Hadiri Wisuda Mahasiswa Al Hikam Depok, Ketum PBNU Berpesan agar Mahasiswa Tidak Salah Niat saat Kuliah

Depok, JATMAN Online –
Hal tersebut disampaikan Gus Yahya saat memberi Orasi Ilmiah pada Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana Ke-8 dan Pengukuhan Mahasiswa Baru Angkatan XIII Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur'an Al-Hikam Depok, Sabtu (30/9/2023).
Menurut Gus Yahya, dengan niatan yang benar seseorang yang kuliah akan meraih barokah selain akan meningkatkan kemampuan keilmuan atau kognitifnya. Hal inilah yang sesungguhnya menjadi nilai paling fundamental yang diterapkan di pondok pesantren.
“Tradisi keulamaan kita, tradisi keulamaan di lingkungan pesantren, bukan hanya mendasarkan capaian orang pada ukuran-ukuran kognitif saja. Tetapi lebih dari itu didasarkan pada pengembangan kapasitas rohani,” jelasnya.
Dilansair dari NU Online, Gus Yahya mengungkapkan banyak kisah nyata bagaimana seseorang yang menekuni satu disiplin pelatihan rohani yang ketat di bawah bimbingan kiai, seperti ikut di ndalem (rumah) kiainya, mereka mencapai kapasitas-kapasitas rohani yang kuat. Dan setelah itu kemudian kapasitas kognitifnya pun seperti ikut ‘terkatrol’ oleh kapasitas rohaninya.
“Pertama-tama yang penting adalah kapasitas rohani. Karena kalau kapasitas kognitif itu bukan hanya di pesantren. Orang bisa belajar dari mana-mana. Apalagi zaman sekarang. Apalagi sudah ada Mbah Google dan segala macam,” ungkapnya pada acara yang disiarkan langsung kanal Youtube Alhikamdepok.
Gus Yahya mengungkapkan kebanggaannya kepada para wisudawan Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur'an Al-Hikam Depok yang didirikan oleh almarhum KH Hasyim Muzadi, Ketua Umum PBNU tahun 2000 sampai 2010 ini. Pasalnya, di tengah realitas banyaknya para mahasiswa yang memiliki orientasi pekerjaan setelah lulus kuliah, mahasiswa STKQ Al-Hikam tetap konsisten belajar ilmu Al-Qur’an.
Mereka menurut Gus Yahya tidak terlalu memikirkan akan jadi apa setelah mereka lulus dan tidak memusingkan akan bekerja di bidang apa. Karena faktanya menurut Gus Yahya, saat ini banyak ditemui orang yang sukses dan berkiprah tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari di bangku kuliah.
“Anak-anak yang belajar di sini ini memang belajar semata-mata liajlil Ilmi (untuk mencari ilmu). Mudah-mudahan memang sungguh tidak ada tujuan selain libtigha mardhatillah (mengharapkan ridha Allah),” ungkapnya.