Hadiri Haul Solo 2023, Habib Luthfi bin Yahya: Yang Penting Kita Tidak Menyerang Siapapun
Solo, JATMAN Online - Maulana Habib Luthfi bin Yahya tokoh kharismatik Nusantara. Ulama yang juga pimpinan Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) tersebut menghadiri Haul Solo 2023 yang diadakan di kompleks Masjid Riyadh, Jl Kapten Mulyadi (4/11) Sabtu.
Maulana Habib Luthfi yang merupakan zuriah ke-38 (keturunan Rasulullah saw), mengedepankan akhlaknya dengan ketawadhuannya menghadap keberkahan dari acara Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsy atau juga dikenal dengan Haul Solo.
Ahmad Adi seorang pecinta Habib Luthfi menceritakan pertemuannya saat menghadiri Haul Solo.
"Subhanallah tiba-tiba datang waliyullah yang oleh Prof. Sayyid Muhammad Al-Maliki dijuluki 'Bahtera Nabi Nuh untuk Pulau Jawa'. Ya, beliau adalah Habib Lutfi bin Yahya, Penasehat Presiden Republik Indonesia," ujarnya melalui akun FB.
Ia juga menyampaikan Habib Luthfi terkait perkembangan dumay saat ini yang menyerang Pimpinan Kanzus Shalawat Pekalongan.
"Ya Habib, hum al'aan hawwalu alhujum 'ala hadhratikum (sekarang mereka lagi gencar-gencarnya menyerang antum)," ucap yang kakeknya berkawan dengan Habib Luthfi.
Lanjutnya, beliau senyum lalu satu ucapannya,
"Almuhim, nihna ma nuhajim ahad (yang penting kita gak pernah nyerang siapapun)," kata Habib Luthfi kepadanya.
Seketika, yang bersangkutan teringat oleh nasihat Habibana Jindan yang mengatakan tidak masalah jika dihina orang lain, dicaci, difitnah, dijelek-jelekan, dirugikan dan lain-lain. Asal bukan kita yang menghina orang, mencaci, menfitnah menjelek-jelekkan dan merugikannya.
Patut diketahui Haul Solo ke-112 tersebut digelar untuk memperingati wafatnya ulama karismatik dari Yaman, yakni Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi. Semasa hidupnya, Habib Ali menjadi pusat perhatian dan kekaguman serta memperoleh tempat terhormat di hati setiap orang.
Habib Ali pada usia 68 tahun juga mengarang sebuah kitab maulid yang diberi nama Simtud Durar. Sebuah kitab maulid yang masyhur dan penuh berkah hingga kini dibaca di Hadramaut, Indonesia, dan Afrika. Beliau mengarang kitab ini pada Kamis, 26 Shafar 1327 dan menyempurnakannya pada 10 Rabiul Awal 1327 Hijriah.
Pewarta: Abdul Mun'im Hasan
Editor: Khoirum Millatin