MEMAKNAI NILAI-NILAI SPIRITUAL MEMPERINGATI 1 MUHARRAM 1447 HIJRIAH

Hijrah dalam Islam memiliki makna yang mendalam, yaitu: Pertama, Perpindahan spirituaL : Hijrah bukan hanya perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga perpindahan spiritual dari keadaan yang tidak baik ke keadaan yang lebih baik. Kedua, Perubahan diri: Hijrah melibatkan perubahan diri, meninggalkan kebiasaan buruk, dan meningkatkan kualitas iman, amal, hal, dan syuhud makrifat.
Dalam konteks yang lebih luas, hijrah juga dapat diartikan sebagai: Perjuangan melawan hawa nafsu: Hijrah sebagai perjuangan melawan hawa nafsu dan kecenderungan buruk. Hijrah juga diartikan Mencari ridho Allah: Hijrah sebagai upaya untuk mencari ridho Allah dan meningkatkan kualitas spiritual.
Dalam perspektif tasawuf, hijrah memiliki makna yang lebih mendalam dan spiritual, yaitu:
1. Perpindahan dari diri sendiri Hijrah sebagai perpindahan dari ego diri (nafsu) menuju kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
2. Meninggalkan kebiasaan buruk: Hijrah sebagai proses meninggalkan kebiasaan buruk dan sifat-sifat negatif.
3. Mencari kedekatan dengan Tuhan: Hijrah sebagai upaya untuk mencari kedekatan dengan Tuhan dan meningkatkan kualitas spiritual.
Dalam tasawuf, hijrah juga dapat diartikan sebagai:
1. Perjalanan spiritual: Hijrah sebagai perjalanan spiritual menuju kesadaran diri dan kesadaran Tuhan.
2. Transformasi diri*: Hijrah sebagai proses transformasi diri dari keadaan yang tidak baik ke keadaan yang lebih baik.
Asy-Syeikh Al-Arifbiilah Sayyid Ahmad bin Muhammad Al-Ajibah Al-Hasani Asy-Syadzili menjelaskan lebih terperinci hakikat spiritual hijrah,
الهجرة هى الانتقال من وطن إلى وطن آخر بحيث يهجر الوطن الذى خرج منه ويسكن الوطن الذى انتقل إليه، وهى هنامن ثلاثة أمور: من وطن المعصية إلى الطاعة ومن وطن الغفلة إلى وطن اليقظة ومن وطن عالم الأشباح إلى وطن عالم الأرواح.
أوتقول من وطن الملك إلى وطن الملكوت أومن وطن الحس إلى وطن المعنى أو من وطن علم اليقين إلى وطن عين اليقين أو حق اليقين فمن هاجر من هذه المواطن قاصداً بهجرته الوصول إلى رضا الله عنه ورسوله أو الوصول إلى معرفة الله ورسوله فهجرته موصلة إلى الله ورسوله على حسب قصده وهمته. ومن كانت هجرته إلى حظوظ نفسه وهواه فقد خاب قصده ومسعاه.
وغاية هجرته ماجر اليه. وكانت هجرته زيادة في الوبال. فافهم أيها السامع قوله عليه السلاة والسلام " فهجرته إلى ما هاجر اليه"وتدبر واعرضه على قلبك ونفسك. وانظر هل فيك بقية من الالتفات إلى ما هاجرت منه، أو فيك حظ سوى ما هاجرت إليه من رضوان الله ورسوله أو معرفة الله ورسوله فإن الله غيور لا يحب لمن طلبه أن يطلب معه سواه. ولن يوصل اليه من بقى فيه بقية من حظه. وهواه قال الششترى :
إن ترد وصلنا فموتك شرط
لاينال الوصال من فيه فضله
وقال أيضا:
ليس يدرك وصالى كل من فيه بقيا
وسمعت شيخنا اليزيدى رضى الله عنه يقول : إن اردتم أن تعرفوا هل رحلت انفسكم من هذا العالم إلى عالم الملكوت أو لم ترحل فاعرضوا عليها الأمور التى كانت تشتهيها وتحيل إليها واحدا بعد واحد. فإن وجدتهوها رحلت عنها وخرجت محبتها من قلبها، ولم تركن إلى واحد منها فاستبشروا، فقد حلت أر واحكم إلى عالم الملكوت. وإن وجدتهوها ركنت أو مالت بالمحبة إلى شىء من هذا العالم فجاهدوها وأخر جوها عنه بالكلية حتى ترحل إلى ربها .
Hijrah adalah migrasi dari satu negeri ke tempat lain daerah dimana seseorang meninggalkan negeri asalnya dan mendiami negeri tujuan. Hijrah itu terdiri atas tiga macam, yaitu; migrasi dari lapangan maksiat ke lapangan taat, dari lalai ke sadar, dan dari alam jasmani ke alam Ruhani. Atau dapat di katakan migrasi dari alam malak ke alam Malakut dan kemudian alam Jabarut, dari lahiriah ke bathiniyah, dan dari ilmu yakin ke Ainul yakin kemudian ke Haqqul Yaqin.
Orang yg berhijrah dari tiga tempat asal tersebut ke tiga tempat tujuan dengan maksud menghaharapkan Ridha Allah dan RasulNya atau dengan maksud Makrifatullah dan RasulNya, maka aktivitas hijrah itu akan mengantarkan hamba kepada Allah dan RasulNya sesuai qasad (maksud) dan himmah (tekad) Nya.
Adapun orang yg berhijrah menuju hawa nafsunya, maka maksud dan upayanya akan sia-sia akhir dari hijrah nya adalah hawa nafsu itu sendiri sebagai tempat berlabuh sehingga aktivitas hijrah itu akan membuatnya celaka. Dan hijrahnya justru akan menimbulkan bencana baginya. Pahamilah Sabda Nabi Saw: "Maka hijrahnya adalah kepada apa yang menjadi tujuannya." Pikiran dan camkan dalam hatimu. Lihatlah apakah dalam dirimu masih tersisa lirikan kepada apa yang kau jadikan tujuan hijrah, atau ada hasrat selain apa yang kau hijrah kepadanya, yaitu ridha Allah dan Rasul-Nya atau Makrifat Allah dan Rasul-Nya. Allah adalah pecinta dan pencemburu. Dia tidak menyukai orang yang meminta kepada-Nya, tetapi juga meminta kepada yang selain-Nya. Orang yg dalam dirinya masih tersisa hasrat dan keinginan, tidak akan sampai kepada-Nya. Asy-Syusytari berkata:
"Jika kau ingin sampai kepada-Ku, maka kematianmu adalah syarat, orang yang dalam dirinya masih tersisa sesuatu, dia tidak akan pernah ketemu."
Dia juga berkata: "Tidak berjumpa dengan-Ku, orang yang dalam dirinya masih tersisa sesuatu."
Syaikh Al-Yazidi r.a berkata, "Jika engkau ingin makrifat, maka perhatikanlah: apakah nafsumu berpindah dari alam ini ke alam Malakut atau tidak. Palingkanlah kepada Allah segala urusan yang kau inginkan dan kau cenderungi, satu demi satu. Jika kau telah berangkat dari nafsu dan rasa cinta kepadanya serta tidak,condong kepada salah satu darinya, maka berbahagialah karena ruhmu telah berpindah ke alam Malakut. Jika kau masih condong atau cenderung mencintai sesuatu dari alam, maka lawanlah dan keluarkanlah dari hati sepenuhnya, sehingga kau berangkat menuju Tuhan.
[ Kitab Iqozhul Himam fi Syarh Al-Hikam Dar Al-Ma'arif Al-Qaherah hal 217 ]
Budi Handoyo SH MH