Bila Masamu Sampai

Tiba tiba langit murka
Ia cekik awan hingga lebam,
Lemparkan petir meninju gunung
angin kesurupan menantang gelombang
Derap duka berteriak lantang
Mengabarkan lonceng kematian
manusia dan kemanusiaan
kefanaan mengirimnya pulang
Kalau sudah begitu bagaimana merayunya
Mengembalikan awan duduk manis di atas Bromo
memayungi Puntadewa, Sembadra dan Srikandi, setia
menghangatkan ruang tapa Arjuna
Tanda tanda duka terasa biasa
Semua sudah legowo
Negeri ini penuh cadangan bencana
Untuk didownload kapan saja
Etalase duka terpajang
berderet menunggu giliran
Gagak bertengger di puncak pohon
mengintip ia yang telah habis masa
Bila masamu sampai
pulangmu kepada siapa ?
Lisan belum kau semaikan
Kalimat esa, Nafi dan Itsbat
Bila masamu sampai
ruhmu kembali kepada siapa?
Detak belum juga kau tanam
dengan denyut asma yang kekal
Tangsel, satu dua, satu, ‘ dua satu