Polemik Kontriversi Ilmiah Tasawuf Falsafi

Januari 18, 2025 - 01:09
Januari 19, 2025 - 23:11
 0
Polemik Kontriversi Ilmiah Tasawuf Falsafi

Tasawuf falsafi adalah salah satu aliran dalam tasawuf yang memadukan unsur-unsur falsafah dan spiritualitas. Tasawuf falsafi disebut juga tasawuf irfani merupakan limpahan kesucian (fayid muqaddas) Al-Haq kepada hamba-hambaNya yang dikehendaki Nya.

Syekh Prof. Dr. Abdul Baqi Ahmed Meftah Al-Jazairi menjelaskan:

لأنه لا يفرق بين الفلسفة والجانب العرفانى للتصوف المتعلق بالحقائق، فمايطلقون عليه إسم ( تصوف فلسفي) هو في الحقيقة (علم الحقائق) بينمنا ما يسمونه "تصوف سني أو شرعي" هو : "علم التزكبة" أو "التربية الروحية" وعلوم الحقائق ما هي إلاثمرة هذه التربية الشرعية الكاملة، وليست نتيجة توغل في متاهات فكرية فلسفية.

Tidak membeda-bedakan antara filsafat dan aspek Irfani tasawuf yang berkaitan dengan Haqiqat, maka yang mereka sebut (tasawuf falsafi) adalah hakikatnya (ilmu hakikat), sedangkan yang mereka sebut dengan “tasawuf Sunni atau Syariat” adalah: "ilmu tazkiyatun nafs”(ilmu pembersihan kotoran nafsu) atau "tarbiyah ruhiyah" (pendidikan ruhani) dan ilmu hakikat (tasawuf falsafi) tidak lain hanyalah buah, pendidikan ruhani dan syariat yang sempurna, dan bukan hasil mendalami intelektual filosofis dan bukan hasil ciptaan para Filsafat. (Alfiyat at-Tashawwuf wa Sarhuha, Dar- Nashirun, Beirut hal 141)

Harus dipahami tasawuf falsafi tidaklah sama dengan filsafat murni yang digagas oleh al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd. Filsafat murni objek kajian nya aqli pikir (Burhani) melalui logika (mantiq) mengkaji dan memahami sesuatu dengan logika

Tasawuf objek kajian nya hati berupa Dzuq dan kasyf Irfani. Tasawuf terdiri dari nazhori tasawuf dan tasawuf amali. Nazhori tasawuf disebut juga tasawuf akhlaqi yaitu ilmu membahas pembersihan kotoran-kotoran nafsu. Tasawuf amali disebut juga tarekat yaitu perjalan hati untuk sampai kepada al-Haq dengna melewati fase-fase disebut maqamat. Tasawuf amali di istilahkan juga sebagai pendidikan ruhani melalui bimbingan mursyid sufi yang Arifbillah.

Tasawuf falsafi di istilah kan juga tasawuf wujudi atau tauhid irfani. Yaitu ilmu hakikat yang dimaksud hakikat cahaya makrifat yang masuk kedalam hati sehingga tajalli segala perbuatan, sifat dan Dzat Allah.

Maka tasawuf falsafi hasil dari pada pendidikan ruhani, bersih hati kita dari selain Allah dan bercahaya akal kita dari segala waham keraguan.

Karakteristik Utama

  1. Penggabungan Falsafah dan Spiritualitas
    Tasawuf falsafi mencoba memahami hakikat Tuhan, alam semesta, dan manusia melalui pendekatan falsafah dan spiritualitas.

  2. Pencarian Makna
    Aliran ini berfokus pada pencarian makna hidup, kebenaran, dan kesempurnaan.

  3. Penggunaan Akal dan Intuisi
    Tasawuf falsafi menggunakan akal dan intuisi untuk memahami konsep-konsep spiritual.

  4. Pengaruh Falsafah Yunani
    Tasawuf falsafi dipengaruhi oleh falsafah Yunani, terutama Plato dan Aristoteles. Perlu dipahami bahwa falsafah Yunani hanyalah sebagai metode pendekatan untuk memahami kalam-kalam irfani ulama-ulama Sufi.

Tokoh Penting

  1. Al-Kindi
    Dianggap sebagai "Bapak Falsafah Islam".

  2. Al-Farabi
    Mengembangkan konsep fayid (emanasi) sebagai simbol kesempurnaan.

  3. Ibnu Sina (Avicenna)
    Mengembangkan konsep wujud sebagai dasar metafisika.

  4. Syuhrawardi Al-Maqtul
    Mengembangkan konsep isyraqiyah (iluminasi).

  5. Ibnu Arabi
    Mengembangkan konsep wahdat al-wujud (kesatuan wujud).

  6. Ibnu Sab’in
    Mengembangkan konsep wahdah al-mutlaqah.

Asy-Syaikhul al-Akbar Ibnu Arabi adalah tokoh terpenting dalam tasawuf falsafi. Ajaran Ibnu Arabi dikembangkan oleh pengikut-pengikutnya, di antaranya Shadruddin Al-Qunawi, Fakhruddin Al-Iraqi, Mu'ayyid al-Din al-Jandi, Sa'iduddin Ahmad Al-Farghani, Kamaluddin Abdul Razaq Al-Qasyani, Mahmud Dawud Al-Qasyhari, Hamza Al-Fanari, Abdul Karim Al-Jili, Abdurrahman Al-Jami, Abdul Ghani An-Nabulsi, dan Amir Abdul Qadir al-Jazairi.

Konsep Utama

  1. Wahdat al-Wujud
    Konsep bahwa hanya ada satu wujud mutlak, yaitu Allah, sementara alam adalah madhar atau tajalli dari sifat-sifat-Nya.

  2. Wujud
    Konsep tentang keberadaan atau eksistensi.

  3. Ma’rifah
    Pengetahuan spiritual yang diperoleh melalui intuisi dan pengalaman ruhani.

  4. Tawhid
    Konsep tentang tanzih dan tasybih.

  5. Syuhud
    Konsep penyaksian kepada yang satu pada yang banyak dan yang banyak pada yang satu.

  6. Insan Kamil
    Pengetahuan tentang manusia yang sempurna sebagai gambaran Al-Haq.

Ciri Khas

  1. Mistikisme
    Pengalaman spiritual yang mendalam dan pribadi.

  2. Simbolisme
    Penggunaan simbol-simbol untuk menggambarkan konsep spiritual.

  3. Alegori
    Penggunaan cerita untuk menggambarkan konsep spiritual.

  4. Kontemplasi
    Praktik refleksi dan meditasi (suluk) untuk mencapai kesadaran spiritual.

Tasawuf falsafi memiliki peran penting dalam sejarah pemikiran Islam dan terus mempengaruhi pemikiran spiritual dan falsafah hingga saat ini.

Alasan Kritik terhadap Tasawuf Falsafi

Tasawuf falsafi, sebuah aliran pemikiran spiritual dan filosofis dalam Islam, memang memiliki beberapa aspek yang kontroversial. Berikut beberapa alasan mengapa beberapa orang mungkin mengkritik atau menolaknya:

Alasan Teologis

  1. Penginterpretasian Al-Qur’an dan Hadits
    Tasawuf falsafi seringkali menggunakan metode interpretasi yang tidak literal, sehingga dianggap menyimpang dari ajaran Islam.

  2. Konsep Wahdat al-Wujud
    Konsep ini dianggap mengaburkan batas antara Tuhan dan manusia.

  3. Penekanan pada Pengalaman Spiritual
    Tasawuf falsafi menekankan pengalaman spiritual pribadi, yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan kepatuhan pada syariat.

Alasan Filosofis

  1. Pengaruh Falsafah Yunani
    Tasawuf falsafi dipengaruhi oleh falsafah Yunani, yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam.

  2. Konsep Manusia Sempurna
    Konsep ini dianggap terlalu idealis dan tidak realistis.

  3. Penekanan pada Akal dan Intuisi
    Tasawuf falsafi menekankan peran akal dan intuisi dalam mencapai kebenaran.

Alasan Sosial dan Politik

  1. Kritik terhadap Struktur Kekuasaan
    Tasawuf falsafi seringkali mengkritik struktur kekuasaan dan otoritas agama.

  2. Dianggap sebagai Gerakan Elit
    Tasawuf falsafi dianggap sebagai gerakan elit yang tidak dapat diakses oleh masyarakat awam.

  3. Kesalahpahaman dan Stereotip
    Kesalahpahaman dan stereotip tentang tasawuf falsafi dapat menyebabkan kritik atau kebencian.

Alasan Lain

  1. Kurangnya Pemahaman
    Kurangnya pemahaman tentang tasawuf falsafi dapat menyebabkan kebencian dan kritik.

  2. Pengaruh Budaya dan Tradisi
    Pengaruh budaya dan tradisi lokal dapat memengaruhi pandangan terhadap tasawuf falsafi.

  3. Konflik dengan Mazhab Lain
    Tasawuf falsafi dapat bertentangan dengan mazhab lain dalam Islam.

Perlu diingat bahwa tidak semua orang membenci tasawuf falsafi. Banyak ulama dan cendekiawan Muslim yang menghargai kontribusinya dalam perkembangan pemikiran Islam.

Penulis: Budi Handoyo, S. H, M. H, Dosen STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh
Editor: Khumaedi NZ