Thariqah Sebagai Hipnoterapi Praktis dan Meditasi Tingkat Tinggi

Sebuah teori dasar dalam disiplin hipnoterapi menyebutkan bahwa alam bawah sadar manusia amat sangat mempengaruhi karakter, perilaku, tindakan hingga nasib serta peta kehidupannya. Sementara, proses pemrograman alam bawah sadar dimaksud komplit terlaksana di usia 0-7 tahun melalui asuhan orangtua, pergaulan sehari-hari, pendidikan dasar maupun lingkungan sekitar.

Agustus 30, 2023 - 05:34
 0
Thariqah Sebagai Hipnoterapi Praktis dan Meditasi Tingkat Tinggi

Sebuah teori dasar dalam disiplin hipnoterapi menyebutkan bahwa alam bawah sadar manusia amat sangat mempengaruhi karakter, perilaku, tindakan hingga nasib serta peta kehidupannya. Sementara, proses pemrograman alam bawah sadar dimaksud komplit terlaksana di usia 0-7 tahun melalui asuhan orangtua, pergaulan sehari-hari, pendidikan dasar maupun lingkungan sekitar. Apabila program yang di-install pada alam bawah sadar seseorang tidak baik, maka hampir dapat dipastikan (80-90%) bahwa masa remaja hingga dewasanya pun cenderung tidak baik, tak terkecuali perihal kesehatan maupun rezekinya. Selanjutnya, untuk memperbaiki nasib buruk tersebut, perlu dilakukan pemrograman ulang terhadap pikiran bawah sadar yang telah dibentuk secara keliru di usia dini itu. Prosesi reprogramming tersebut umumnya ditangani oleh para praktisi hipnoterapi yang berpengalaman melalui pengiriman afirmasi positif secara berulang-ulang ke zona bawah sadar target yang hendak dibenahi struktur kehidupannya. Apabila pesan-pesan afirmasi itu berhasil direspon oleh pikiran bawah sadarnya, maka perlahan tapi pasti perilaku, tindakan serta karakternya mengalami perubahan drastis, kemudian berdampak pada perjalanan hidupnya yang turut semakin membaik.

Lantas bagaimana syariat Islam memandang teori di atas? Bila ditelaah secara singkat, karakter dan perilaku seseorang memang tidak bisa lepas dari pendidikan, lingkungan serta pergaulan yang dilaluinya di usia kanak-kanak hingga remaja. Sebuah hadits shahih memaparkan bahwa tiap-tiap manusia terlahir dengan hati yang suci (fithrah), lalu kesucian itu mulai dinodai oleh kedua orangtuanya, terutama menyangkut keyakinan dan agamanya (sebab keyakinan dan agama lah yang paling mempengaruhi karakter dan perilaku manusia). Dalam riwayat lain juga dikemukakan bahwa Nabi mengimbau agar menghindari pernikahan dengan orang-orang yang tampak mempesona namun tumbuh di lingkungan keluarga yang tidak baik. Hadits lainnya menekankan bahwa nasib seseorang bergantung pada teman dekatnya. “Maka hendaklah kamu memperhatikan siapa yang dijadikan teman dekat,” sabda Baginda.

Adapun upaya memperbaiki karakter, perilaku dan nasib yang sudah terlanjur negatif, Islam telah meresepkan takwa, amal shalih dan shalawat serta zikir yang optimal (dzikran katsiran). Dalam QS. ath-Thalaq: 2-3 dan QS. Nuh: 10-12, misalnya, telah ditegaskan bahwa dengan meningkatkan ketakwaan serta memperbanyak istighfar, maka pintu rezeki akan terbuka lebar bahkan berlimpah luar biasa. Jalan keluar dari segala kepedihan hidup pun terbentang seluas-luasnya. Amalan-amalan doa, istighfar, shalawat dan zikir yang disertai keyakinan mendalam pada kasih sayang serta kekuasaan Tuhan itulah yang menjadi afirmasi-afirmasi super positif -asal langit- yang apabila terus-menerus dilakukan niscaya perubahan raksasa akan terjadi dalam hidup seseorang bahkan sangat jauh melampaui dugaannya.

Sesungguhnya Islam sejak dahulu kala telah menyajikan hipnoterapi yang cukup praktis namun begitu ampuh. Dengan banyak beribadah, beristighfar, berzikir, bershalawat dan berdoa disertai amal shalih semisal bersedekah dan sebagainya, maka otomatis karakter, perilaku dan nasib seseorang menjadi jauh lebih baik, lebih berkah dan lebih menguntungkan. Keberkahan dan keuntungan yang diperoleh pun sifatnya tidak temporal, melainkan kekal abadi bahkan hingga pasca kematian. Beda halnya dengan jenis hipnoterapi yang umum ditawarkan di luar sana, meskipun positif dan juga halal, namun sifatnya manual, cenderung teoritis, temporal serta steril dari unsur-unsur kepahalaan alias kedekatan dengan Sang Pencipta nan Sumber Segala Kebaikan. Tidak hanya itu, hipnoterapi ala Islam juga gratis serta dapat ditempuh kapanpun dan di manapun tanpa harus bayar mahal dan meninggalkan rumah jauh-jauh.

Thariqah atau tarekat sufi merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat muslim. Meski diidentikkan dengan aspek spiritual agama Islam, fungsi dasar dan tujuan pokok thariqah sebetulnya juga berhubungan langsung dengan rekonstruksi alam bawah sadar manusia. Tanpa disadari oleh para pengamal thariqah itu sendiri, mereka sebetulnya tengah menjalani hipnoterapi ekstra yang ditangani langsung dan intens oleh para spesialisnya, yakni para mursyid. Rangkaian wirid berupa hizib, shalawat, istighfar dan zikir yang terus-menerus diamalkan setiap hari dan disertai sugesti tingkat tinggi tentang kekuasaan serta kasih sayang Tuhan maupun pada kapasitas paripurna sang mursyid, kemudian diiringi dengan tindakan-tindakan penuh rahmat dan cinta, semua itu tiada lain merupakan afirmasi otomatis dan meditasi praktis paket komplit yang utuh merenovasi total alam bawah sadar manusia hingga ke pondasi terdalamnya. Jangankan pikiran bawah sadar ataupun otak kanan manusia, hati nurani yang berperan sebagai raja dalam jiwa-raga manusia pun ditembusnya. Bahkan papan Lauhil Mahfuz yang menampung ketetapan-ketetapan Ilahi juga diterobosnya. Bukankah Nabi tegaskan bahwa kekuatan doa mampu merevisi takdir-Nya?. Lebih tepatnya dalam kajian ilmu tasawuf, ritual-ritual thariqah tersebut akan menyapu habis nafsu-nafsu negatif yang mengafani kalbu manusia, kemudian menukarnya dengan sifat-sifat Tuhan yang merajai semesta dengan sepenuh kekuasaan-Nya. Sangat dahsyat, bukan?.

Dalam teori hipnoterapi dikatakan bahwa segala yang kita alami saat ini sesungguhnya telah terjadi sebelumnya di alam bawah sadar kita. Dan apabila kita ingin menciptakan masa depan sesuai harapan, maka kita harus mewujudkannya terlebih dahulu di alam bawah sadar kita saat ini agar menjadi nyata di masa yang akan datang. Nah, dalam thariqah, teorinya lebih sederhana. Semua yang kita alami saat ini sesungguhnya telah lama ditetapkan dalam suratan takdir-Nya. Apabila kita ingin menciptakan masa depan sesuai harapan, maka kita harus merubah takdir-Nya terlebih dahulu dengan banyak-banyak berdoa. Simpel, bukan?.

Belakangan ini juga, beberapa penelitian ilmiah menunjukkan bahwa berbagai persoalan hidup dapat juga teratasi dengan terapi musik yang mampu merelaksasi jiwa manusia, semisal mozarteffect, metafakta oxytron dan lain sebagainya. Jika diteliti lebih jauh, dunia thariqah begitu sarat dengan keindahan, cinta serta kedamaian, dan sedari dulu thariqah cukup akrab dengan seni musik, melantunkan kasidah-kasidah cinta, mendendangkan syair-syair pujian bahkan tak jarang mengirinya dengan tarian-tarian.

              Dan bila diamati lebih jeli lagi, terdapat sejumlah tradisi dalam thariqah yang kasat mata irasional. Sebut saja misalnya, mencium tangan mursyid dan memperebutkan sisa minumannya karena diyakini adanya keberkahan pada tangan dan sisa minuman tersebut. Bahkan minuman lain pada umumnya, yang dibacakan doa, shalawat, zikir ataupun ayat-ayat suci, juga dipercaya instan khasiatnya. Pada tahun 2016 lalu, sebuah penelitian di Jepang menemukan bahwa doa-doa yang dibumbukan pada air dapat merubah molekulnya yang semula negatif dan tak beraturan menjadi positif dan membentuk seperti kristal salju. Air yang bermolekul baik itu akan memberi kegunaan ganda bagi peminumnya. Dan satu hal yang harus diingat bahwa sebagian besar dari tubuh manusia, 70% di antaranya merupakan cairan. Artinya, apabila seorang salik tekun berzikir dan berdoa sebagaimana dituntun mursyid thariqahnya, maka molekul cairan dalam tubuhnya akan senantiasa baik dan menyehatkan bagi jasmani maupun rohaninya. Tak heran mengapa jasad-jasad para wali Allah -yang mana zikir telah menyatu pada diri mereka- diyakini penuh dengan keberkahan luar biasa. Segala sesuatu yang pernah melekat pada tubuh mereka, seperti pakaian dan lain-lain, pun dipercaya berlipat keberkahannya.

Sejumlah studi dan riset ilmiah lainnya menguraikan bahwa meditasi Yoga dan berbagai terapi metafisika serupa juga dapat memberi efek relaksasi yang mampu merubah pikiran dan perilaku manusia menjadi lebih terkontrol dan terarah, sehingga aura positifnya semakin terpancar kuat menyinari kehidupannya. Sementara dalam thariqah, praktik meditasi spiritual sudah lama diterapkan. Dalam zikir rabithah, misalnya, seorang pezikir fokus menatap bayangan wajah mulia sang kekasih Allah dengan konsentrasi tingkat tinggi, sehingga energi super positif sang mursyid itu dapat ditransfer secara otomatis dan natural ke dalam jasad serta ruhnya. Varian zikir lainnya dipraktikkan dengan cara menggoyangkan tubuh ke arah kiri dan kanan serta depan dan belakang maupun atas dan bawah sembari menyebut nama suci Allah dengan jumlah yang tak terhingga. Sebuah aktivitas fisik yang melibatkan meditasi power dengan teknik keseimbangan dan kelenturan tubuh untuk mencapai keselarasan dan harmoni antara emosi, jiwa, mental, spiritualitas dan tubuh manusia menuju kesadaran universal dan kejernihan pribadi yang tiada tara. Tentu saja keampuhannya jauh melampaui meditasi asal India bernama Yoga.

Walhasil, penemuan-penemuan modern seputar teori-teori hipnoterapi, aktivasi aura, terapi musik, transfer energi metafisika, pengasahan spiritual quotient, meditasi olah otak kanan dan lain sebagainya sungguh-sungguh tidak mendatangkan hal baru yang bombastis dan spektakuler. Pasalnya, semua itu telah diaplikasikan secara otomatis dan diterapkan secara praktis dalam thariqah-thariqah shufiyyah (tarekat-tarekat sufi) sejak berabad-abad silam, pun sebagai terapi dasar dan bukan semata-mata pengobatan alternatif. Dapat disimpulkan pula bahwa berdasarkan riset-riset ilmiah di tingkat internasional, prinsip esensial thariqah dan aplikasi substansialnya secara empiris terbukti merubah dunia menjadi jauh lebih baik serta mencerahkan kehidupan manusia dengan suguhan terapi yang manfaatnya luar biasa besar bagi kesehatan dan kesuksesannya.

Dan pada akhirnya, penulis ingin bertanya kepada segenap pembaca. Buat apa mencari dan menjalani beragam jenis terapi kesehatan jiwa yang di-trend-kan dengan aneka kemasan penuh gaya, sementara di dalam agama Islam, kita sudah punya thariqah-thariqah paripurna, di mana seluruh jenis terapi itu sudah include di dalamnya?. Tokoh sufi terkemuka Mesir, Syekh Muhammad Zakiyuddin Ibrahim (1916-1998) dalam kitab Kalimah ar-Ra’id dengan tegas berstatmen:

إِنَّ الْعِلَاجَ الْوَحِيدَ لِكُلِّ الْأَمْرَاضِ النَّفْسِيَّةِ وَالْاِجْتِمَاعِيَّةِ وَالْوَطَنِيَّةِ لَا يُوجَدُ أَبَدًا إِلَّا عِنْدَ التَّصَوُّفِ.

“Sungguh, terapi/solusi satu-satunya bagi segala penyakit/problematika individu, sosial maupun kebangsaan, selamanya tidak akan ditemukan kecuali pada ilmu tasawuf (melalui thariqah).”

Penulis adalah Mudir Awal Idarah Syu’biyah JATMAN Lombok Timur