IDUL ADHA 1446 H KOLABORASI ALKAH DZIKIR TAREKAT NAQSYABANDIYAH AL KHALIDIYAH SE-SUMATERA UTARA DAN ACEH

Idul Adha Tarekat Sumut - Aceh

Juni 7, 2025 - 07:00
IDUL ADHA  1446 H KOLABORASI ALKAH DZIKIR TAREKAT NAQSYABANDIYAH AL KHALIDIYAH SE-SUMATERA UTARA DAN ACEH
Syeikh Dr. H. Ahmad Baqi Arifin, SH. MH. MBA

Peringatan Idul Qurban, Kolaborasi Alkah Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah Baitul se-Sumut & Aceh dan Implementasi Ajaran Sayyidi Syeikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya

MEDAN, JATMAN Online – Menyambut momentum Hari Raya Idul Adha 1446 H, Alkah Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah Baitul se-Sumatera Utara dan Aceh, berkolaborasi dengan Lembaga Ilmiah Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI) dan Program Studi Filsafat Metafisika Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan, kembali menunjukkan komitmen dalam mengimplementasikan ajaran Sayyidi Syeikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya.

Kolaborasi spiritual dan sosial ini ditandai dengan pelaksanaan pemotongan puluhan hewan qurban, yang akan disusul dengan rangkaian kegiatan Itikaf Suluk Idul Adha dan Peringatan Hari Guru, serta ziarah. Dalam kegiatan tahun ini, disembelih qurban sebanyak 25 ekor sapi dan 10 ekor kambing.

Penyembelihan dan pendistribusian daging qurban ini dilakukan di beberapa Alkah Dzikir Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah di Sumatera Utara dan Aceh, seperti Baitul Ja'far di Desa Kelambir 5, Hamparan Perak, Deli Serdang; Baitul Babussalam di Desa Suka Makmur, Simpang Kiri, Subulussalam, Aceh; Baitul Muthahhar di Desa Tebing Tanjung Selamat, Padang Tualang, Langkat; Baitul Azdri di Babalan, Langkat; serta lokasi-lokasi Alkah lainnya.

“Kami memastikan setiap proses penyembelihan dilakukan dengan benar secara syariat, tarekat, dan hakekatnya. Daging qurban langsung dibagikan kepada masyarakat sekitar, jamaah, maupun kaum dhuafa,” kata Syeikh Dr. H. Ahmad Baqi Arifin, SH. MH. MBA., pimpinan alkah dzikir Baitul Jafar yang juga cucu dari Sayyidi Syeikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya.

Di Baitul Jafar sendiri, Syaikh H. Ahmad Baqi Arifin melakukan qurban dan menyembelih sendiri 10 ekor sapi dan 4 ekor kambing. Sebelum penyembelihan dikumandangkan adzan, sebagai simbol dan ajakan dalam meraih kemenangan, yaitu kemenangan diri dalam melawan berbagai keraguan dan ketidakyakinan dalam proses totalitas penyerahan diri serta mengabdi kepada Tuhan. 

I

dul Adha berakar pada teladan mulia Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Kisah agung mereka menjadi bukti ketaatan dan totalitas berserah diri kepada Tuhan, seraya menaklukkan keraguan batin. Spirit dari peristiwa inilah yang hingga kini kita peringati melalui ibadah haji dan Idul Adha. 

“Melakukan penyembelihan qurban ibarat menyembelih ego dan ke-aku-an kita, serta menghilangkan was-was dan keraguan kita akan Tuhan. Untuk bisa mencapai kehadirat Tuhan yang Maha Tak Terhingga, syaratnya diri kita haruslah nol,” lanjut Syeikh H. Ahmad Baqi Arifin. 

Menurutnya, di dalam dunia tarekat, metode dan proses menge-nol-kan diri inilah yang dilatih secara intensif dan berkesinambungan melalui dzikir, suluk, ubudiyah, dan ibadah-ibadah yang lain.

Tokoh sufi dari Indonesia yang di era modern ini membuat terobosan dengan menjelaskan filosofi dan hakekat dari metode-metode tarekat secara ilmiah adalah Sayyidi Syeikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya. Dengan background-nya sebagai akademisi, ilmuwan, dan peneliti, Beliau melakukan pendekatan ilmiah dari tasawuf melalui berbagai rumus fisika, kimia, dan matematika, sehingga Beliau dikenal di level dunia sebagai pelopor pemikiran ilmu metafisika eksakta tasawuf. “

Pemikiran-pemikiran Sayyidi Syeikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya telah banyak dikembangkan sebagai materi ajar perkuliahan, khususnya di Program Studi Filsafat Metafisika di Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan,” ungkap Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, S.E., M.M., Rektor UNPAB Medan. Kampus UNPAB sendiri sebelumnya bernama Akademi Metaphysika, yang didirikan oleh Sayyidi Syeikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya pada tahun 1956.

Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, S.E., M.M. menjelaskan lebih lanjut, “Pemikiran metafisika eksakta tasawuf ini telah banyak diseminarkan di tingkat lokal, regional, nasional, sampai internasional, sejak tahun 80-an sampai sekarang.” Dijelaskan juga bahwa pemikiran-pemikiran itu juga sudah sering diteliti sebagai jurnal, skripsi, thesis, disertasi, maupun ditulis serta diterbitkan dalam buku, baik oleh para peneliti dan penulis Indonesia maupun luar negeri.

Sementara itu, Syeikh H. Ahmad Baqi Arifin menyampaikan, bahwa rangkaian kegiatan Idul Adha di tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah tidak berhenti pada pemotongan hewan qurban, “Mulai tanggal 7 hingga 17 Juni 2025, kami akan melakukan kegiatan Suluk Idul Adha dan Hari Guru, serta dilanjutkan dengan ziarah ke beberapa makam tokoh sufi, guru-guru besar tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah di Indonesia dan Malaysia."

Suluk sendiri merupakan kegiatan i'tikaf di alkah-alkah dzikrullah tarekat, dengan aktivitas berupa ibadah intensif, baik shalat maupun berdzikir, selama 10 hari atau 40 hari. Sedangkan Hari Guru merupakan peringatan hari lahir dari Sayyidi Syeikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, yaitu 20 Juni 1917, sehingga memiliki makna spesial bagi para pengamal Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah.

"Sepeninggal Sayyidi Syeikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya yang berpulang ke rahmatullah pada tahun 2001, kami berusaha untuk terus melestarikan apa-apa yang telah diwariskan oleh Beliau, baik amalan, budaya, kebiasaan, dan pemikiran-pemikiran Beliau. Inilah wujud penghormatan dan kecintaan kami kepada Beliau sebagai guru kami," tutur Syaikh H. Ahmad Baqi Arifin, yang juga sebagai ketua dari Lembaga Ilmiah Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI).

LIMTI sendiri merupakan lembaga yang didirikan oleh Prof. DR. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya sekitar tahun 80-an. Lembaga ini mengembangkan metode pendekatan ilmiah dalam ruang lingkup metafisika tasawuf Islam, dalam bentuk kajian, rumusan pemikiran, penelitian, dan mengaplikasikan praktek dari ilmu metafisika tasawuf Islam, melalui kaidah dan metode ilmiah yang tersistematika serta terukur.

Berbagai agenda kolaborasi yang terjalin antara LIMTI, Program Studi Filsafat Metafisika UNPAB, dan alkah-alkah dzikir Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah Baitul se-Sumatera Utara dan Aceh ini menjadi bukti nyata komitmen untuk terus melestarikan dan mengembangkan peramalan serta pemikiran tasawuf. Di tengah tantangan zaman yang penuh ketidakpastian, tasawuf diharapkan dapat memberikan arah dan solusi spiritual bagi kemaslahatan umat manusia.