Kliwonan, Habib Luthfi Jelaskan 3 Macam Pembagian Sabar

Pekalongan, JATMAN Online – Rais ‘Aam Jam’iyyah Ahlith Thariqah Mu’tabarah an-Nahdliyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menjelaskan tiga macam pembagian sabar. Yakni sabarnya orang awam, sabarnya orang khusus dan sabarnya orang khususil khusus.
“Yang pertama, sabarnya orang biasa (awam) yakni hendaknya bersabar untuk tidak berbuat maksiat. Artinya, orang itu tidak boleh bermaksiat begitu saja menuruti nafsunya. Tapi penuh dengan kearifan yang diajarkan oleh gurunya,” jelasnya.
Kalo misalnya menghadapi maksiat tidak dengan kesabaran, lanjut Habib Luthfi, sama saja dengan kita menyiram api dengan minyak. Dampaknya kemaksiatan semakin menjalar. Tapi apabila menghadapi kemaksiatan dengan penuh kesabaran, justru disitu akan menemukan hikmah yang ada dalam diri
Menurut Habib Luthfi, kesabaran ibarat air yang bisa memadamkan keinginan nafsu yang diibaratkan sebagai api.
“Kedua, sabarnya orang khusus atau menengah. Yakni sabar dalam menjalankan taat kepada Allah Ta’ala. Sabarnya taat kepada Allah luar biasa,” kata Habib Luthfi saat memberikan Tausyiah di Rutinan Kliwonan Majelis Dzikir dan Ta’lim di Kanzus Sholawat Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (1/9/2023).
Misalnya, jelas Habib Luthfi, ketika seseorang minta kepada Allah Ta’ala lama sekali tidak diberi atau tidak dikabulkan. Apakah itu akan menambah ketaatan atau tidak, begitu seterusnya sampai benar-benar diakui ketaatannya kepada Allah.
“Kalau sudah benar-benar taat, hatinya hanya bergantung kepada Allah Ta’ala. Barulah dikasih semua apa yang diminta hamba tadi,” ujar Ketua Forum Sufi Dunia itu.
Habib Luthfi menjelaskan pada tingkat yang lebih tinggi, justru orang-orang khususil khusus kalau dikasih atau diberi oleh Allah Ta’ala takut syukurnya akan hilang. Para beliau takut kalau adanya pemberian itu menghilangkan jatah mereka kelak di akhirat.
“Tapi ini tidak untuk ditiru, bukan maqam kita. Ini hanya menyampaikan saja, kalau ada orang-orang yang justru takut kalau diberi nikmat oleh Allah Ta’ala,” katanya.
Habib Luthfi menegaskan tasawuf itu adalah tazkiyatul qulub untuk membersihkan hati. Kalau sudah bersih hatinya kita bersihkan pola pikir kita.
Sekedar informasi, rutinan Kliwonan ini dihadiri puluhan ulama Sufi Internasional seperti Mesir, Lebanon, Libya, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia dan sebagainya. Habib Luthfi merasa terhormat atas kedatangan para ulama sufi dunia itu ke Pekalongan, Indonesia.
Para ulama sufi dunia itupun secara bergantian menyampaikan pidatonya di Majelis Dzikir Ta’lim dan Salawat Jumuah Kliwon. Masing-masing juga menyampaikan kekagumannya terhadap hubungan ulama, umara dan umat beragama di Indonesia.