Silaturrahim di Jambi, Mudir ‘Ali Bicara Nilai-Nilai Tasawuf dan Etika Kebangsaan

Jambi, JATMAN Online
Setelah menghadiri Khitanan Massal, Mudir ‘Ali JATMAN melanjutkan silaturrahim ke Ponpes Al-Ma’arif Talangsari, Kota Jambi, Minggu malam, (25/5/2025).
Silaturrahim kedua di Provinsi Jambi ini, Mudir ‘Ali menekankan bagaimana membenahi etika sosial kebangsaan dengan pengamalan tarekat.
"Pengamalan tarekat tidak hanya soal ibadah individual, tetapi juga menanamkan akhlak mulia seperti rendah hati, menghargai perbedaan dan menjauhi sikap ekstrem. Di tengah polarisasi sosial, nilai-nilai tasawuf ini bisa menjadi fondasi etika kebangsaan yang inklusif," ucap Mudir ‘Ali di hadapan hadirin.
Dalam frame ini, Mudir ‘Ali menjelaskan bagaimana saat-saat ini banyak orang telah jauh dari etika kebangsaan. Maraknya perilaku korupsi, keserakahan, ketidakadilan dan sebagainya, menjadi perhatian masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, Mudir ‘Ali menyampaikan urgensi pengamalan tarekat sekarang.
"Tarekat mengajarkan disiplin spiritual (riyadhah) dan pengendalian diri (mujahadah) yang relevan untuk membentuk generasi berintegritas. Nilai kesederhanaan, kejujuran, dan tanggung jawab dalam tarekat harus diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan karakter nasional." jelas Mudir ‘Ali.
Pada silaturrahim ini juga, JATMAN menyalurkan 100 paket sembako kepada kaum dhuafa’ yang dipusatkan di Ponpes Al-Ma’arif, di bawah asuhan KH. Samsul Ma’arif. Kegiatan ini menjadi simbol nyata bahwa pengamalan tarekat tidak hanya bersifat ritualistik, namun juga menyentuh aspek sosial kemasyarakatan.
Acara juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jambi, Drs. H. Abdullah Sani, yang memberikan sambutan dan apresiasi terhadap peran tarekat dalam membangun moralitas bangsa dan menjaga keharmonisan sosial. Hadir pula Ketua Tanfidziyah PWNU Jambi, KH. Iskandar Nasution, yang menekankan pentingnya integrasi antara amaliyah thariqah dan melayani umat.
Melalui kegiatan ini, JATMAN menegaskan kembali perannya sebagai wadah pengamalan tarekat yang tidak hanya bersifat spiritual, namun juga berorientasi pada perbaikan sosial dan penguatan karakter kebangsaan.
Baca Juga: Gelar Khitanan Massal, Mudir ‘Ali Doakan Peserta Khitan Jadi Pengusaha