Pengaruh dan Peninggalan Al-Faqih Al-Muqaddam

September 24, 2023 - 11:17
 2
Pengaruh dan Peninggalan Al-Faqih Al-Muqaddam

Al-Faqih Muqaddam dilahirkan di Tarim, Hadramaut, Yaman Selatan, pada 574 H/1176 M. Sejak kecil ia dapat bimbingan agama yang sangat baik sehingga hafal Al-Qur’an dan disibukkan dengan mengkaji berbagai ilmu agama. Ia sangat pandai dalam Ilmu Bahasa Arab dan Ilmu-Ilmu Adab, sebagian ulama mengatakan ia telah sampai pada tingkatan al-ijtihâd al-mutlaq. Ia wafat pada malam Jum’at bulan Dzulhijjah tahun 653 pada umur 79 tahun.

Sebagian ulama ada yang bermimpi bertemu dengan Habib ’Abdullah bin ’Alwi Al-Haddad setelah wafatnya. Beliau berkata, ”Berziarahlah ke makam al-Faqih al-Muqaddam. Sebab, ada sebagian orang yang tidak memiliki amal ibadah yang banyak, namun ia sering berziarah ke makam al-Faqih al-Muqaddam. Lalu Allah menyamakan amal ibadahnya dengan orang-orang yang ahli ibadah.”

Al-Faqih Muqaddam telah berhasil membangun di Hadhramaut menara pendidikan dan ilmu dengan bangunan yang kokoh diatas pondasi tulus karena Allah dan usaha untuk memperbaiki manusia dan kehidupan agama dan dunianya, ini adalah pengaruh terbesar Al-Faqih yang bisa dirasakan oleh peradaban manusia, sebab Hadhramaut sejak saat itu mengalami banyak perubahan dari segi cara berpikir, metode hidup Bani Alawi serasa mendarah daging dengan tujuannya yang tersendiri, hal ini tampak pada etika yang diterapkan oleh keluarga dari istri dan anak-anak, murid-murid, dan para pengikut Al-Faqih. Beliau juga meninggalkan sebuah pesantren yang berperan penting dalam komunitas Hadhramaut yang didalamnya dipelajari metode hidup beliau, hal lain yang merupakan peninggalan beliau adalah lahan pertanian yang dipenuhi dengan pohon korma yang mana sebagian manfaatnya disalurkan untuk kemaslahatan umum.

Adapun peninggalan beliau yang berupa karangan, sampai saat ini belum diketahui kecuali apa yang disebutkan oleh Saiyyid Muhammad bin Ahmad Al Syatiri dalam Al Adwar.

Dan beliau memiliki karangan-karangan lain tentang Tasawwuf dan ilmu hakikat, juga koreksi dan pendapat yang beliau ekspresikan untuk ulama-ulama semasa beliau.

Diantara peninggalan doa dan zikir yang banyak ditulis dalam kitab-kitab Doa:

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم انقلنا و المسلمين من الشقاوة إلى السعادة, و من النار إلى الجنة, و من العذاب إلى الرحمة, و من الذنوب إلى المغفرة, و من الإساءة إلى الإحسان, و من الخوف إلى الأمان, و من الفقر إلى الغنى, و من الذل إلى العز, و من الإهانة إلى الكرامة, و من الضيق إلى السعة, و من الشر إلى الخير, و من العسر إلى اليسر, ومن الإدبار لإلى الإقبال, ومن السقم إلى الصحة, و من السخط إلى الرضا, و من الغفلة إلى العبادة, و من الفترة إلى الاجتهاد, و من الخذلان إلى التوفيق, و من البدعة إلى السنة, و من الجور إلى العدل.

اللهم أعنا على ديننا بالدنيا, و على الدنيا بالتقوى, و على التقوى بالعمل, و على العمل بالتوفيق, و على جميع ذلك بلطفك المفضي إلى رضاك, المنهي إلى رضاك, المنهي إلى جنتك, المصحوب ذلك بالنظر وجهك الكريم.

يا ألله (3), يا رباه (3), يا غوثاه(3), يأ أكرم الأكرمين, يا رحمن يا رحيم, يا ذالجلال و الإكرام, يا ذا المواهب العظام, أستغفر الله العظيمالذي لا لإله إلا هو الحي القيوم و أتوب إليه.

اللهم أسألك التوفيق لمحابك من الأعمال, و صدق التوكل عليك, و حسن الظن بك, و الغنية عمن سواك. إلهي يا لطيف, يا رزاق يا ودود, يا قوي يا متين : أسألك تألها بك, و استغراقا فيك, و لطيفا شاملا من لدنك, و رزقا واسعا هنيئا مريئا, و سنا طويلا, و عملا صالحا في الإيمان و اليقين, و ملازمة في الحق والدين, و عزا و شرفا يبقى و يتأبد, لايشوبه تكبر و عتو ز لا فساد, إنك سميع قريب.

و صلى الله على سيدنا محمد و آله و صحبه و سلم و الحمد لله رب العالمين.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Ya..Allah pindahkan kami dari kesengsaraan menuju ke kebahagiaan, dari neraka menuju ke surga, dari adzab menuju kasih sayang, dari dosa ke ampunan, dari perbuatan jelek ke perbuatan baik, dari rasa takut ke rasa aman, dari kefakiran menuju kekayaan, dari kerendahan ke ketinggianan, dari kehinaan ke kemulyaan, dari kesempitan ke keluasan, dari kesusahan menju kemudahan, dari kemunduruan menuju ke kemajuan, dari sakit menuju sehat, dari marah menjadi ridla, dari lalai meuju ibadah, dari kevakuman menuju ke kedisiplinan, dari terlupakan menjadi ditepatkan, dari bid’ah menuju jalan sunnah, dari kelaliman menuju keadilan.

Ya..Allah bantulah kami dalam agama kami dengan dunia, dan dalam keduniaan kami dengan ketakwaan, dan dalam ketakwaan kami dengan beramal, dan dalam amalan kami dengan penepatan, dalam semua hal tersebut dengan kelembutan-Mu yang mengarah ke ridla-Mu, yang berakhir di surga-Mu, yang hal itu akan disertai dengan melihat dzat-Mu Yang Mulia.

Ya Allah (3) Ya Rabbahu (3) Ya Ghauthaahu (3) wahai Dzat Yang Maha Mulia, Wahai Dzat Yang Maha pengasih, wahai Dzat Yang Maha Penyayang, Wahai Dzat pemilik Ketinggian dan Kemulyaan, wahai Dzat Yang Memiliki Wibawa Tinggi, saya memohon ampun dari Allah Yang Maha Besar, Yang tiada Tuhan selain-Nya, Yang Maha Hidup Yang Ada dengan sendiri-Nya, saya bertaubat kepada-Mu.

Ya Allah saya mohon kepada Mu petunjuk untuk beramal untukMu, dan mohon anaugrah tawakkal yang sebenarnya, husnu dhan kepada Mu, tidak butuh selain kepada Mu, Tuhanku, Dzat Yang Maha Halus, Dzat Pemberi Rizki, Dzat Yang Maha Menyinta, Dzat Yang Maha Kuat, Dzat Yang Maha kuat, saya mohon kepadaMu penyembahan kepada-Mu, lindungan dalam peluk erat-Mu, lembut kasih sayang-Mu, rizki yang luas yang melegakan, usia yang panjang, amal saleh dalam keimanan dan keyakinan, selalu berhubungan dengan kebenaran dan agama, kemulyaan yang abadi, yang tidak dikotori dengan kesombongan, kedholiman, dan kerusakan, sungguh Engkau Maha Mendengar dan Dekat.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kehadirat Nabi Muhammad SAW, Segala puji bagi Allah Tuhan alam semesta.

Kehidupan Al-Faqih Muqaddam semenjak beliau mengajak untuk hanya butuh kepada Allah semata berjalan mulus menuju ke keberhasilan dan membuahkan hasil, beliau memulai dari pembenahan manusia dari akhlaq dan budi pekerti dengan menjelaskan batasan-batasan etika dalam islam, lantas semakin meluas hingga semua kalangan baik yang pro maupun yang kontra ridla dengan nasehat-nasehat Al-Faqih karena merasakan dalam pesan-pesan tersebut terdapat keikhlasan, ketulusan dan keinginan untuk menghidupkan hati. Al-Faqih menekuni usahanya sampai pada akhirnya Allah menakdirkan hidupnya metode hidup yang beliau tanamkan melalui murid-murid beliau.

Ketika beliau mencapai usia lanjut membawa beliau lepas dari lingkungan disekitarnya hanyut dalam alam khusus yang terkenal dalam ilmu tasawuf dengan istilah Al Ishtilam, sebelum meninggal beliau mengalami kondisi ini selama seratus hari penuh, tidak makan dan tidak minum, dari lisan beliau terdengar ungkapan-ungkapan asing dan penilaian-penilaian aneh tentang kondisi manusia, dan hal-hal yang akan terjadi dalam kehidupan tanpa disengaja oleh beliau.

Ketika dirasa kondisi ini berjalan lama kepada beliau karena kasian kepada beliau salah seorang keluarganya memberikan susu kepada beliau lantas beliau berkata: “kalian sudah bosan dengan ku”, lalu beliau meninggal dunia pada malam jum’at bulan Dzul hijjah 653 H.

*Disadur dari berbagai sumber