Mengenang KH Hamdani Mu’in, Ketum Pertama PP MATAN

September 18, 2023 - 06:29
September 18, 2023 - 06:29
Mengenang KH Hamdani Mu’in, Ketum Pertama PP MATAN

Bogor, JATMAN Online – MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah), organisasi tarekat mahasiswa ini menginduk kepada JATMAN (Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah). MATAN dideklarasikan oleh Ra’is Aam JATMAN, Mualana Habib Luthfi bin Yahya pada Muktamar XI JATMAN di Pondok Pesantren Al-Munawariyyah Bululawang Malang Jawa Timur pada tanggal 10 – 14 Januari 2012 M / 16 – 20 Shafar 1433 H.

Sejak berdiri, MATAN dinahkodai oleh KH Hamdani Mu’in, seorang dosen di UIN Walisongo Semarang, hingga beliau wafat. Selain aktif di MATAN, beliau juga aktif membantu di JATMAN.

Sosok KH Hamdani
Beliau menurut saya orang yang energik, berpikir besar, dan visioner. Saya pertamakali bertemu beliau saat Suluk Matan 1.1 yang diselenggarakan PW Matan Dki Jakarta. Pesan beliau yang terngiang di telinga saya, yaitu pesan Maulana Habib Luthfi bin Yahya, bahwa Habib Luthfi bermimpi suatu saat dari MATAN akan muncul para ahlillah, yang intelektual di bidang tertentu. Habib Luthfi berdoa semoga akan muncul mursyid-mursyid tarekat dari MATAN. Beliau selalu mengumpamakan, siang hari berdasi rapih, malam hari berdzikir kepada Allah.

Guyonan sekaligus pesan yang selalu beliau ulang-ulang yaitu, kader MATAN harus kembali ke SD, kemudian SMP, lalu ke SMA. Tentu hal ini membuat kita bingung karena saat itu kami sudah mahasiswa. Maksud dari pesan beliau adalah: SD “Sendiko Dawuh”, SMP “Siap Menerima Perintah”, dan SMA “Siap Menerima Amanah”.

Energik, seperti yang telah saya sebutkan di atas, ditunjukkan dengan totalitas beliau dalam mengawal kaderisasi MATAN, diantaranya di Jakarta, Bandung, Lampung, Sulawesi, Kalimatan dsb. Dalam mengawal kaderisasi tersebut, beliau merogoh dari kantong beliau sendiri.

Berpikir besar dan visioner yang saya maksud, beliau bercita-cita mendirikan pesantren MATAN di kalimantan yang akan menjadi pusat kaderisasi MATAN. Pada suatu ketika, beliau bermimpi republik ini akan dipimpin oleh ahlillah yang ahli di bidangnya masing-masing. Informasi terakhir yang saya dengar pondok pesantren tersebut sudah sampai pembebebasan tanah, dan tidak saya dengar lagi setelah beliau sakit.

Selamat Jalan, Komandan ! InsyaAllah kita siap memperjuangkan MATAN. Beliau meninggalkan kami dalam statusnya sebagai seorang “Pejuang Tarekat”. Beliaulah yang menjadi khodim Habib Luthfi untuk memperkenalkan MATAN di kalangan pemudan atau Mahasiswa.