TEORI EMANASI (AL-FAYD) DALAM TASAWUF

Emanasi dalam bahasa Arab disebut sebagai "fayd" (فيض) atau "tajalli" (تجلي).
- *Fayd*: Fayd memiliki arti limpahan atau curahan, dan seringkali digunakan dalam konteks spiritual untuk menggambarkan limpahan rahmat atau karunia dari Allah SWT.
- *Tajalli*: Tajalli memiliki arti manifestasi atau penampakan, dan seringkali digunakan dalam konteks spiritual untuk menggambarkan penampakan atau manifestasi Tuhan dalam diri manusia atau alam semesta.
Kedua istilah ini seringkali digunakan dalam konteks tasawuf dan filsafat Islam untuk menggambarkan hubungan antara Tuhan dan makhluk-Nya.
Asy-Syaikh Al-Arifbillah Al-Kamil Maulana al-Imam Sayyid Haidar Al-Amuli Qaddasallahu Sirrahu menjelaskan
قال الشيخ العارف بالله الكامل مولانا السيد حيدر الاملى قدس الله سره
إعلم أن للأسماء صورا مقولة في علمه تعالى لأنه عالم بذاته لذاته واسمائه وصفاته، وتلك الصور العقلية العلمية من حيث إنها عين الذات المتجلية بتعين خاص ونسبة معينة هي المسماء بالاعيان الثابتة سواء كانت كلية أو جزئية في اصطلاح أهل الله، وتسمى كلياتها بالماهيات والحقائق وجزئياتها بالهويات عند أهل النظر.
فالماهيات هي الصور الكلية الاسمائية المتعينة في الحضرة العلمية تعينا أوليا، وتلك الصور فايضة عن الذات الإلهية بالفيض الأقدس والتجلى الأول بواسطة الحب الذاتي، وطلب "مفاتح الغيب ألتي لا يعلمها إلا هو" ظهورها وكمالاتها (كمالها).
فإن الفيض (الإلهي) ينقسم بالفيض الأقدس والفيض المقدس، وبالاول تحصل الأعيان الثابتة واستداداتها الأصلية(في العلم)، وبالثاني تحصل تلك الأعيان في الخارج مع لوازمها وتوابعها".
Ketauhilah nama memiliki bentuk rasional dalam ilmu Allah Ta'ala sebab Dia Maha Mengetahui dengan Dzat-Nya tentang Dzat-Nya, nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya. Bentuk rasional dan ilmiah tersebut, dalam kapasitasnya sebagai Dzat yang memanifestasikan (al-Mutajalliyat) Diri-Nya dengan takyin khusus dan nisbah (hubungan) tertentu (mu'ainat) dinamakan a'yan ash-Tsabitah (entitas yg tidak berubah), baik bersifat universal (kulliyat) maupun parsial (juzi'yat) dalam istilah Ahlulllah universalitas dinamakan mahiyah (esensi) dan haqiqah (hakikat), sedangkan parsialnya dinamakan huwiyyah (kediaan) dalam istilah ahli nazhori.
Mahiyah adalah bentuk universal dalam bentuk nama-nama yang mewujud dalam hadrat al-Ilmiyyah pada takyin awwal dan bentuk itu memancar dari Dzat Ilahi dengan emanasi (pancaran) yang paling suci (al-fayd al-Aqdas), tajalli awal (manifestasi pertama) dengan perantaraan hubb adz-Dzati, dan emanasi kunci-kunci keghaiban yang tidak diketahui kecuali Dia, serta dzhuru (penampakkan) dan Kamalat (kesempurnaan)Nya.
Emanasi atau pancaran (al-fayd) itu terbagi kedalam emanasi paling suci (al-fayd al-Aqdas) dan emanasi yang disucikan (al-fayd Al-Muqadas). Dengan emanasi pertama yakni al-fayd al-Aqdas dihasilkan a'ayan ast-Tsabitah dan isti'dad (kesiapan-kesiapan) aslinya. Sementara dengan emanasi kedua al-fayd Al-Muqadas dihasilkan a'ayan (entitas) pada alam kharij (materi) bersama lawazim dan pengikut-pengikutnya (yakni: martabat-martabat dibawahnya, yaitu alam semesta yg hudust).
[ Kitab Asrar asy-Syari'ah wa Athwar ath-Thariqat wa Anwar Al-Haqiqah, Al-Syaqafi Qum: Nur ala Nur Qum, Teheran, hal 41-42 ]
Berdasarkan penjelasan Haidar Al-Amuli diatas bahwa : Emanasi adalah konsep filosofis dan tasawuf yang merujuk pada proses penciptaan atau pengeluaran sesuatu dari sumber yang lebih tinggi atau lebih dalam.
Dengan demikian emanasi dapat diartikan sebagai proses penciptaan atau pengeluaran sesuatu dari sumber yang lebih tinggi atau lebih dalam, seperti penciptaan alam semesta dari Tuhan.
Teori emanasi pertama kali dikembangkan oleh beberapa Filsuf dan Sufi seperti Plotinus, Al-Kindi, Al-Al-Kindi dan Ibnu Sina dan o Ibnu Arabi, yang melihat emanasi sebagai proses penciptaan yang berkelanjutan dan hierarkis.
Dalam konteks tasawuf emanasi (al-fayd) seringkali dikaitkan dengan konsep tentang asal-usul dan hubungan antara Tuhan dan makhluk-Nya.
Pada perkembangan selanjutnya teori emanasi (al-fayd) filsafat oleh Syekh Abdul Karim Al-Jili dipakai ke dalam tasawuf untuk menjelaskan proses hirarki (martabat) Wujud yg berjenjang mencapai 40 martabat, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Maratibul Wujud wa Haqiqat al-Maujud dan kitab al-Insan al-Kamil. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya oleh Syekh Burhanpuri Al-Hindi memakai teori emanasi tasawuf yg telah di formulasisasikan al-Jili menjadi tujuh jenjang yg kenal istilah martabat tujuh yang populer di kenal dunia irfan melayu.
Emanasi pertama (al-fayd al-Aqdas) meliputi martabat Qadim;
1. Ahadiyah (Dzat Al-Mutlaq)
2. Wahdah ( Syu'un Dzat /Haqiqatul Muhammadiyah)
3. Wahidiyah (a'ayan ast-Tsabitah )
Emanasi kedua (al-fayd Al-Muqadas) meliputi martabat kharij yg hudust;
4. Alam Arwah
5. Alam mitsal
6. Alam ajsam
7. Alam Insan.
Budi Handoyo SH MH