Musda JATMAN Bawean Pilih Kiai Ahmad Fathoni dan KH Aba Abror
Musda JATMAN Bawean

GRESIK, JATMAN Online – Idarah Syu’biyah Jam’iyah Ahli Thariqah Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN) Bawean menggelar musyawarah ke-2 tentang pemilihan Rais Ifadliyah dan Mudir Imdla’iyyah. Kegiatan ini dipusatkan di MINU Unggulan Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, Bawean, Gresik, pada Ahad (20/07/2025).
Forum musyawarah ini menetapkan jajaran Ifadliyah JATMAN Bawean masa khidmat 2025-2030, yaitu Kiai Ahmad Fathoni sebagai Rais dan Kiai Ahsanul Haq sebagai Katib. Sedangkan jajaran Imdla’iyyah terpilih sebagai Mudir yaitu KH Aba Abror Al Muqaddam dan Izzul Herman sebagai sekretaris.
Penetapan jajaran Ifadliyah JATMAN Bawean melalui musyawarah Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa), yang terdiri dari 5 tokoh representasi. Yakni, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bawean, Rais Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kepuhteluk, Rais MWCNU Tambak, Rais MWCNU Lebak, dan Rais MWCNU Sangkapura. Mudir Idaroh Wustho JATMAN Jatim, KH Abdul Muthalib, mengapresiasi kepada segenap jajaran pengurus NU Bawean dan JATMAN dalam menebar khidmah di tengah-tengah masyarakat. “
Atas nama pimpinan Idarah Wustho JATMAN Jatim memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada PCNU dan JATMAN Bawean dengan kondisi Bawean sampai saat ini masih tetap aman, damai, dan kompak,” ujarnya.
Ia pun menyampaikan selamat kepada para kiai yang terpilih sebagai pengurus Idarah Syu’biyah JATMAN Bawean. Ia berharap setelah dilantik nantinya ada progres ke depan. “Jadi pengurus jangan sampai jadi urusan. JATMAN Bawean harus aktif dengan melakukan program kerja yang sudah ditetapkan. Diantarnya yaitu pembentukan jajaran Husniyah di setiap MWCNU se Bawean, tetap melaksanakan pengajian atau kajian kitab, serta menghidupkan pengajian lailatul ijtima,” jelas KH. Abdul Muthalib.
Diketahui, musyawarah yang mengusung tema ‘Urgensi Thariqah dalam Merawat Keutuhan Bangsa’ ini dihadiri sejumlah kiai dan ulama se Bawean. Meliputi, jajaran PCNU Bawean dan MWCNU se Bawean, pengasuh pesantren, serta pengamal thoriqoh.
Setelah musyawarah, rangkaian acara dilanjutkan dengan pengajian akbar dan ijazah yang disampaikan oleh KH Moch Husnan Ali, Sekretaris Majlis Iftah wal Irsyad JATMAN Jatim.
Dalam acara itu juga dilakukan penyerahan santunan kepada anak yatim dan pemberian modal usaha berupa kambing bergilir senilai Rp3.000.000 kepada setiap MWCNU se Bawean oleh NU-Care Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Bawean. Dan, insyaAllah di awal bulan Agustus minggu kedua mendatang, insyaAllah Pengurus Jatman terpilih akan dilantik oleh Rois Ali KH Chalwani.
Keindahan Bawean
Pulau Bawean terletak di utara pulau Jawa tepatnya di Jawa Timur dan jaraknya antara 80 km dengan kabupaten Gresik hampir sam
a jaraknya antara Gresik ke Tuban, yang merupakan bentuk segitiga antara Bawean - Gresik - Tuban - Bawean dan dalam tata Pemerintahan Bawean dulu juga pernah ikut wilayah Tuban yang ditandai dengan jadi satunya urusan Dinas Pertanahan, juga pernah diikutkan kabupaten Sumenep, Madura.
Bawean sebagai wilayah Gresik ditempuh dalam perjalanan skitar 4 jam merupakan bagian dari banyak pulau yang luasnya terhitung ada 150.000 km dan dihuni sebanyak kurang lebih 117.000 orang.
Bawean merupakan pulau yang banyak dikunjungi wisatawan baik dalam maupun luar negeri karena keindahannya yang dilingkari dengan pegunungan yang hawanya sejuk menjadikan penduduknya tenang dan damai dengan syiar Islam yang mencolok, dan mayoritas warganya menganut Nahdhatul Ulama (NU).
Bisa dibayangkan jika satu desa bernama Daun yang terdiri dari 8 dusun itu terdapat Masjid yang besar, bersih, dan indah sebanyak 11 Masjid, maka tak heran jika dulu pernah dinamakan Bawean sebagai serambi Madinah.
Karena ketenangannya tak heran pula jika para kyai, para santri, para jamaah di lingkungan Nahdliyin itu banyak pengamal Thoriqoh yang tergabung dalam organisasi JATMAN (Jam'iyah Ahlith Thoriqoh Almutabarroh Annahdiyah ). Dimana idaroh Syu'biyah- nya sangat aktif mengikuti kajian beirbagai kitab kuning istighotsah, pengajian tasawuf, thoriqoh dan sebagainya selaras dengan program kerja Jatman Idaroh Wustho maupun Idaroh Aliyah.
Hal itu tampak saat MUSDA (Musyawaroh Idaroh) yang kedua sejak didirikan 5 tahun yang lalu. Pelaksanaan Musda tersebut lancar dan bermakna. (nuonline, jatman)