Menurut Ibnu Taimiyyah, Sufi Adalah Makhluk Terbaik dan Sempurna Setelah Para Nabi
Ibnu Taimiyyah berkata dalam Majmu' al-Fatawa (Jilid 20 - Halaman 63):
«ثم هم إما قائمون بظاهر الشرع فقط كعموم أهل الحديث والمؤمنين الذين في العلم بمنزلة العباد الظاهرين في العبادة وإما عالمون بمعاني ذلك وعارفون به فهم في العلوم كال عارفين من الصوفية الشرعية فهؤلاء هم علماء أمة محمد المحضة وهم أفضل الخلق وأكملهم وأقومهم طريقة والله أعلم» اهـ
"Kemudian mereka itu bisa jadi hanya menegakkan zhahir (tampak luar) syariat saja, seperti keumuman Ahlul Hadits dan orang-orang mukmin yang dalam ilmu berada pada kedudukan para ahli ibadah yang zahir dalam ibadah. Atau, mereka adalah orang-orang yang mengetahui makna-makna dari hal itu dan mengetahuinya, maka mereka dalam ilmu bagaikan orang-orang yang makrifat (al-'Arifin) dari kalangan Sufi Syar'iyyah (Shufiyyah Syar'iyyah). Maka mereka inilah ulama umat Muhammad yang murni, dan mereka adalah makhluk terbaik (afdhul al-khalq) dan paling sempurna (akmaluhum) serta paling lurus metodenya (aqwamuhum thariqah), wallahu a'lam."
Dan beliau berkata dalam Majmu' al-Fatawa (11/16):
«وهم يسيرون بالصوفي إلى معنى الصديق وأفضل الخلق بعد الأنبياء الصديقون» اهـ
"Dan mereka menempuh jalur Sufi menuju makna Shiddiq (orang yang sangat benar imannya), dan makhluk terbaik setelah para Nabi adalah para Shiddiq."
Ringkasan Maksud Kutipan:
Kutipan ini menunjukkan bahwa Ibnu Taimiyyah membedakan antara berbagai jenis Sufi. Beliau memuji dan meninggikan kedudukan kelompok Sufi Syar'iyyah (Sufi yang berpegang teguh pada syariat).
Pujian:
Ibnu Taimiyyah menganggap al-'Arifin (orang yang mencapai makrifat) dari kalangan Sufi Syar'iyyah sebagai ulama umat Muhammad yang murni ('ulama ummah Muhammad al-mahḍah) dan menganggap mereka makhluk terbaik dan paling sempurna di antara umat Islam non-nabi.
Kaitan dengan Shiddiq: Beliau menjelaskan bahwa istilah "Sufi" yang benar (thariqah) merujuk pada makna Shiddiq (kedudukan kebenaran yang tinggi), dan Shiddiqin inilah yang merupakan makhluk terbaik setelah para Nabi.
Dengan demikian, maksud dari teks tersebut adalah menunjukkan bahwa Ibnu Taimiyyah menempatkan kelompok Sufi tertentu (Sufi yang Syar'iyyah dan Al-'Arifin) pada kedudukan spiritual tertinggi di kalangan umat Islam, yaitu setingkat dengan Shiddiqin, yang merupakan kelompok manusia terbaik setelah para Nabi.