Kisah Burung yang Mengadukan Nasibnya Kepada Waliyullah

Alkisah, ada seorang waliyullah yang bernama Yaqut al-‘Arsy. Disebut demikian karena hatinya selalu berada di bawah Arsy sedangkan yang berada di bumi hanyalah jasadnya saja.
Suatu hari ketika sedang mengisi majelis ilmu bersama murid-muridnya, ada seekor burung dara yang hinggap di pundaknya. Kemudian burung tersebut membisiki beberapa kalimat ke telinga sang wali dan ia pun menjawab,
“Bismillah, aku akan mengutus salah seorang muridku untuk menyelesaikan masalah ini.”
Lalu burung itu berkata,
“Jika bukan anda yang menyelesaikan, maka masalah ini tidak akan selesai.”
Setelah mendapat keluhan tersebut, Yaqut al-‘Arsy segera beranjak dari majelisnya yang ketika itu berlokasi di Iskandariyah untuk menuju ke tempat yang dimaksud oleh si burung dengan mengendarai seekor bighal (hewan sejenis kuda).
Tibalah Yaqut al-‘Arsy di sebuah masjid yang terletak di pemukiman daerah Mesir yang bernama Masjid Jami’ Amr dan bergegas menemui seorang muazin di masjid tersebut.
Setelah bertemu, Yaqut al-‘Arsy segera menyampaikan tujuan kedatangannya dan berkata,
“Aku diberi tahu oleh burung ini di Iskandariyah, ia mengadu bahwa setiap kali ia memiliki anak burung di Menara masjid ini, selalu kamu sembelih.”
Kemudian muazin itu menjawab,
“Apa yang dikatakan burung itu benar adanya.”
Atas perbuatannya tersebut, sang wali kemudian memperingatkan,
“Jangan anda melakukan hal itu lagi.”
Muazin tersebut pun sangat menyesali perbuatannya dan mengaku bertaubat. Setelah menyelesaikan masalah tersebut, Yaqut al-‘Arsy kembali lagi ke daerahnya di Iskandariyah dan melanjutkan majelisnya.
Sumber: Syekh Misbah bin Zain al Musthafa – Manakib al-Auliya’ al Abrar