Singkat, Awal Mula Maulid Nabi di Indonesia

Maulid nabi merupakan salah satu momentum umat Islam mengungkapkan rasa cinta dan bahagia atas kelahiran baginda sayyidina Muhammad Saw. Maulid Nabi ini dirayakan oleh masyarakat Islam jauh setelah nabi Muhammad wafat. Beberapa kalangan berpendapat bahwa Maulid Nabi pertama kali muncul pada zaman Shalahuddin al-Ayyubi (1193 M). Shalahuddin disebut menganjurkan umatnya untuk melaksanakan perayaan Maulid Nabi guna membangkitkan semangat jihad kaum Muslim. Kala itu, Shalahuddin dan umat Islam memang berada dalam fase berperang melawan pasukan atau tentara Salib.
Sedangkan awal mula Maulid Nabi di Indonesia tak terlepas dengan sejarah penyebaran Islam di Nusantara. Perayaan Maulid Nabi atau dikenal dengan “Muludan” pertama kali dilakukan oleh Wali Songo pada abad ke-15 sebagai sarana dakwah dengan berbagai kegiatan yang menarik masyarakat agar mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda memeluk agama Islam. Nah,dari situlah perayaan Maulid Nabi sering disebut Perayaan Syahadatain (dua kalimat syahadat) yang oleh lidah Jawa diucapkan menjadi Sekaten.
Pada zaman kesulltanan Mataram abad ke-16, perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw disebut Grebeg Mulud. Perayaan tersebut dilakukan dengan cara para pembesar mengikuti sultan keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi dilengkapi dengan sarana upacara yaitu nasi gunungan dan sebagainya.
Dan sampai saat ini tradisi memperingati Maulid Nabi dijadikan sarana dakwah kepada masyarakat agara mencintai Nabi Muhammad Saw serta meneladani laku lampanya. Karena bagi siapa yang mencintai Sayyidina Muhammada Saw, niscaya ia akan berusaha sekuat tenaga mengikuti sunahnya sebagaimana Rasulullah Saw, bersabda:
من أحيا سنتي فقد أحبني ومن أحبني كان معي في الجنة .
“Barang siapa yang menghidupkan sunnahku maka dia telah mencintaiku, barang siapa yang mencintaiku maka dia akan bersamaku di syurga”. (H.R Imam Tirmidzi).
Oleh: Warto’i