K.H. Achmad Chalwani: Sosok Humanis di Tengah Masyarakat

K.H. Achmad Chalwani bin K.H. Muhamad Nawawi merupakan sosok kiai Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo sekaligus Mursyid Thariqah Qadiriyyah Wan Naqsyabandiyyah

Desember 15, 2025 - 14:27
Desember 15, 2025 - 14:28
K.H. Achmad Chalwani: Sosok Humanis di Tengah Masyarakat
K.H. Achmad Chalwani: Sosok Humanis di Tengah Masyarakat

K.H. Achmad Chalwani bin K.H. Muhamad Nawawi merupakan sosok kiai Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo sekaligus Mursyid Thariqah Qadiriyyah Wan Naqsyabandiyyah yang dikenal humanis dalam mendakwahkan Islam rahmatan lil ‘alamin di kalangan masyarakat sekitar, nasional bahkan mancanegara, seperti Singapura, Malaysia dan Hongkong.

Kepiawaian Kiai Chalwani dalam mengemas dakwah bil hikmah membuatnya mudah diterima di berbagai kalangan. Dakwah bil hikmah ini dapat diartikan sebagai dakwah yang penuh dengan kasih sayang, dakwah yang mengutamakan cara yang halus dan dakwah melalui akhlaqul karimah, sebagaimana dakwah ala Nabi Muhammad SAW saat menyikapi Sang Istri Sayyidah Aisyah yang dicaci-maki oleh orang-orang Kafir Quraisy.

“Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Begini Aisyah, Allah lebih mencintai orang yang dakwah dengan cara yang halus daripada dengan cara kekerasan,’” tutur Kiai Chalwani dalam salah satu pengajiannya.

Bagi Kiai Chalwani, dakwah seperti ini yang membedakan cara dakwah Nahdlatul Ulama dengan yang lain.

“Inilah yang membedakan Nahdlatul Ulama dengan yang lain,” ucap Kiai Chalwani menguatkan.

Meskipun demikian, bukan berarti perbedaan cara dakwah Nahdlatul Ulama dengan yang lain lantas dijadikan penghambat ukhuwwah insaniyyah. Mengutip pesan KH Achmad Shiddiq Jember, Kiai Chalwani menyampaikan berikut.

“Nahdlatul Ulama ini organisasi keagamaan-kemasyarakatan yang berakidah Ahlussunnah Wal Jama’ah. NU tidak pernah punya watak menghimpun suatu kekuatan,untuk dihadapkan dengan kekuatan lain. Akan tetapi, NU punya watak menghimpun berbagai kekuatan yang ada, untuk bersama-sama mewujudkan rahmatan lil ‘alamin,” ungkap kyai yang diamanahi menjadi Rais Ali JATMAN.

Kiai Chalwani menguatkannya dengan menukil Q.S. Al-Anbiya ayat 107, yang artinya, “Dan tidaklah kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”

Bahkan dakwah melalui akhlaqul karimah, adab dan tatakrama lebih diutamakan daripada dakwah melalui ilmu. Kyai Chalwani menegaskan, “Al-Adab fauqal jami, tatakrama di atas segala-galanya, bahkan di atas ilmu.”

Selain cara dakwah yang penuh lemah lembut, Kiai Chalwani juga memberi tips dakwah agar mudah diterima dan diingat di berbagai kalangan, mengutip Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Purworejo, Habib Sagaf bin Ahmad Al-Jufri tempo dulu.

“Pertama, pendidik harus ikhlas dan kedua, siap, artinya apa yang akan disampaikan harus dikuasai betul,” terang Kiai Chalwani.

Dengan cara lembut dan sedikit tips tersebut, dakwah Kiai Chalwani mudah diterima di berbagai kalangan.