Kliwonan, Habib Luthfi Jelaskan Pentingnya Tuma'ninah dalam Kehidupan Manusia

Pekalongan, JATMAN Online – Rais ‘Aam Jam’iyyah Ahlith Thariqah al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Maulana Habib Luthfi bin Yahya menjelaskan Pentingnya Tuma'ninah dalam Kehidupan Manusia.
Hal tersebut disampaikan Habib Luthfi bin Yahya saat memberikan Tausyiah Rutinan Kliwonan Majelis Dzikir dan Ta’lim di Kanzus Sholawat Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (16/08/2024). Berikut ini penjelasan dari Habib Luthfi:
Tuma'ninah dibagi tiga hal, yang pertama tuma'ninah yang ditujukan untuk orang-orang kita yang belajar tasawuf tuma'ninah di dalam bidzkirillah.
Saya mengambil yang ringan dulu terutama tuma'ninah yang kaitannya dengan nafsu. Di mana letak kaitannya dengan nafsu di dalam shalat. Mau terasa atau tidak, peranan nafsu ini selalu menggoda di dalam keadaan kita ingin shalat melakukan tuma'ninah h. ya maaf saja jangan kesindir kita
Terkadang shalatnya gugup karena sesuatu, kesenangan kepada sesuatu bisa saja kita Pentingnya tuma'ninah dalam kehidupan manusianya yang penting shalat. Padahal shalat di dalam tuma'ninah kita akan menemui jihadul akbar, karena jihadul akbar itu memerangi nafsunya sendiri yang ada di dalam hati kita, tuma'ninah terutamanya di situ.
Dari usoli sampai takbiratul ihram Allahu akbar, bilamana kita mengetahui tuma'ninah di dalam bacaan Suratul Fatihah pun pasti membacanya dengan tartil.
Di sini peranan tatmainul qulub betul-betul berperan, baik bacaannya di jaharkan atau di sirkan. Tapi ketika kita terlena, nafsu akan masuk yang tadinya tidak ingat menjadi ingat. Contohnya bacaan shalatnya semakin cepat, ini tuma'ninahnya dimana? tuma'ninahnya ada, tapi kalah dengan nafsunya, ini kita tidak sadar.
Kalau kita ingin belajar tuma'ninah menyerang nafsunya maka belajarlah tuma’ninah dalam shalat. Nanti akan menemukan tuma'ninah- tuma'ninah yang lain. Misalnya tuma'ninah dalam berdzikir bukan sekadar ucapan Lailahaillallah Lailahaillallah tapi kita melihat ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala.
Bisa tidak kita menjadikan dzikir itu atas ciptaannya Allah subhanahu wa ta’ala. Jadi bukan sekedar takjub saja “Waduh Indah benar ini” di satu tempat rekreasi. Coba kita mengenal kepada Allah atau tidak di dalam rekreasi itu.
Dengan tahu siapa yang menciptakan keindahan itu? Allah subhanahu wa taala. Apalagi Indonesia tempat yang indah itu luar biasa, daerahnya agraris dan lain sebagainya. Tempat yang indah bukan sedikit, tempat rekreasi juga tidak sedikit. Kalau kepuluan Indonesia, kalau kita lihat dari atas itu kayak tasbih Zamrud luar biasa.
Jadi kalau ada yang orang atau orang lain oknum yang menginginkan Indonesia itu ya pantas. Maritim, agraris, lautnya kaya, lautnya lebih luas dibandingkan bumi terhampar ini, penghasilannya luar biasa, daerahnya strategis di bawah Garis Khatulistiwa, Indonesia tidak kaya hanya tumbuh-tumbuhan saja tapi sampai para ulama dan waliyullahnya banyak di Indonesia. Dikira apa
Kekayaan Indonesia luar biasa, zaman mulai munculnya Portugis, Indonesia sudah diobob-obok Dn dijajah, habis Portugis muncul VOC dan lain sebagainya.
Perjuangan bangsa kita luar biasa di dalam mempertahankan dan menjunjung tinggi harga diri bangsa, jati diri bangsa, kehormatan bangsa. Keringat diteteskan di bumi akan menjadi saksi atas perjuangan para syuhada kita yang telah menegakkan kembali kemerdekaan yang ada di Republik ini dan berkibarlah kembali sang saka merah putih. Habib Luthfi bertanya kepada jama’ah, kalian andilnya apa? Terkadang memasang bendera saja hanya asala saja dengan tiangnya yang sudah tidak baik.
Hormatilah hari kemerdekaan ini, hari karamah, hari kebanggaan, hari kehormatan, hari harga diri bangsa, hari jati diri bangsa. Mestinya kita bangkit dengan kemerdekaan berapa kali hari proklamasi kita peringati semakin merasa memiliki semakin handarbeni kepada bangsa dan republik ini.
Bagaimana cara menghancurkan Indonesia, berusaha diobok-obok, jangan percaya kepada kiainya, jangan percaya kepada TNI, Polisinya.
Hal ini digangungkan, supaya apa kita masyarakat jauh percayanya kepada TNI, polisi, ulama dan lain sebagainya sampai kepada pemerintahnya. Apabila masyarakat atau rakyat ini sudah tidak percaya lagi kepada pemerintahnya, kepada bangsa Indonesianya, pada bangsa ini, gampang dipecah belah dan gampang diobok-obok. Supaya timbul ceos atau kerusuhan di antara satu dengan yang lainnya, antara pro yang kontra akan timbul kerusuhan.
Kalau sudah timbul kerusuhan, maka Indonesia akan mudah dipecah belah. Wahai bangsaku yang kubangakan relakah negerimu ini terpecah belah? Tidak (dijawab serentak oleh para jama’ah).
Jadi jangan terpengaruh dengan suara-suara yang akan memecah belah. Makanya jangan mudah terpancing. Ini menyinggung tentang masalah tuma'ninah. Makanya penting sekali dalam tuma'ninah memikirkan apa yang telah diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan bertemu kepada yang menciptakan.
Seperti kita makan, makan itu enak dan nikmat. Kira-kiranya kita ketemu tidak dengan yang memberi kenyang atau sekadar kenyang atau asal kenyang, tapi tidak ketemu dengan yang memberikan kekenyangan. Jadinya hanya ibadah saja, tapi tidak sampai kenal kepada yang memberi kenyang. Makan pun sama, diirasakan makanannya apakah kepedesan, kemanisan, atau asin. Tidak hanya sekedar makan saja.
Jadi peranan tuma'ninah ini banyak sekali bukan dalam dzikir saja dan bukan dalam shalat saja, di dalam segala sesuatu sampai menulis pun kalau tenang, tulisannya akan baik, rapi, dan bisa terkontrol dengan baik.