Syekh Fathurrahman: Puasa Fiqih Harus Tersinergi dengan Puasa Thariqah

September 18, 2023 - 13:20
Syekh Fathurrahman: Puasa Fiqih Harus Tersinergi dengan Puasa Thariqah

Jakarta, JATMAN Online – Mursyid Thariqah Idrisiyyah Syekh Akbar Muhammad Fathurahman, M. Ag. pada kajian Shubuh menjelaskan hakikat Puasa Thariqah yang bertempat di Masjid Al-Barkah,.

Jika ibadah hanya dengan fiqih, maka merasakan kelelahan, terbebani, itu masih tingkatan fiqih.

“Hendaknya ibadah kita dengan fiqih yang dipadukan dengan tasawufnya (thariqahnya). Maka akan mendapatkan manisnya keimanan (وجد حلوة الايمان), dengan merasakan kehadiran Allah Ta’ala, hati yang tersambung kepada Allah Swt,” kata Syekh Fathurrahman dilihat dari kanal Youtube IdrisiyyahID, Sabtu (25/3).

Syekh Fathurahman juga mengatakan bahwa puasa fiqih harus tersinergi menurut Fiqih dan Thariqah maka itulah yang benar.

“Itulah yang benar yang menggabungkan keduanya, berpuasa dengan Ilmu Fiqih disertai dengan puasa Thariqahnya,” ungkapnya.

Suatu ketika Nabi Muhammad Saw menyuruh seorang wanita untuk makan, padahal dia sedang berpuasa, Rasulullah karena puasanya telah batal puasanya secara hakikat, tidak bisa menjaga mulut sehingga berdosa mulutnya.

“Pada hakikatnya dia tidak berpuasa, mulutnya tidak puasa. Maka yang benar adalah Puasa menurut fiqih digabungkan menurut thariqah (puasa tasawuf). Rasulullah bersabda:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga (HR An-Nasa’i)”,” Jelasnya.

Sehingga Syeikh Abdul Qadir Al-Jaelani menjelaskan Puasa Thariqah yakni :
أن يمسك عن جميع أعضائه المحرّمات والمناهي والذمائم مثل العُجب والكبر والبخل وغير ذلك، ظاهر وباطنا، فكلُها يبطل صوم الطريقة

Menahan seluruh anggota tubuhnya dari melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan dan dilarang, menjauhi sifat-sifat tercela seperti ujub, sombong, kikir dan selainnya secara lahir dan batin. Maka setiap melakukan hal-hal tersebut akan membatalkan puasa tarekatnya.

Puasa ahli thariqah berbeda dengan puasa secara syariat yang hanya menahan makan minum. Puasa Thoriqah menahan seluruh anggota tubuh dan panca indra. membersihkan diri dari hal yang tidak bagus. Menghentikan dari hal yang tidak berfaedah. Menjaga batin dari sifat-sifat tercela yang dapat menyebabkan penyakit hati.

“Semoga puasa kita pada bulan Ramadhan tidak sekedar menahan lapar dan haus saja, dapat menjalankan Puasa Thariqah sehingga mendapatkan balasan (جزاء) keridhaan dari Allah Ta’ala, sebagaimana dalam Hadist Qudsi; الصوم لي وانا اجزي به “puasa adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya“,” pungkas Pimpinan Pondok Pesantren Idrisiyyah ini.