JATMAN Hadir dalam The International Naqshabandi Conference di Bukhara Uzbekistan

Okt 4, 2025 - 15:26
Okt 4, 2025 - 15:28
JATMAN Hadir dalam The International Naqshabandi Conference di Bukhara Uzbekistan
Delegasi dari Indonesia, Prof. Dr. K.H. Ali Masykur Musa, S.H., M.Si., M.Hum dalam acara The International Naqshabandi Conference di Bukhara Uzbekistan

Bukhara, Uzbekistan, JATMAN Online

Para pemimpin spiritual dan pendidik dunia berkumpul untuk membahas peran penting ajaran thariqah Naqshabandi dalam pendidikan dan pembinaan moral dalam The International Naqshabandi Conference di Kota Bukhara, Uzbekistan, Sabtu, (4/10/2025).

Acara ini mempertemukan delegasi dari berbagai negara, termasuk Indonesia, yang menggarisbawahi pentingnya spiritualitas dalam membentuk sistem pendidikan modern dan mempromosikan nilai-nilai etika.

Pidato utama dan diskusi menyoroti peran penting praktik spiritual, seperti yang diajarkan dalam tradisi thariqah Naqshabandi dalam membangun karakter moral dan keharmonisan sosial. Di antara pembicara terkemuka adalah Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa, SH., M.Si., M.Hum, delegasi Indonesia sekaligus Mudir ‘Ali Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN), yang berbagi wawasan tentang dampak Sufisme dan tarekat Naqshabandi dalam memupuk kohesi sosial.

Dalam pidatonya, Mudir 'Ali menekankan empat prinsip dasar tasawuf Islam — Tawassuth , Tasamuh , Tawazun , dan Ta'adl —yang saling terkait dan membentuk siklus harmoni yang berkelanjutan dalam masyarakat. Prinsip-prinsip ini penting untuk menjawab tantangan global kontemporer dan mewujudkan masyarakat yang inklusif, adil dan harmonis.

  1. Tawassuth (Moderasi) : Menganjurkan pendekatan yang seimbang, Tawassuth mendorong dialog dan penyelesaian damai dalam situasi konflik. Tawassuth mengajak individu untuk menghargai dan menjunjung tinggi kebaikan dan kebenaran dari berbagai perspektif, menyatukan orang-orang dengan latar belakang yang berbeda.
  2. Tasamuh (Toleransi) : Prinsip ini menumbuhkan sikap menerima dan menghormati perbedaan. Tasamuh mendorong toleransi sekaligus memastikan seseorang tetap teguh pada nilai-nilainya. Dalam konteks multikulturalisme global, prinsip ini krusial dalam mencegah konflik dan memajukan perdamaian.
  3. Tawazun (Keseimbangan) : Tawazun mendorong individu dan masyarakat untuk mempertimbangkan berbagai sudut pandang, memastikan bahwa keputusan dan tindakan seimbang dan adil. Tawazun menganjurkan proporsionalitas dan keadilan dalam interaksi sosial maupun pengambilan kebijakan.
  4. Ta'adl (Keadilan) : Keadilan merupakan inti dari prinsip-prinsip ini. Ta'adl menekankan penempatan segala sesuatu pada tempatnya, memastikan setiap individu diperlakukan secara adil dan setara. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam tentang keadilan dalam segala aspek kehidupan, mulai dari hubungan sosial hingga pemerintahan.

Mudir 'Ali menyoroti bagaimana integrasi prinsip-prinsip ini dalam tradisi Naqshabandi tidak hanya memberikan bimbingan spiritual tetapi juga alat praktis untuk menciptakan masyarakat yang didasarkan pada rasa saling menghormati, keadilan sosial dan kesejahteraan untuk semua. Dalam sambutan penutupnya, beliau menekankan bahwa ajaran tarekat Naqshabandi membantu menumbuhkan kepemimpinan moral dan menginspirasi individu untuk berjuang demi dunia yang lebih adil dan harmonis.

Konferensi ini juga menyediakan wadah bagi para cendekiawan dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman dan penelitian mereka tentang pengaruh tradisi spiritual dalam pendidikan. Mereka membahas bagaimana ajaran-ajaran ini berkontribusi dalam membangun masyarakat di mana individu dapat mengembangkan karakter, empati dan rasa tanggung jawab terhadap satu sama lain. Diskusi berpusat pada pentingnya mengintegrasikan ajaran spiritual ke dalam kerangka pendidikan untuk membantu membina individu yang berwawasan luas, yang tidak hanya sukses secara akademis tetapi juga berlandaskan moral.

Menjelang akhir konferensi, para peserta menegaskan kembali keyakinan mereka bahwa prinsip-prinsip Tawassuth, Tasamuh, Tawazun, dan Ta'adl dapat menjembatani kesenjangan, membangun pemahaman dan memupuk perdamaian jangka panjang. Ajaran tradisi Naqshabandi, dengan penekanannya pada pendidikan, pengembangan moral dan kerukunan sosial, terus menginspirasi upaya-upaya untuk menciptakan masyarakat global yang lebih welas asih dan adil.