Keutamaan Shalat Tarawih

September 20, 2023 - 10:13
 0
Keutamaan Shalat Tarawih

Diriwayatkan dari Aisyah ra. bahwa pada malam pertama Bulan Ramadan, Rasulullah saw. melaksanakan shalat tarawih di masjid. Pagi harinya, jamaah shalat tarawih tersebut saling menginformasikan kepada yang lainnya. Ketika malam kedua, Rasulullah saw. kembali melaksanakan tarawih dengan jamaah yang lebih banyak lagi.

Kemudian berita pelaksanaan shalat tarawih tersebut sudah menyebar kepada umat-umatnya yang lain sehingga pada malam ketiga, masjid sudah dipenuhi oleh jamaah yang membludak. Namun, setelah ditunggu sangat lama, Rasulullah saw. tidak kunjung hadir. Hingga barulah menjelang shalat fajar, Rasulullah saw. keluar dari rumahnya.

Karena penasaran, salah seorang dari mereka bertanya kepada Rasululla saw. tentang ketidakhadirannya semalam dan Rasulullah saw. menjawab,

“Sesungguhnya aku khawatir jika shalat tersebut menjadi wajib untuk kalian, sedang kalian tidak mampu melakukan itu.”

Namun, meskipun pada masa Rasulullah saw. tarawih belum dilaksanakan secara berjamaah, Aisyah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. sangat menyukai jika umatnya senantiasa menghidupkan malam Ramadan dan memerintahkan mereka untuk melaksanakan hal tersebut dengan sungguh-sungguh.

Barulah ketika masa Khalifah Umar bin Khattab, ia menyerukan kepada umat untuk melaksanakan shalat tarawih yang dipimpin oleh Ubay bin Ka’ab. Tentu saja umat merasa heran karena hal tersebut dianggap bid’ah dan tidak ada di masa Rasulullah saw.

Kemudian Umar ra. berkata,

“Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: ‘Sesungguhnya Allah swt. berada di suatu tempat di sekitar Arsy bernama Hadzirah al Quds. Tempat tersebut terbuat dari cahaya yang di dalamnya terdapat malaikat yang banyak jumlahnya. Mereka tidak henti-hentinya beribadah kepada Allah swt. Kemudian ketika malam Ramadan, para malaikat tersebut meminta izin kepada Allah swt. untuk turun ke bumi dan melaksanakan shalat bersama dengan anak Adam. Maka turunlah mereka setiap malam dan saling berhimpitan dengan setiap orang. Maka sangat beruntunglah orang tersebut dan tidak ada celaka setelah itu selamanya.’ Lalu Umar ra. melanjutkan perkataannya, Maka, kita lebih berhak atas hal ini.”

Selanjutnya, berkumpullah orang-orang untuk melaksanakan shalat tarawih.

Demikian pula yang diriwayatkan oleh Ali ra. bahwa suatu ketika ia keluar pada malam Bulan Ramadan, kemudian ia mendengar suara orang membaca al-Qur’an di masjid. Kemudian ia melihat lampu yang tampak cerah di masjid tersebut seraya berkata, “Semoga Allah senantiasa menerangi kuburan Umar sebagaimana Ia telah menerangi masjid-masjid kami dengan al-Qur’an.

Sumber: Kitab Tanbihul Ghafilin, Syekh Nashr ibn Muhammad ibn Ibrahim as-Samarqandi