Sejauh Mana Kita Mengenal Tokoh-Tokoh Aswaja di Tanah Kei?

Beberapa pekan lalu saya mengunjungi Tete Usman Difinubun. Ia adalah salah satu orang tua yang masih mempertahakan nilai-nilai aswaja agar tetap hidup di kalangan anak muda Kei. Berbagai pertanyaan saya kemukakan kepadanya tentang mengapa anak muda lebih tertarik mengenal tokoh dunia barat ketimbang mengenal tokoh ulama di negeri sendiri?
Sebetulnya, ada banyak ulama yang menyebarkan Islam ke tanah Kei, seperti Kiai Abdul Kadir Semarang yang membawa ilmu Tasawuf pertama di Melayamfaak, Datuk Rabbi yang membawa Ilmu Kalam dan Tasawuf pada tahun 1814-1837, bagaimana perjalanan syiar Sayyidul Habib Muhammad Bin Ali az-Zawawi al-Hasani (Habib Tripol), sejauh mana Sayyid Habib Muhammad Assegaf dalam menyebarkan Islam, bagaimana peran Habib Muhammad bin Alwi bin Hamzah al-Hamid dalam meyerbarkan islam di Desa Dian Pulau, Kei-Kecil Barat dan masih banyak lagi punggawa-punggawa Aswaja lainnya yang tidak diketahui generasi sekarang.
Maka dari itu, menurut Tete Us, mempelajari dan menggairahkan ilmu-ilmu tersebut di kalangan generasi sangat penting dilakukan sebagai jalan menyembuhkan kembali akidah. Di samping itu, pengenalan terhadap tokoh-tokoh Aswaja juga tak kalah pentingnya. Mengenal dan memperkenalkan tokoh akidah Aswaja dan sejarahnya adalah salah satu jalan untuk menggairahkan kembali akidah itu sendiri.
Generasi sekarang perlu tahu bagaimana kesungguhan para pungawa-pungawa Aswaja Kei dalam memperjuangkan agama. Kesabaran mereka dalam syiar apalagi melawan pemikiran-pemikiran ekstrim yang didukung oleh kekuatan politik sehingga membuat mereka harus berpindah-pindah tempat tinggal bahkan di fitnah.
Selain itu, kita juga perlu tahu sejarah dan tahap perlawanan mereka di setiap abad, bagaimana cara mereka dalam membawa umat ini menuju era keemasan dengan mengarakan Ilmu Fiqih dan Tasawuf. Dengan demikian bahwa klaim terhadap ajaran di luar Ahlus Sunnah wal Jamaah di Tanah Kei adalah sebatas pengakuan semata yang tidak sebanding dengan jejak parah tokoh Ahlusuna wal Jamaah yang bisa dibuktikan dengan banyaknya ajaran, budaya, amaliah, tawasul dan lain-lain.
Bertahun-tahun lamanya khazanah keilmuan Aswaja hingga saat ini terjaga, semoga keselamatan dan kerberkahan kita dapatkan dari mereka para ulama-ulama Aswaja yang telah rela berjuang demi keberlangsungan ajaran di bumi Larvul Ngabal.
Penulis: Resayanti Oat (MATAN Maluku)
Editor: Khoirum Millatin