Tasawuf dalam Menjawab Problematika Sosial Di Era Milineal
Umat Islam dalam skala global maupun lokal menghadapi berbagai problem yang kompleks dan mendasar. Dikatakatan kompleks karena mencakup berbagai unsur kehidupan, baik sosial, politik maupun budaya. Dan mendasar karena mencakup akar identitas dari umat yaitu keislaman itu sendiri.

Umat Islam dalam skala global maupun lokal menghadapi berbagai problem yang kompleks dan mendasar. Dikatakatan kompleks karena mencakup berbagai unsur kehidupan, baik sosial, politik maupun budaya. Dan mendasar karena mencakup akar identitas dari umat yaitu keislaman itu sendiri.
Kejayaan dan kemunduran umat, bisa dilihat dari tiga variable yang menentukan, yaitu: hubungan dengan Allah, hubungan dengan sesama, dan hubungan dengan agama serta Negara. Adapun kejayaan umat Islam ditandai dengan:
1. Adanya kedekatakan individu hubungan tiap-tiap individu warga umat dengan Allah yaitu berupa ketaqwaan
2. Adanya semangat persaudaraan/ukhuwah islamiyah
3. Adanya tanggung jawab dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar
Pada kenyataannya kondisi umat Islam tidak mencerminkan tiga indikator di atas, bahkan sebaliknya dilanda tiga kelemahan dan kehancuran dalam tiga bidang tersebut yakni:
1. Lemahnya ketaqwaan (moral force), yang ditunjukkan dengan merajalelanya kemaksiatan
2. Lemahnya ukhuwah islamiyah (brotherhood), yang ditunjukkan banyaknya pertikaian, permusuhan, disintegrasi umat baik secara vertikal maupun horizontal
3. Lemahnya tanggung jawab dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, sehingga umat Islam kehilangan self control maupun social control yang menyebabkan Islam menjadi tersisih dan tertindas oleh peradaban sekuler
Kenapa bisa demikian? hal ini disebabkan ada dua faktor, internal dan eksternal:
1. Internal; kedangkalan terhadap agama, kecenderungan cinta dunia dan tiada kepeminpinan umat yang efektif
2. Eksternal; yaitu adanya konspirasi musuh-musuh umat melalui rekayasa sosial dan politik (social and political engineering)
Dua faktor itulah yang menyebabkan umat Islam mengalami kemunduran dan kejatuhan sehingga tersisihkan peranannya sebagai mercusuar dan pimpinan dunia. Lalu apa yang harus dilakukan?
Setidaknya ada beberapa point sebagai solusi mengatasi problematika di atas:
1. Memacu semangat generasi muda untuk mengkaji agama secara intesif dengan dibangunnya lembaga-lembaga pendidikan yang qualified baik sistem sekolah, unversitas maupun pesantren-pesantren. Membangkitkan kembali semangat spiritual agama yaitu kehidupan bertasawuf melalui tarekat-tarekat yang shahih dan mu’tabarah
2. Menghidupkan kembali lembaga kesultanan dan ruhnya yaitu tauhid tasawuf sebagai pusaka keramat kerajaan
Syekh Abul Abbas Ahmad Zarruqimengartikan tasawuf adalah ilmu yang bertujuan untuk memperbaiki hati dan memfokuskan hati hanya untuk Allah semata. Kedudukan tasawuf seperti kedudukan ruh dan jasad, karena untuk mencapai Ihsan yang dijelaskan Rasullullah dalam sebuah hadis dikatakan:
مَا الإِحْسَانُ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاك
“Ihsan ialah bahwa engkau menyembah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, kalau engkau tidak mampu melihat-Nya, ketahuilah bahwa Allah melihatmu. (HR.Muslim).”
(Al-Futuhat al-Rahmaniah fi Hall Alfaz al-Hikam al-Ataiyah, Dar Nashirun, Beirut, Hal 43-44).
Selama ini umat islam telah kehilangan ruhnya yaitu tasawuf sehingga Islam di era milineal sekarang ibarat jasad yang mudah menjadi rekayasa sosial dan potitik melaui konspirasi dari musuh-musuh Islam untuk merusak tatanan diniyah. Kehadiran tasawuf di era milienal sangat dibutuhkan untuk memperbaiki moralitas bangsa. Sayyidi Abu Hasan Asy-Syadzili berkata,
التصوف تدريب النفس على العبودية، وردها لأحكام الربوبية
“Tasawuf itu tadrib al-nafs (melatih nafsu) untuk tekun beribadah dan mengembalikannya kepada hukum-hukum Rububiyah (ketuhanan).”
(Kitab Haqa’id at-Tasawuf, Dar al-Taqwa Damaskus hal 18).
Syekh Ahmad bin Muhammad Ajibah al-Hasani, menjelaskan terdapat lima pokok dan dasar tasawuf yang dapat membaguskan amal yang benar, yaitu,
1. Takwa kepada Allah di kala sepi dan keramaian
2. Mengikuti sunnah Nabi Muhammad saw. baik dalam perkataan dan perbuatan
3. Tidak bergantung kepada makhluk baik di hadapan maupun di belakangnya
4. Ridla dengan pemberian Allah baik banyak maupun sedikit
5. Segala permasalahan diserahkan kepada Allah baik waktu gembira maupun susah.
(Al-Futuhat al-Ilahiyyah fi Syarhi al-Mahabits al-Ashaliyyah, Dar-Al-Kotob al-Ilmiyah, Beirut, hal 354).
Tujuan tasawuf adalah untuk memperbaiki tiga varibel yaitu memperbaiki variabel vertikal yaitu memperkokoh iman melalui peningkatan tauhid makrifat dan membersihkan kotoran-kotoran nafsu yang ada dalam hati dan membersihkan sangkutan hati dari selain Allah Swt. sehingga hubungan antara hamba dan Allah menjadi baik. Kemudian perbaikan dua variabel horizontal dengan memperbagus akhlak sehingga hubungan sesama, masyarakat dan agama serta negara menjadi baik.
Penulis: Budi Handoyo (Dosen Prodi Hukum Tata Negara Islam Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam STAIN Teungku Diruendeng Meulaboh-Kabupaten Aceh Barat)
Editor: Khoirum Millatin