MENGENAL KITAB RISALAH AL-IKHWAN AL-SHAFA KELOMPOK FILSUF DARI BAGHDAD ABAD KE 4 HIJRIAH

Juni 28, 2025 - 14:48
MENGENAL KITAB RISALAH AL-IKHWAN AL-SHAFA KELOMPOK FILSUF DARI BAGHDAD ABAD KE 4 HIJRIAH

Pada abad ke empat sampai kedua belas hijiriah masa-masa keemasan intelektual Islam di dunia, pada era Daulah Bani Abbasiyah di Baghdad, dan dua saingannya Daulah Bani Umayyah di Cordova (Spanyol), dan Daulah Bani Fattimiyah di Kairo Mesir. Salah satu bidang Keilmuan yang termasyur pada era ini adalah pengetahuan filsafat. Toko2 filsafat Islam besar bermunculan diantaranya Abu Ishaq Al-Kindi (w 873 ), Abu Bakar Ar-Razi (w 932), Abu Nashr Al-Farabi (w 950 ), Abu Rais Ibnu Sina (w 1037), Abu Rayhan al-Biruni (w 1030), Umar Khayyam (w. 1131), Abu Hamid Al-Ghazali (w. 1111), Syihab ad-Din Syuhrawardi Al-Maqtul (w. 1191), Fakhr al-Din ar-Razi (w. 1210). Hingga serangan bangsa Mongol pimpinan Hulagu Khan ke Dunia Islam menghancurkan kota2 intelektual Islam seperti Ray, Thus, Nishapur dan Baghdad. Namun, keilmuan filsafat tetap berkembang di hidup kan kembali oleh Nashr Al-Din ath Thusi (w 1274 ), dan Quthb al-Din Asy-Syirazi (w 1311 )

Sekitar pertengahan abad ke 4 Hijriah ( sekitar 970 M). Sebuah mazhab filsafat efektif yang cenderung pada pemikiran spekulasi Pythagoras yang dikenal dengan Ikhwan al-Shafa, muncul di Baghdad. Sebutan ini mungkin diambil dari cerita tentang seekor merpati dalam kisah berbahasa Persia Kalilah wa Dimmah yang mengisahkan bahwa sekelompok hewan yang berpura-pura menjadi sahabat dekat (Ikhwan al-Shafa), satu sama lain berhasil menghindari perangkap pemburu.

Ikhwan al-Shafa, yang mempunyai cabang di Baghdad, membentuk bukan saja pertalian filosofis, tapi juga religius-politis dengqn doktrin Syiah Ismaili, kemudian sekte Ismailiyah, dan melancarkan gerakan oposisi terhadap tatanan politik saat itu, yang secara terang-terangan hendak mereka gulingkan dengan cara mendeskreditkan sistem pemikiran dan keyakinan agama yang populer. 

Dengan demikian, aktivitas dan keanggotaan mereka cenderung samar dan bersifat rahasia. Kumpulan Risalah mereka, Rasail Ikhwan al-Shafa yang disusun secara ensiklopedia, sampai sekarang. 

Sayyed Hossein Nasr menjelaskan, "Rasail Ikhwan al-Shafa merupakan kumpulan lima puluh satu Risalah yang terkait erat dengan lingkaran Ismail. Risalah ini, yang muncul pada abad keempat/kesepuluh di Basra memiliki corak Neopythagoras yang kuat. Rasail ini dibaca secara luas oleh filsuf terkemudian dan bahkan para teolog seperti Al-Ghazali, yang menulis kitab Tahafut al-Falasifah sebagai penentangan atas filsafat Peripatetik dan Juga Ismai'ilisme."

Philip K. Hitti menjelaskan, "Rasail Ikhwan al-Shafa terdiri atas 52 Risalah membahas bidang matematika, astronomi, geografi, logika, musik, etika, filsafat, teologi dan sihir. Merangkum semua bidang bidang pengetahuan yang seharusnya dimiliki oleh seorang yang berperadaban.

51 Risalah pertama merupakan pengantar untuk Risalah terakhir, yang merupakan rangkuman seluruh pengetahuan. Bahasa yang digunakan pada Risalah Al-Ikhwan Al-Shafa tersebut menunjukkan bahwa bahasa Arab pada saat itu bisa menjadi sarana yang memadai untuk menuangkan pemikiran ilmiah dalam berbagai bidang. 

Al-Ghazali cukup terpengaruh oleh tulisan-tulisan kelompok Ikhwan al-Shafa, dan Rasyid al-Din Sinan ibn Sulayman, pemimpin gerakan Hasyasyiniah (Assasin) menggunakan tulisan-tulisan Ikhwan al-Shafa sebagai pedoman pemikiran pengetahuan. 

Ketika berada di Baghdad, Abu al-Ala al-Ma'arri seorang penyair filosof besar dari Suriah, menghadiri pertemuan kelompok Ikhawan al-Shafa pada hari Jumat, juga hadir Abu Hayyan al-Tawhidi (w. 1023) seorang tokoh terkenal kelompok Muktazilah yg bersama al-Rawandi (w. 915) juga hadir bergabung dengan kelompok Ikhwan al-Shafa ini.

Pada abad ketiga belas ketika pusat-pusat kekuasaan Islam di Ray, Thus, Mervi, Nishapur dan Baghdad dihancurkan oleh bangsa Mongol. Kemudian namun kitab Risalah Al-Ikhwan al-Shafa ini selamat, tersebar di Mesir, India, Turki dan di Persia sendiri yang terus dilestarikan dan diterbitkan di berbagai percetakan Mesir, Libanon dan Eropa.

Referensi:

1. Philip K Hitti, Historis of Arabs, Serambi-Jakarta, 2006.

2. Sayyed Hossein Nasr, Filsafat Islam Dari Muasalnya hingga sekarang; Filsafat di Padang Nubuwwah, Yayasan Al-Ma'arij Darmaraja, Sumedang, 2002.

( Budi Handoyo SH MH )