naqsyabandi*: Tarekat Naqsyabandi adalah salah satu tarekat sufi yang paling terkenal dan berpengaruh di dunia Islam. Tarekat ini menekankan pentingnya zikir, kesadaran spiritual, dan hubungan dengan Tuhan.
- *Ajaran Bahauddin Naqsyabandi*: Bahauddin Naqsyabandi mengajarkan tentang pentingnya kesadaran spiritual, zikir, dan hubungan dengan Tuhan. Ia juga menekankan pentingnya hidup sederhana dan menjauhi kesenangan duniawi.
Bahauddin Naqsyabandi adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah tasawuf dan Tarekat Naqsyabandi masih memiliki pengikut yang banyak di seluruh dunia.
Asy-Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi Al-Irbil Asy-Syafi'i al-Naqshabandi menjelaskan
قال الشيخ الأكبر السيد محمد بهاء الدين النقشبندي قدس الله سره: "بداية طريقتنا نهاية سائر الطرق" أن الطريقة النقشبندية أقرب الطرق واسهلها على المريد للوصول إلى درجات التوحيد وإن كان ناقص القابلية غير تام الاستعداد لهذه الدرجة العلية، فإن شيخه يتصرف فيه بمزيد محبته له، لأن مبناها على التصرف والقاء الجذبة المتقدمة على السلوك من المرشد الداخل تحت وراثة النبى صلى الله عليه وسلم في أحواله الخاصة التى منها قوة إلقاء الأنوار الإلهية على قلوب الطالبين للحق وأوفر كمل أتباعه حظا فى وراث تلك الحال الصديق الأكبر أبو بكر رضي الله عنه، وهو واسطة عقد هذه السلسلة. وعلى اتباع السنة واجتناب البدعة (وهى البدعة السيئة التى لا يرضاها الله ورسوله), بأن يأخذ بالعزائم ويتباعد عن الرخص ويتخلى عن الرذائل ويتحلى بمحاسن الأخلاق والفضائل.
Asy-Syaikh al-Akbar As-Sayyid Muhammad Bahauddin an-Naqasyabandi Qaddasallahu Sirrahu berkata, " Permulaan dalam Thariqoh kami (tarekat Naqsyabandiyah) merupakan penghujung di Thariqah-thariqah lainnya."
Ketahuilah bahwa Thariqah Naqsyabandiya merupakan tarekat yang paling dekat dan paling mudah bagi murid untuk mencapai derajat tauhid, meskipun kemampuan penerima si murid kurang baik dan tidak memiliki kesiapan yang sempurna untuk meraih derajat tinggi itu.
Syaikh yang menjadi Mursyid di dala. Thariqat ini akan berupaya melakukan pengaturan pada sang Murid dengan menambahkan rasa cinta kepadanya. Karena Thariqah ini berpondasi pada pengubahan perilaku (tasharruf) dan pemberian keterikatan Ruhani (jadzbah) yang lebih di dahulukan daripada penempuhan jalan Ruhani (Suluk) dari seorang Murysid yang sudah masuk dalam kategori pewaris Nabi Shalallahu Alayhi Wasallam dalam kondisi-kondisi ruhaninya yang khusus (al-ahwal al-khashshah). Dari ahwal yang khusus itu Syaikh Mursyid dapat memancarkan Cahaya-cahaya ketuhanan (al-Anwaar al-, Ilahiyyah) ke hati para pencari Tuhan Yang al-Haqq. Bagian terbesar para pengikut sempurna Thariqah Naqsyabandiya adalah pewarisan kondisi Ruhani sang pembesar agung As-Sayyidi Abu Bakar As-Shiddiq Radhiyallahu Anhu yang menjadi perantaan ikatan silsilah Thariqah ini.
Bagi para tingkat pemula tarekat Naqsyabandiyah didahulukan mengikuti Sunnah dan menjahui bid'ah yang buruk yang tidak diridhai Allah dan Rasul-Nya. Dengan pemantapan hati, menjauhi rukhshah, mengosongkan diri dari sifat-sifat buruk (takhalla) dan menghiasi diri dengan akhlak- akhlak mulia (tahalli).
(Kitab Tanwirul Al-Qulub fi Mua'malah 'Allam Al-Ghuyub, Maktabah Al-Tawfikiyah Al-Qaherah hal 475-476)
Kelebihan memperoleh ilmu, dan makrifat dari Thariqoh Naqsyabandiyah bukanlah dari banyak membaca dan menelaah kitab-kitab Tasawuf atau kitab-kitab hakikat melainkan semata2 limpahan Cahaya Syaikh Mursyid kepada si murid yang apabila murid tersebut benar-benar patuh kepada Mursyid dan menjaga adab tarekat dan ber akhlak mulia. Maka proses memperoleh maqam makrifat dalam tarekat Naqsabandiyah ada dua bentuk yaitu;
1. Berbentuk jazhbah pelakunya dikenal al-Majdzub as-Salik)
2. Berbentuk Suluk pelakunya as-Salik al-Majdzub).
Lebih lanjut Syekh Muhammad Amin Al-Kurdi menerangkan
فعلم أن الجذب فى هذه الطريقة (النقشبندية) مقدم على السلوك، والمجذول السالك أعلى من السالك المجذوب. لا شتراكهما فى العبور على المنازل. وزيادة المجذوب بأن يشهد الأشياء بالله، وهذا أعلى ممن يشهدهالله، ولأن السالك المجذوب ينتهى إلى الفناء وهذا ينتهى إلى البقاء والصحور بعد الفناء. ومن هنا تعلم أن بداية المجذوب السالك نهاية السالك المجذوب، ومن تلبس بهذا الحال لا شك يكون أقرب وصولا من المتلبس بالسلوك.
Di dalam Thariqah ini (Naqsyabandiya) jadzub (keterikatan Ruhani) lebih didahulukan daripada suluk (penempuh jalan Ruhani). Lalu orang jadzub lalu menempuh jalan Ruhani ( (al-Majdzub as-Salik) lebih tinggi derajatnya daripada orang suluk yang kemudian mengalami keterikatan Ruhani (as-Salik al-Majdzub). Kedunya sama-sama mengalami pelintasan jenjang-jenjang Ruhani. Namun al-Majdzub as-Salik memiliki kelebihan, karena ia Syuhud (menyaksikan) Segala sesuatu dengan Allah. Dan ini tentu lebih tinggi daripada orang yang penyaksian segala sesuatu karena Allah (as-Salik al-Majdzub). Selain itu, as-Salik al-Majdzub hanya akan berujung pada fana (lenyap dalam Allah), sedangkan al-Majdzub as-Salik akan berujung pada Baqa (lestari bersama Allah) dan sadar setelah fana (ash-shahwu ba'adal fana). Dari sini diketahui titik mula al-Majdzub as-Salik merupakan ujung perjalanan as-Salik al-Majdzub. Orang yang pada pada kondisi Ruhani ini (al-Majdzub) tentu akan lebih cepat sanpai kepada Allah daripada orang yang mengenakan suluk.
(Kitab Tanwirul Al-Qulub fi Mua'malah 'Allam Al-Ghuyub Maktabah Al-Tawfikiyah Al-Qaherah hal 476).
Asy-Syaikh Abdul Ghani An-Nabulsi ad-Dimasyqi juga menjelaskan
قال خضرة الخواحة بهاء الدين النقشبندي قدس سره العزيز: إن بناء الأمر كله في هذا الطريق المستقيم الموصل إلى الله تعالى على الحضور مع النفس بفتح الفاء فينبغي أن يجتهد المريد كل الاجتهاد في حفظ ما بين النفسين: النفس الداخل والنفس الخارج فيحضر مع الله تعالى بينهما حتى لا يخرخ النفس الداخل من فمه إلا مع الحضور كما ذكرنا حتى لا يدخل عليه نفس بغفلة ولا يخرج بغفلة من غير حضور مع الله تعالى.
Hadirat Khoja Bahauddin an-Naqasyabandi Qaddasallahu Sirrahu menyatakan, bahwa pondasi utama tarekat ini (Naqsyabandiyah) yang lurus menuju Wushul'ilalah adalah kondisi hudhur bersama setiap nafas, sehingga diharuskan bagi si murid untuk berusaha menjaga antara dua nafas, agar nafas itu jangan sampai masuk dengan kelalaian dan jangan keluar dengan kelalaian pula. Tapi murid harus berusaha menjaga dengan sungguh-sungguh antara dua nafas itu yaitu nafas yang masuk dan nafas yang keluar.
Hendaknya dia hadir bersama Allah Ta'ala diantara keduanya sehingga nafas yang keluar dan nafas yang masuk dari mulutnya selalu disertakan bersama Allah. Tujuannya agar jangan sampai ada satupun nafas yang masuk dengan kelalaian dan jangan keluar dengan kelalaian pula tanpa terjadinya hudhur bersama Allah Ta'ala.
(Kitab Miftahul Ma'iyah fi Syarh Risalah Thariqah al-Sadat al-Naqasyabandiyah, Dar Nashirun Beirut hal 111-112)
Imam Tariqah Khwaja Bahauddin Shah Naqshbandi qs berdoa, “Yaa Rabbi, jangan biarkan orang-orang yang menjadikan aku sebagai mursyidnya dan orang-orang yang datang setelah aku atau sebelum aku hidup, tanpa mendapatkan dukungan-Mu.”
Seluruh malaikat di langit kemudian mengucap, “Aamiin...”
GrandShaykh Abdullah Faiz ad-Dagestani qs berkata bahwa berkah dari doa itu muncul empat kali dalam setahun, dan perlindungan dikirimkan kepada para pengikut Shah Naqshbandi qs yaitu pada tanggal 14 Muharam (hari kelahiran Shah Naqshbandi qs), hari pertama bulan Ramadan, hari kelima-belas Ramadan, dan saat Lailatul Qadar.
Pada hari-hari istimewa ini Allah 'Azza wa Jalla mengirimkan perlindungan khusus kepada para pengikut Shah Naqshbandi qs. Siapa pun yang masuk ke dalam Tariqah Naqshbandi, dia akan dilindungi dari segala penjuru.
Selamat memperingati
Milad 14 Muharram Qutub Rabbani khowjah Bahauddin Naqsyabandi.
Budi Handoyo SH MH