Polemik Ucapan Selamat Tahun Baru

Agustus 30, 2023 - 03:51
Polemik Ucapan Selamat Tahun Baru

Ucapan selamat tahun baru Hijriah telah menjadi polemik di kalangan umat Islam, apalagi ucapan happy new year, selamat tahun baru Masehi sudah dipastikan menjadi bahan perdebatan setiap momen pergantian tahun.

Dalil tasyabuh, menyerupai non muslim selalu menjadi sumber hukum dalam menyikapi polemik yang berkepanjangan seakan tanpa ujung dan tidak selesai-selesai diributkan dan diperdebatkan.  

Tasyabbah

Teks hadis man tasyabbah biqaumin fahuwa minhum, siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia tergolong kaum tersebut, seakan-akan dipaksakan berlaku umum dan universal tanpa memperhatikan asbab wurudnya sementara hadis ini disabdakan Nabi SAW saat terjadi perang Uhud untuk membedakan pasukam muslim dan non muslim.

Agar kaum muslim berbeda dengan selainnya saat perang maka Nabi SAW menganjurkan memberi tanda pada pakaian sahabat untuk membedakan dengan non muslim. Jadi hadis tasyabuh sama sekali tidak ada hubungannya dengan menyerupai non muslim untuk segala situasi dan kondisi, apalagi saat ini kita tidak berperang dengan mereka.

Al-Asqalani dalam Fathul Bari juz XI menjelaskan hadis tasyabuh bahwa yang dilarang adalah menyerupai mereka dengan menggunakan tanda salib dan menyerupai dalam hal ubudiyah, yakni menyamai mereka dalam hal penyembahan. 

Jadi tasyabuh memang dihukumkan haram jika berdasar pada hadis lain, yakni khaliful yahud, menyerupai mereka dalam soal ibadah. Khusus mengucapkan selamat tahun baru karena ini bukan penyembahan dan bukan pula ibadah maka hukumnya mubah, dibolehkan.

Apalagi karena ucapan selamat tahun baru sudah membumi masyhur dalam masyarakat dan spontan terucap menjelang pergantian tahun sebagai sarana komunikasi silaturahim bisa jadi menjadi ladang amal hablun minannas dan untuk menambah keakraban. 

Perspektif lain orang yang sudah sekian lama tidak bertegur sapa bisa jadi ucapan selamat tahun baru yang diiringi permohonan maaf dan harapan menjadikan pahala kebaikan dan hal itu bisa disampaikan secara lisan dan tulisan atau saat ini ucapan tersebut biasanya lewat medsos berupa WhatsApp, Facebook, Twitter, Instagram, dan selainnya.

Muhasabah

Selain mengucapkan selamat tahun baru, yang terpenting juga dilakukan adalah muhasabah, yakni intropeksi diri diakhir tahun mengawali tahun baru karena pergantian tahun itu berlaku untuk semua umat. 

Ada yang menganggap bahwa tahun baru masehi adalah milik non muslim padahal al-Qur’an dalam surah al-Isra ayat 12 secara jelas menerangkan perputaran syamsiah sebagai tahun Miladiah juga bagian dari tahun Qamariah. Jadi tahun baru masehi juga untuk Islam.

Kenyatannya penanggalan tahun masehi dipakai juga untuk menentukan waktu ibadah seperti jadwal salat karena saat ini sepenuhnya ditentukan oleh pergerakan waktu tahun syamsiah dan sama sekali tidak berurusan dengan pergerakan qamariah.

Karena itu setiap pergantian tahun kita dianjurkan muhasabah dengan cara berniat memperbaiki diri, kita dilarang menyesali pergantian tahun, bahkan Nabi SAW melarang mencela perputaran waktu pergantian tahun baru.

Hadis dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW bersabda: Jangan kalian mengutuk waktu karena Allah adalah waktu (HR Muslim dan Ahmad). Kalau begitu, berarti ucapan tahniah, yakni ucapan keselamatan, termasuk ucapan selamat tahun baru dianjurkan tanpa memilah tahun masehi atau hijriah. 

Itulah sebabnya setiap tahun baru hijriah ada kalimat tahniah yang selalu terucap untuk keluarga dan kerabat, kulla aamin wa antum bikhair (semoga setiap tahun kalian dalam kebaikan). 

Ucapan tahniah seharusnya diucapkan juga saat pergantian tahun masehi sebagai bagian dari muhasabah sekaligus doa untuk lebih memperbaiki diri dari tahun sebelumnya. 

Doa Tahun Baru

Doa adalah permohonan sesuatu kepada Tuhan (QS. al-Mu’min/40: 60), yakni meminta bantuan dari-Nya (QS. al-Baqarah/2:23). Doa merupakan ibadah (QS. Yunus: 10:106) dan Nabi saw bersabda al-doa’u mujjul ibadah (doa sebagai inti ibadah). Jadi saat mengucapkan selamat tahun baru sembari berdoa tentu sangat dianjurkan karena menjadi bagian dari ibadah.

Apalagi di akhir tahun ini banyak bencana, banjir, longsor, kebakaran dan selainnya dengan berdoa kita berharap agar musibah yang serupa tidak terjadi lagi di tahun mendatang.

Dalam dunia tarekat biasanya di setiap pergantian tahun baru dilaksanakan doa tolak balak secara berjamaah. Selain itu ada pula yang melaksanakan zikir dan doa berjamaah agar mendapatkan berkah hidup tahun berlalu dan tahun kemudian.

Doa untuk tahun baru hijriah ditemukan banyak dalilnya, khusus untuk tahun baru masehi ditemukan teks doa yang beragam. 

Dalam buku panduan MUI doa pergantian tahun masehi adalah,

Allahumma maa ‘amiltu fi haadzhis-sanati mimmaa nahaitanii ‘anhu falam atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa uquubatii wa da’autanii ilat taubati ba’da jur-atii alaa ma’shiyatika, 

Allahumma fa inni astagfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardhaahu wa wa’adtanitsawaaba fas’alukallahumma yaa kariimu yaa dzal judi wal karami an tataqabbalahuu minnii wa laa taqtha’ rajaaii minka yaa kariim. wa shallalahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam.

Artinya, Ya Allah segala yang telah kukerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat, padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar, yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya, dan Engkau sudah mengajak saya untuk bertaubat sesudah saya maksiat. Karena itu, ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu. 

Segala yang telah saya kerjakan selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat yang maha pemurah. Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas yang kami muliakan Nabi Muhammad yang Ummi dan untuk keluarga dan sahabatnya.

Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq.

Mahmud Suyuti, Dosen Hadis dan Ketua MATAN Sulawesi Selatan