Hakikat Mengagungkan Nabi Muhammad saw; Antara Ibadah dan Etika

September 20, 2023 - 07:47
Hakikat Mengagungkan Nabi Muhammad saw; Antara Ibadah dan Etika

Beberapa orang menganggap bahwa mengagungkan Nabi Muhammad saw. adalah bentuk pengkultusan dan penyembahan terhadapnya. Berdiri untuk memberi hormat, mencium tangan dan berziarah adalah tindakan yang dianggap berlebihan. Namun menurut Sayyid Muhammad Alawi al Maliki, itu adalah pendapat yang keliru dan tidak sesuai dengan spirit Islam.

Kisah Nabi Adam as. yang dianugerahi ilmu pengetahuan oleh Allah Swt., di mana Allah Swt. memerintahkan malaikat untuk bersujud padanya, adalah sebuah penghargaan atas kelebihan yang dimiliki oleh Nabi Adam as. Sedangkan pada saat itu, iblis yang tidak mau bersujud padanya, justru mendapat laknat dari Allah Swt.

Begitu pula sujud yang dilakukan oleh saudara-saudara Nabi Yusuf terhadapnya, merupakan bentuk penghargaan dan pemuliaaan. Lafaz وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا dalam Surat Yusuf ayat 100, memiliki makna sujud yang dilakukan dengan menyentuh tanah.

Adapun hak Nabi Muhammad saw. untuk diagungkan ada pada dalil-dalil larangan melampaui Nabi Muhammad saw. seperti dalam Qs. Al-Hujurat ayat 2 yang artinya,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi.”

Atau pada Surat An-Nur ayat 63, yang artinya,

“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada yang lain.”

Ayat tersebut menjelaskan, ketika berhadapan dengan Nabi Muhammad saw., Allah Swt. melarang umat Islam untuk bersikap tidak sopan seperti mendahului bicara, tidak memperhatikan dan berkata dengan suara keras.

Abu Muhammad Makki mengatakan, “janganlah kalian mendahului beliau dalam mengeraskan suara dan memanggil beliau dengan namanya sebagaimana panggilan kalian dengan sesamanya. Tapi, agungkanlah dan hormatilah serta panggillah beliau dengan panggilan paling mulia sesuai dengan dengan panggilan yang beliau senangi seperti, Rasulullah dan Nabiyullah.”

Pada surat An-Nur ayat 63 tersebut, ulama menafsirkan bahwa ayat tersebut turun sebagai teguran Allah kepada umat karena ada sekelompok orang yang memanggil Nabi Muhammad saw. dengan, “Wahai Muhammad, keluarlah untuk menemui kami.” Lalu Allah mengecam tindakan mereka sebagai kebodohan dan menggambarkan bahwa kebanyakan mereka tidak berakal.

Maka, sebagai umat Nabi Muhammad saw., kita wajib mengagungkannya dan meninggikan derajatnya di atas semua makhluk. Adapun mengagungkan Nabi Muhammad saw. berbeda esensinya dengan mengagungkan Allah Swt. karena Allah mengagungkan Allah adalah meyakini baha Dia berbeda dengan semua makhluk. Sedangkan menghormati Nabi dengan beragam penghormatan tanpa mensifati dengan sifat-sifat Allah apapun adalah kebenaran dan secara bersamaan telah menjaga aspek ketuhanan dan kerasulan.