Inilah Amalan Wirid Al-Musabbi’atul ‘Ashri

September 18, 2023 - 11:03
Inilah Amalan Wirid Al-Musabbi’atul ‘Ashri

Pada tayangan Channel Youtube Istilam (Istana Ilmu Sabilurrahim), KH. Cep Herry Syarifudin menyampaikan sebuah wirid yang sangat penting untuk mencapai kemakmuran, keselamatan, kesuksesan dan kebahagiaan lahir batin di dunia dan akhirat.

Amalan tersebut merupakan amalan yang sering dibaca oleh santri-santri Pondok Pesantren Cipasung sebagai bagian dari tarekat menuntut ilmu dan mengajar santri.

Berikut adalah bacaan wirid Al-Musabbi’atul ‘Ashri, yang masing-masing bacaannya dibaca sebanyak tujuh kali sebagaimana arti dari istilah wirid tersebut ‘Sepuluh amalan utama yang dibaca tujuh kali’:

1. Membaca al-Fatihah

2. Membaca an-Naas

3. Membaca al-Falaq

4. Membaca al-ikhlas

5. Membaca al-Kafirun

6. Membaca ayat Kursi

7.  سُبْحَانَ اللهِ وَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ لاَاِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَللهُ اَكْبَرُ وَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

8. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى أٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ  وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى أٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ  فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

9.  اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

“Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan untuk mukminin-mukminat, muslimin-muslimat baik yang masih hidup maupun yang mati.”

10.اَللّٰهُمَّ افْعَلْ بِيْ وَ بِهِمْ عَاجِلاً وَ أٰجِلاً فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْأۤخِرَةِ مَا اَنْتَ لَهُ اَهْلٌ وَلاَ تَفْعَلْ بِنَا يَا مَوْلاَنَا مَا نَحْنُ لَهُ اَهْلٌ اِنَّكَ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ جَوَّادٌ كَرِيْمٌ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ

“Ya Allah, perlakukanlah aku dan mereka (mukminin-mukminat, muslimin-muslimat) apa saja yang Engkau pantas memperlakukan kami (sebaik-baiknya) dalam urusan agama, dunia dan akhirat (kami) dalam waktu cepat maupun lambat, dan janganlah Engkau memperlakukan kami –duhai Tuhanku- dengan apa-apa yang kami layak diperlakukan (dengan hal yang tidak pantas dikarenakan kesalahan, ketelodaran dan pembangkangan kami). Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Bijaksana, Dzat Yang Maha Pemurah lagi Maha Mulia, Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

Menurut Kiai yang juga Wakil Katib PWNU Jabar tersebut, amalan ini dapat diwiridkan tiap pagi dan sore sebanyak 1 kali, atau sehari semalam cukup 1kali, atau tiap hari Jum’at 1kali, atau setahun 1kali.

Adapun faedahnya sangat banyak sekali mencakup kebahagiaan, kesejahteraan, dan keselamatan lahir batin, serta kesuksesan dunia akhirat, termasuk pula menolak segala keburukan dunia dan akhirat, antara lain:

1. Dihindarkan dari kemiskinan, sehingga akan selalu diberi kecukupan bahkan keberlimpahan dan keberkahan rezeki

2. Dijauhkan dari kesulitan, sehingga segala urusannya selalu dipermudah oleh Allah Swt.

3. Jika terlilit hutang, maka segala hutangnya pasti dilunaskan oleh Yang Maha Kaya

4. Selamat dari sakit keras, atau penyakit yang berbahaya, kronis atau parah, semuanya akan dihindarkan

5. Selamat dari caci makian musuh, diselamatkan dari bahaya musuh-musuhnya

6. Selamat dari butuh kepada pertolongan orang,  segala kebutuhannya dicukupkan oleh Allah. sehingga ia tidak membutuhkan lagi kepada pertolongan orang lain

7. Selamat dari dikuasai orang lain, sehingga  dijadikan orang yang berjiwa merdeka, tidak didikte atau dikuasai orang lain

8. Selamat dari kandas atau gagalnya harapan dan cita-cita, sehingga akan berhasil meraih cita-citanya, qobul segala hajatnya.

9. Selamat dari fitnah siang dan malam, baik pada diri dan keluarganya

10. Selamat dari pasangan hidup (suami/istri) yang buruk, sehingga suami atau istri yang akhlaknya buruk ataupun durhaka, berubah akhlaknya menjadi baik serta menjadi pasangan yang taat.

11. Selamat dari tetangga yang jahat, sehingga tetangga yang jahat akan diberi kesalehan, sikap buruknya berubah menjadi baik kepada kita

12. Selamat dari keras hati. Hatinya akan dilembutkan, meresapi nasihat, tergugah untuk selalu berbuat kebaikan dan mudah menyesali dosa-dosa. 

Sedangkan keburukan akhirat yang dijauhkan dari pembaca wirid ini antara lain:

1. Diselamatkan dari fitnah setan yang membujuk kepada kekufuran saat sakaratul maut, sehingga wafatnya membawa iman dan Islam

2. Selamat dari mati yang buruk (su’ul khotimah).

3. Selamat dari fitnah azab kubur, sehingga terhindar dari siksa kubur, bahkan mendapat nikmat kubur, dimudahkan menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir, kuburnya terang dan lapang.

4. Selamat dari huru-hara di padang Mahsyar. sehingga akan diselamatkan dari panasnya Padang Mahsyar.

5. Selamat dari kesulitan saat pemeriksaan dan ditimbangnya amal, sehingga akan dipermudah perhitungan dan timbangan amalnya.

6. Selamat saat menyebrang shirathol mustaqim.

7. Dan kesulitan-kesulitan di akhirat lainnya, semuanya akan dihindarkan melalui wasilah mengamalkan wirid ini..

“Selamat mengamalkan. Semoga banyak manfaatnya, Ajaztukum (saya mengijazahkan kepada kalian).” Pungkasnya.

Patut diketahui, KH. Cep Herry Syarifudin merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrahim, beralamat di Kampung Cipicung Desa Mekarsari Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.

Alumni Pesantren Cipasung yang sanad keilmuan dan tarekatnya bersambung kepada Ajengan KH. Ilyas adalah murid ayahnya – Abah Ajengan Cipasung, kenyataannya yang pernah menjadi Rois Aam PBNU itu tidak pernah belajar di pesantren manapun selain pesantren Cipasung.

Dari Gurunya inilah silsilah ilmu beliau tersambung dengan para ulama besar yang memiliki sanda sampai ke Rasulullah Muhammad saw. Guru dari KH. Ilyas ke Ajengan Ruhiat bin Abdul Gofur adalah murid dari Ajengan Syabandi bin Hasan Pesantren Cilenga Tasikmalaya dan Ajengan Toha bin Hasan Bisyri Pesantren Cintawana Tasikmalaya.

Ajengan Syabandi dan Ajengan Toha adalah murid Syekh Mahfuzh bin Abdullah At-Tarmasi, yang merupakan ulama besar di Masjidil Haram yang berasal dari Tremas Jawa Timur.

Pewarta : Abdul Mun’im Hasan
Editor: Khoirum Millatin