Ajaran Thariqah Syattariyah: Tujuh Nafsu yang Harus Diperangi

Jakarta, JATMAN Online – Pada masa Turki Ustmani (kerajaan Ottoman), thariqah Syattariyah disebutkan dengan thariqah Bisthomiyyah, sedangkan di Iran dan Transoksania (Asia Tengah) dikenal dengan thariqah ‘Isyqiyyah, karena Abu Yazid al-‘Isyqi dianggap sebagai tokoh utamanya, namun pengamalan thariqah ini tetap satu dan tidak ada perubahan yang prinsipil.
Thariqah ini telah dibawa dan dikembangkan pula di Indonesia melalui Aceh oleh Syekh Abdurrouf Singkel (1615-1693). Kemasyhuran Abdurrauf Singkel (as-Singkili) tidak hanya terbatas di Aceh saja, tetapi juga diberbagai kawasan di Indonesia. Murid-muridnya kemudian menyebarkan thariqah yang dibawanya. Diantaranya Syekh Burhanuddin dari pesantren Ulakan Sumatra Barat.
Di Jawa Barat, thariqah ini di kembangkan oleh Syekh Abdul Muhyi Pamijahan, dan kemudian thariqah ini menyebar ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca juga: Tujuh Macam Dzikir Tarekat Syatthariyah
Di Sulawesi Selatan, thariqah ini disebarkan oleh salah seorang tokoh thariqah Syattariyah yang cukup terkenal, yakni Syekh Yusuf Taajul Khalwati (Moncong Lowe, Gowa, Sulawesi Selatan, 3 Juli 1626 / Syawwal 1036 – Capetown Afrika Selatan, 23 Mei 1699 M).
Beliau seorang ulama, mufti, pendiri thariqat dan penulis. Ia lahir 21 tahun setelah Islam diterima sebagai agama resmi di kerajaan Gowa (1605).
Dalam ajaran thariqah Syattariyah, selain memiliki tujuh macam dzikir, ia juga memiliki ajaran tujuh macam nafsu yang harus diperangi. Menurut KH. A. Aziz Masyhuri, dalam bukunya, 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf, ketujuh macam nafsu yang harus diperangi tersebut adalah:
- Nafsu Ammarah, letaknya di dada sebelah kiri. Nafsu ini memiliki sifat-sifat berikut: senang berlebihan, hura-hura, serakah, dengki, dendam, bodoh, sombong, pemarah, dan gelap, tidak mengetahui Tuhannya.
- Nafsu Lawwamah, letaknya dua jari di bawah susu kiri. Sifat-sifat nafsu ini: enggan, acuh, pamer, ‘ujub, ghibah, dusta, pura-pura tidak tahu kewajiban.
- Nafsu Mulhimah, letaknya dua jari dari tengah dada ke arah susu kanan. Sifat-sifatnya: dermawan, sederhana, qana’ah, belas kasih, lemah lembut, tawadlu, taubat, sabar, dan tahan meng- hadapi segala kesulitan.
- Nafsu Muthmainnah, letaknya dua jari dari tengah-tengah dada ke arah susu kiri. Sifat-sifatnya: senang bersedekah, tawakkal, senang ibadah, syukur, ridha, dan takut kepada Allah SWT.
- Nafsu Radhiyah, letaknya di seluruh jasad. Sifat-sifatnya: zuhud, wara’, riyadlah, dan menepati janji.
- Nafsu Mardliyah, letaknya dua jari ke tengah dada. Sifat-sifatnya: berakhlak mulia, bersih dari segala dosa, rela menghilangkan kegelapan makhluk.
- Nafsu Kamilah, letaknya di kedalaman dada yang paling dalam. Sifat-sifatnya: Ilmul yaqin, ainul yaqin, dan haqqul yaqin.
Adapaun dzikir khusus dengan nama-nama Allah (Al-Asma Al- Husna), tarekat syattariyah membagi dzikir jenis ini ke dalam tiga kelompok, yakni:
a) Menyebut nama-nama Allah SWT yang berhubungan dengan keagungan-Nya, seperti Al-Qahhar, Al-Jabbar, Al- Mutakabbir, dan lain-lain.
b) Menyebut nama Allah SWT yang berhubungan dengan keindahan-Nya seperti, Al-Malik, Al-Quddus, Al-‘Alim, dan lain-lain.
c) Menyebut nama-nama Allah SWT yang merupakan gabungan dari kedua sifat tersebut, seperti Al-Mu’min, Al- Muhaimin, dan lain-lain. Ketiga jenis dzikir tersebut harus dilakukan secara berurutan, sesuai urutan yang disebut- kan di atas.