Ngaji Ihya Ulumiddin: Enam Manfaat Uzlah

September 18, 2023
Ngaji Ihya Ulumiddin: Enam Manfaat Uzlah

Kajian ini disampikan oleh Dr. KH. Ali M. Abdillah, M.A. dalam Ngaji Ihya Ulumiddin pada 21 Juni 2021 di Al-Rabbani Islamic College Cikeas. Uzlah merupakan bagian dari suluk yang mengharuskan salik untuk mengasingkan diri atau menarik diri dari keramaian. Imam al-Ghazali menjelaskan beberapa manfaat uzlah antara lain :

1. Dapat khusyuk dalam beribadah

Bagi orang yang uzlah, ia akan mendapatkan ke-khusyuk-an dalam beribadah, karena hati dan difikirannya hanya difokuskan kepada Allah SWT.

2. Dapat merasakan nikmat ibadah

Untuk meraskan kenikmatan ibadah ini, sebelum uzlah seorang salik harus mampu mengukur kemampuan diri. Uzlah membutuhkan kemapanan lahir-batin. Misalnya seorang pekerja profesional dan sudah berkeluarga, ia harus sudah menyelesaikan pekerjaannya dan mendapatkan izin dari tempatnya bekerja serta sudah memenuhi kebutuhan keluarga saat hendak ditinggal uzlah.

3. Selamat dari kemaksiatan yang berpotensi muncul ketika bergaul dengan banyak orang seperti fitnah dan permusuhan

Uzlah bermanfaat bagi seseorang yang tinggal di dalam lingkungan yang berkarakter buruk. Ini juga relevan pada saat Indonesia sedang menyelenggarakan pemilu biasanya banyak bertebaran informasi yang simpang siur dan mengandung fitnah, uzlah adalah solusi agar terhindar dari pemikiran yang tidak perlu. Uzlah pada saat kondisi seperti itu tidak harus uzlah fisik tapi uzlah berdiam diri jangan sampai tergoda merespon informasi yang kurang jelas dan dapat menimbulkan perseteruan.

4. Selamat dari koneksi dengan manusia yang berkarakter buruk

Jiwa manusia dapat saling mempengaruhi. Jika ia tidak memiliki prinsip yang kuat maka ia akan mudah terbawa oleh orang lain. Saat berada di lingkup pertemanan yang buruk, biasanya ia akan mengalami satu fase berikut: ghibah/bergosip, kemudian su’uzan/mencurigai, kemudian ikut nyinyir dengan kebaikan orang lain. Setelah itu, ia ikut memprovokasi dan bicara bohong, sehingga timbullah adu domba sampai menjelekkan apa yang dilakukan orang lain karena ketidakpahaman diri. Akibatnya, timbullah permusuhan.

Timbulnya fase tersebut disebabkan oleh frekuensi ruhani seseorang berbeda. Maka dianjurkan untuk menjaga jarak lingkar pertemanan dengan orang yang kapasitas intelektual dan spiritual senjang dengan diri kita. Sebab kesenjangan ini dapat menimbulkan salah paham dan meruntuhkan keyakinan kita terhadap sesuatu yang dilakukan padahal ia sudah dijalur yang benar. Seperti salik berteman dengan orang yang membenci ajaran tasawuf sedang salik tersebut sedang tertarik belajar tasawuf lalu orang ini membujuk salik agar tidak usah belajar tasawuf. Yang seperti demikian lebih baik dihindari.

5. Terputus dari rasa tamak (berharap sesuatu dari makhluk)

Jika salik berharap kepada manuisa, ia juga harus berani menanggung kekecewaan. Karena bagi seorang salik yang Maha Memberi adalah Allah Yang Maha Kaya. Sebagai contoh, jika seseorang berkerja dan mendapatkan gaji dari pimpinannya. Di dalam hatinya, ia bersyukur dan meyakini bahwa rezeki datang dari Allah tapi wujud lahirnya ia mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang memberi. Ini disebut sebagai adab batiniah dan syariah.

Seseorang yang terjangkit penyakit tamak, maka ia dapat menjadikan seorang berkarakter munafik. Uzlah merupakan solusi untuk menghilangkan rasa tamak. Menghilangkan pemikiran tentang pandangan, penilaian, dan perlakuan seseorang pada diri salik adalah bagian dari riyadhah bagi salik. Tahapannya antara lain, pertama adalah menghilangkan riya (melakukan sesuatu karena ingin dipuji) dan kedua adalah menghilangkan rasa tamak kepada makhluk. Menguatkan ruhani lebih utama bagi salik.

6. Selamat bergaul dari orang bodoh dan keras hatinya

Jenis orang seperti ini hobinya adalah mencaci orang lain dan saat melakukannya ia tidak merasa menyakiti orang lain. Sering bergaul dengan mereka menyebabkan kita terbawa mengucapkan kata-kata mereka.

Demikian manfaat uzlah yang dari sisi maknawi adalah dapat menahan diri dari hal-hal di atas. [SBN]