Dari Langgar Kecil Mas Noen; ‘Ngaji’ Empat Sifat Nabi #Bagian Ketiga
Ketiga, Sifat Tabligh. Sang Guru menuturkan bahwa hambaNya yang sudah mendapatkan kepercayaan dari Allah pasti sang hamba siap berjuang. Tabligh harus dimaknai kesiapan jiwa raga untuk berjuangan apapun resiko perjuangan yang akan diterimanya.

Ketiga, Sifat Tabligh. Sang Guru menuturkan bahwa hambaNya yang sudah mendapatkan kepercayaan dari Allah pasti sang hamba siap berjuang. Tabligh harus dimaknai kesiapan jiwa raga untuk berjuangan apapun resiko perjuangan yang akan diterimanya.
Hanya manusia-manusia pilihan saja yang memiliki kesiapan berjuang lahir batin. Bukan hanya dalam tataran konsep saja. Secara praksis pun sangat siap.
Manusia-manusia pilihan Tuhan tentu saja sudah melalui proses uji yang super ketat. Tidak ada sogok menyogok. Semua proses harus dilalui sendiri tanpa diwakili. Siapapun, tidak penting “status” dzuriat (baca: anak keturunan nabi), semuanya harus lulus ” uji petik”.
Pastinya, tidak semua manusia lulus uji. Dan tidak semua manusia gagal uji. Tuhan selalu memberikan kesempatan dan selalu membuka pintu RahmahNya 24 jam tanpa jedah.
Hamba-hambaNya yang tekun dan Istiqomah serta berani melangkah menuju kepadaNya pastilah akan disambutNya dengan cinta. Bukankah Tuhan menciptakan hambaNya karena cintaNya?
Tuhan tidak pernah zalim pada hambaNya. Sangat salah, kalau kita berpikir Tuhan menciptakan neraka untuk menghukum hambaNya. Sekali-sekali tidak. Tidak begitu Mas Noen.
Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Maha Pengasihnya tanpa batas. Maha Penyayangnya tak berhingga. Hanya kedunguan manusialah yang membuat batas dan dangkalnya samudera Maha Pengasih dan Maha Penyayangnya Tuhan.
Begitulah Mas Noen, kebiasaan manusia bila hanya mengandalkan otak lahiri. Selalu berfikir serba terbatas. Melihat, menganalisa, bahkan menyimpulkan hanya berdasarkan kilatan-kilatan ‘materi’ yang terlihat sekejap.
Bahkan kedunguan kita, begitu cepat memvonis hambaNya hanya karena tidak sesuai dengan selera nafsu kita.
Waspadalah Mas Noen. Tipu daya Iblis sangat halus. Bila kita lalai sedetik saja berdzikrullah pasti dengan cepat setan masuk ke dalam benteng jiwa kita. Melalui aliran darah kita mereka nyelusup untuk “menggoda” kita.
Oh Mas Noen, seandainya kau lemah, tidak punya himmah yang kokoh, atau nafsu dalam dirimu masih sangat dominan. Segeralah perbaiki dengan cepat.
Ulama Sufi memiliki metode tazkiyatunnafs yang sudah teruji. Dan ini boleh oh anakku Mas Noen praktikkan.
Langkah Pertama, Takhalli. Membersihkan diri dari Akhlak Mazmumah. Akhlak buruk yang merusak “fitrahnya” sebagai hamba Tuhan.
Pada langkah pertama ini, kita harus berani menumpahkan atau membuang semua kebiasaan buruk yang selama ini sudah menjadi reflek. Jangan hiraukan rasa sakit yang timbul akibatnya. Oh Mas Noen, tanpa keberanian menumpahkan dan membuang akhlak mazmumah sekaligus hanya membuang-waktu bila berkeinginan menjadi HambaNya yang terpilih.
Langkah kedua, Tahalli. Mas Noen harus berani “menghiasi” diri dengan Akhlaqul Karimah. Himmah Mas Noen harus kuat, kokoh dan Tangguh.
Jiwa raga Mas Noen harus siap diolah kembali supaya menjadi “lahan yang subur”. Agar biji Tauhid bisa tumbuh dengan baik. Perlu ketekunan dan keistiqomahan yang super.
Langkah ketiga, Tajalli. Mas Noen harus berani mewujudkan sifat-sifat Tuhan dalam kehidupan pribadi sehari-hari.
Nama-nama Tuhan yang sudah kita kenal sebanyak 99 Nama harus berani kita ejahwantahkan dalam diri kita. Dan harus benar-benar terimplementasikan dalam kehidupan keseharian kita. Sederhana tapi rumit, rumit tapi sederhana.
Sekali lagi untuk bisa mendapatkan intan mutiara berlian yang sangat bernilai tak berhingga kita harus berani menyelami samudera yang dalam.
Kepengecutan dan keculasan merupakan racun jiwa yang menggerogoti kita dari dalam. Oh Mas Noen, jauhi dan hindari manusia-manusia yang masih tergenggam oleh sifat pengecut dan culas.
Penulis adalah Ketua Grup Diskusi Nusantara JAYA SAKTI BANTEN, Wartawan Media Online dan Ketum DPP Babad Banten.