QUBAH AL-HADRA’ DAN TAREKAT NAQSABANDIYAH

Qubah al-Hadra’ dan Naqsabandiyah

Mei 19, 2025 - 07:53
Mei 19, 2025 - 08:04
QUBAH AL-HADRA’ DAN TAREKAT NAQSABANDIYAH
DR. KH. Ali M. Abdillah, Sekraetaris Umum JATMAN

Oleh: DR. KH. Ali M. Abdillah

(Sekretaris Umum JATMAN) 

Apa hubungannya tarekat Naqsabandiyah dengan Qubah al-Hadra’ ? Ternyata tarekat Naqsabandiyah memiliki relasi erat dengan Qubah al-Hadra’ (Kubah Hijau Makam Baginda Nabi Muhammad SAW, Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq dan Sayyidina Umar).

Pertama, zikir ismu dzat yang diamalkan para pengamal tarekat Naqsabandiyah berasal dari Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq yang bersumber dari Rasulullah SAW. Zikir ini dikembangkan oleh Shaykh Baha’uddin an-Naqsabandi sebagai sebuah metode dalam menuju Allah (wushul ilallah). Zikir ismu dzat memiliki tujuh tingkatan lathaif yaitu lathifah qalbi, lathifah ruh, lathifah sirri, lathifah khafi, lathifah akhfa, lathifah nafsu nathiqah dan lathifah jamiul badan.

Ulama Mekah yang menjadi maha guru ulama tarekat Naqsabandiyah Nusantara yaitu Shaykh Sulaiman Zuhdi yang tinggal di Jabal Qubais. Kemudian para santri Nusantara mengembangkan tarekat Naqsabandiyah di wilayah Nusantara mulai Aceh, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Malaysia sampai Pakistan dan lainnya. Selain itu, juga ada beberapa jalur lain. Para pengamal tarekat Naqsabandiyah di Nusantara memiliki silsilah muttasil daru guru ke guru sampai kepada Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq hingga sumbernya yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW.

Kedua, para pengamal tarekat Naqsabandiyah memiliki disiplin tinggi dalam menjalankan syariat al-gharra’ dan tarekat al-baidha’. Dalam praktek syariat meliputi aspek lahir dan batin sehingga terhindar dari segala penyimpangan.

Ketiga, mengamalkan zikir tarekat Naqsabandiyah tujuh lathaif di hadapan Shahibul Qubah al-Hadara’ terasa semakin syahdu karena terkoneksi dengan sumbernya sumber (Abu al-Arwah). Para pengamal tarekat Naqsabandiyah dalam zikirnya memiliki dua tasbih yaitu ada tasbih kecil dan besar. Hal ini merupakan ciri khas tasbih yang digunakan para pengamal tarekat Naqsabandiyah khalidiyah dalam mengamalkan zikir tujuh lathaif.

#Bertarekat mu’tabarah itu indah, pasti mengikuti syariat dhahir dan batin serta sunnah Nabi, (Ali M. Abdillah, Madinah al-Munawarah, 20 Dzul Qa’dah 1446 H).