Acara Recharge Dibanjiri Pemuda, Habib Husein Ja’far Ajak Produksi Konten Keunikan dan Tradisi Kudus
Kudus, JATMAN Online – Habib Husein Ja’far Al-Hadar mengajak kepada para pemuda Kudus untuk dapat memproduksi konten keunikan dan tradisi Kudus.
Hal itu disampaikan oleh Habib Husein saat mengisi acara Recharge di Pendapa Kabupaten Kudus pada Jumat (1/3/2024).
Acara Recharge ini menjadi bagian dari pembukaan tradisi Dandangan atau tradisi menyambut awal Ramadan. Harapannya anak-anak muda juga terlibat meramaikan tradisi Dandangan yang setiap tahun dilaksanakan di Kudus.
Habib Husein Ja’far mendorong agar para pemuda turut serta mengenalkan keunikan dan tradisi lokal ke khalayak luas. Karena kondisi saat ini anak muda sebagai elemen demografi yang mendominasi termasuk di Kudus.
"Misalnya di Kudus yang selama ini terkenal dengaan toleransinya dan sejumlah tradisinya, termasuk yang saat ini berlangsung tradisi Dandangan," jelasnya.
Menurutnya, tradisi dan toleransi di Kudus yang sudah berjalan selama ratusan tahun ini, bisa dipahami anak muda sebagai entitas lokal yang perlu dijaga dan dikontekstualisasikan sesuai dengan zaman.
Sebab bukan tidak mungkin generasi muda membawa tradisi baru yang justru melenceng dengan kearifan lokal atau bahkan anak muda merasa apriori dengan tradisi lama yang sudah ada.
"Ini perlu generasi muda diedukasi tentang tradisi dan memiliki akselerasi. Saya tidak bilang bagaimana tradisi dipegang seperti dulu, tapi dikontekstualisasikan sesuai keinginan anak muda," paparnya.
Habib Husein Ja’fat mencontohkan tradisi toleransi di Kudus yang mengkristal sampai sekarang seperti masyarakat lokal enggan memotong hewan sapi karena menghormati penganut agama lain pada zaman dulu bisa menjadi inspirasi toleransi bagi daerah lain.
Begitu juga untuk tradisi lokal Kudus, bisa dikenalkan oleh anak muda ke khalayak luas melalui media sosial melalui konten. Alasan membuat konten perihal nilai positif dan keunikan yang ada di Kudus tidak harus berangkat dari niat demi kemajuan daerah.
"Mula-mula bisa diniati secara pragmatis. Dengan adanya konten yang dibuat, penciptanya memiliki kesempatan untuk menjadi influencer yang setidaknya bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri," ungkapnya.
Habib Ja’far juga bercerita bahwa ini merupakan pertama kalinya mengunjungi Kabupaten Kudus. Kesan pertama yang dirasakan Habib Ja’far selama bertemu dengan ratusan anak muda yang memenuhi Pendopo Kudus adalah toleransi.
"Ini pertama kalinya saya ke Kudus, kesannya itu toleransi terasa sekali, kehangatannya terasa sekali. Orang-orangnya penuh dengan kehangatan, keramahan," pungkasnya.