Habib Luthfi Ungkap Nasab Habib Hasyim Tunggang Parangan Si Janggut Merah

September 18, 2023 - 13:42
Habib Luthfi Ungkap Nasab Habib Hasyim Tunggang Parangan Si Janggut Merah

Jakarta, JATMAN Online – Tersebarnya Islam di bumi Nusantara tidak lepas dari peran zuriah (keturunan) Rasulullah Saw, mereka dikenal dengan sebutan Sayyid, Syarif, Habib. Bukan hanya berilmu saja namun lebih mengedepankan akhlak dan dengan metode dakwah yang mudah diterima oleh masyarakat pada umumnya.

Rais ‘Aam Jam’iyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh an-Nahdliyyah (JATMAN) Maulana Habib Luthfi bin Yahya telah mengungkapkan dan mengulas peran dakwah Habaib pada saat seminar Internasional dengan tema “Peran Dakwah Damai Habaib di Nusantara” di Gedung Soverign Jalan TB. Simatupang, Jakarta.

Seminar yang menghadirkan keynote speaker dari Yaman dan Pakistan, Iran juga menghadirkan pakar dari Amerika Serikat, seperti Prof Engseng Ho (Duke University), Dr Mark Woodward (Arizona State University) dan Ismail Fajri Al-Attas (Michigan State University). Dari dalam negeri, di antaranya, hadir Habib Lutfi bin Yahya dan Prof Azyumardi Azra (UIN Jakarta).

Habib Luthfi mengungkapkan Pendakwah Habib yang ada di Kutai lama adalah yang pertama Habib Hasyim tunggang parangan atau Janggut Merah.

“Adapun nasab Habib Hasyim tunggang parangan atau Janggut Merah, bin Musaiya bin Abdullah bin Muhamamd bin Alwi bin Ahmad bin Yahya bin Hasan bin Ali bin Alwi bin Ali bin Muhammad Muladawileh bin Muhammad Faqh Muqoddam bin Ali bin Muhammad Shohib Mirbat bin Ali Kholi Qosam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Annaqib bin Muhammad Annaqib bin Ali Aluraidi bin Jafar Shadiq bin Muhammad Albagir bin Ali Zainal Abidin bin Husein Assibt (Cucu Nabi Muhammad SAW) bin Ali bin Abi Thalib,” ungkap Ketua Forum Sufi Dunia ini.

Maulana Habib Luthfi melanjutkan bahwa guru Thariqahnya Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad mengatakan Habib Hasyim Tunggang Parang atau Janggut Merah datang dari Yaman dan mengamalkan Thariqah Alawiyah atau Ba’Alawi di Kutai Lama. Dikutip dari Channel Aswaja Center Jabar, Sabtu (13/05).

Menyusuri situs sejarah di Kutai Kartanegara,  tentu tak bisa tidak untuk menyebut makam ulama penyebar Islam di tanah Kutai,  yakni Habib Hasyim Tuan Tunggang Parangan.

Ia berhasil mengislamkan Raja ke-6 Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Aji Mahkota Islam, beserta rakyatnya di Kutai Lama, Kecamatan Anggana.

Peristiwa ini terjadi pada abad 15-16 M. Tuanku Tunggang Parangan yang diketahui bernama Habib Hasyim bin Musaiyah, berkelana dari negeri Yaman untuk mengajarkan agama Islam di Nusantara.

Kisah Habib Hasyim yang datang ke Kutai dengan menunggangi ikan hiu parang sehingga digelari Habib Tunggang Parangan.

Awalnya dia mendatangi wilayah Minangkabau, kemudian ke Makassar, hingga akhirnya datang ke Kutai Lama untuk menemui Raja ke-6 Kutai Ing Martadipura yang pusat pemerintahan kerajaan waktu itu, tepat berada di kawasan Tepian Batu, Kutai Lama.

Upaya mengislamkan raja Kutai dan rakyatnya itu tidaklah berjalan mulus. Raja Aji Mahkota, Raja Kutai ke-6 yang dikenal sangat sakti itu, berjanji menerima ajaran Islam apabila Habib Tunggang Parangan atau si Janggut Merah mampu mengalahkannya dalam adu kesaktian.