Sejarah Pengembalian Jatman Sebagai Banom NU

Sejarah Pengembalian Jatman

Okt 22, 2025 - 08:52
Sejarah Pengembalian Jatman Sebagai Banom NU
DR. KH. Kharisudin Aqib, M.Ag. Bersama Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf/Foto: Jatman

Oleh: DR. KH. Kharisudin Aqib, M.Ag.

Upaya pengembalian Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaroh An Nahdliyyah (Jatman) ke jalur asalnya sebagai Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama (NU), muncul karena banyaknya keresahan terhadap kondisi kepengurusan Idaroh Aliyah Jatman masa khidmah 2016-2023. Seharusnya, idaroh aliyah pada masa tersebut sudah menyelenggarakan Mukhtamar tahun 2023 dan itu, bagi rois am masa jabatan yang ke 5. dan adanya upaya dari pada mursyidin untuk mengabadikan kedudukan sebagai ro

is am bagi beliau, Habib Lutfi bin Yahya bin Hasyim sepanjang beliau masih berkenan untuk menjabatnya. Sehingga timbul kontroversi dan suasana panas di dalam jamiyyah yang tidak kunjung padam. Semua pihak hanya menahan diri dengan keterpaksaan yang berat karena ewuh pekewuh atau sungkan untuk membicarakan yang sesungguhnya dikehendaki oleh umat.

Berbagai keresahan terkait dengan kondisi kepengurusan idaroh aliyah jatman periode 2016-2023 diantaranya adalah tidak kunjung diselenggarakannya mukhtamar sampai akhir 2024. Adanya upaya-upaya para mursyidin untuk mengabadikan jabatan rois am untuk habib lutfi bin yahya bin hasyim. Adanya kesenjangan program antara jatman dengan Nahdatul ulama, tidak adanya laporan keterbukaan kepada PBNU sebagai induk organisasi dan masa bakti yang telah habis serta pengangkatan kepengurusan yang monoton dan cenderung eksklusif. 

Berikut adalah rangkuman dari peristiwa-peristiwa penting yang dilakukan oleh para reformer jatman (FMI, PBNU, dan Idaroh Wustho Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatera Selatan):

Prakarsa para Mursyid TQN se-Jawa Timur Keresahan terhadap kondisi Jatman yang dianggap tidak kunjung menyelenggarakan Muktamar dan menjadi wadah kegiatan eksklusif, menjadi pembahasan utama dalam Khalaqoh forum mursyidin TQN se-Jawa Timur di Pondok Maunah Saradan Madiun (Pesantren Kyai M. Anshori Al Qodiri), kemudian di tindaklanjuti empat Mursyid tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah. Empat mursyid itu yakni: DR. KH. Kharisudin Aqib, M.Ag dari Nganjuk sebagai koordinator, KH. Nur Daroini dari Madiun sebagai sekretaris, K. Sumarno Abdul Aziz dari Magetan sebagai anggota, KH. Dzulqornain dari Jember sebagai anggota.

Keempat tokoh itu bersepakat dan berangkat untuk bersilaturahmi ke sesepuh kiai Jawa Tengah yaitu KH. Chalwani Nawawi dari Mberjang, Purwokerto dan KH. Prof. Dr. Abdul Hadi dari Mranggen, Demak. Baik di Mberjang maupun di Mranggen, membahas kondisi Idaroh Aliyah dengan sangat intens dan bersemangat untuk mencari solusi dan memperbaiki kondisinya. Pada kedua pertemuan ini menyepakati adanya pertemuan mursyidin se-Indonesia yang selanjutnya terlaksana pada 24 Agustus 2024 di Pesantren Terpadu Daru Ulil Albab Kelutan, Ngronggot Nganjuk Jawa Timur. Pesantren Kyai KHARISUDIN AQIB. Pembentukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI):

Pertemuan di pesantren Daru Ulil Albab Kelutan tanggal 24 Agustus 2024 tersebut, menghasilkan kesepakatan penting,

Membentuk Forum Mursyidin Indonesia (FMI) yang diketuai oleh Prof. Dr. Abdul Hadi dari Mranggen Demak.

Menyikapi kondisi kepengurusan Idaroh Aliyah Periode 2016-2023.

Akan bersama-sama menghadap PBNU di Jakarta dan menyampaikan hasil keputusan musyawarah tersebut yang intinya meminta PBNU segera mengambil tindakan tegas terkait dengan kondisi idaroh aliyah jatman masa bhakti 2016-2023 yang sudah tidak mencerminkan sama sekali sebagai organisasi Badan Otonom Nahdatul Ulama.

Tindak Lanjut oleh PBNU: FMI bersurat dan berkomunikasi kepada PBNU untuk bisa menghadap dan menyampaikan aspirasinya yang terkait dengan keputusan musyawarah utama FMI di Pesantren Terpadu Daru Ulil Albab Kelutan, Ngronggot Nganjuk Jawa Timur. Yang kemudian di putuskan rombongan FMI bisa diterima oleh ketua PBNU pada 2 September 2024. Pada tanggal tersebut, rombongan delegasi FMI yang diketuai oleh KH. Ahmad Chalwani dari Mberjan sebagai sesepuh dan KH. Prof Abdul Hadi sebagai ketua forum dan beberapa mursyidin termasuk KH. Kharisudin Aqib dari Nganjuk sebagai koordintor Forum Silaturahmi (Forsil) TQN se-Jawa Timur.

Diterima oleh ketua umum PBNU oleh KH. Yahya Kholil di kantor PBNU, Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat. Dalam kesempatan tersebut, selain para tokoh FMI, PBNU mengundang beberapa pengurus Idaroh Wustho, yaitu Wustho Jawa Timur, Sumatra Selatan, dan Jawa Barat. Kesimpulan dari pertemuan antara FMI dan beberapa pengurus Idaroh Wustho dengan Delegasi FMI melaporkan hasil musyawaroh pertama di nganjuk pada Ketua umum PBNU yang pada intinya agar PBNU mengambil alih kewenangan organisasi jatman dan menyelenggarakan mukhtamar jatman.

Sebagai solusi kevakuman Jatman sebagai organisasi badan otonom. Ketua Umum PBNU merespons positif dan menjanjikan pertemuan Idaroh Wustho se-Indonesia untuk mendengarkan aspirasi dari para pengurus idaroh wustho se Indonesia dan pengurus jatman idaroh aliyah masa khidmah 2016-2023 sebagai solusi yang adil, aspiratif, dan terbuka. Pertemuan tersebut akhirnya terlaksana pada 19 September 2024 di Hotel Bumi Surabaya yang dihadiri oleh 91 % ( 22 Idaroh) idaroh wustho se-Indonesia.

Pertemuan tersebut sukses atas kerjasama yang sangat bagus dan semangat antara PBNU, FMI, dan Idaroh Wustho Jatman Jawa Timur. Karena idaroh wustho Jawa Timur sebagai tuan rumah, maka orang yang paling sibuk untuk mempersiapkan suksesnya acara tersebut adalah sekretaris idaroh wustho jawa timur yaitu Kyai Yusuf Affandi dari lamongan. Beliau yang melakukan koordinasi untuk melakukan penerimaan dengan utusan idaroh wustho se Indonesia terkait dengan transportasi dan penginapan.

Dalam rangka mengawal proses pertemuan Idaroh Wustho Se Indonesia, di Hotel Bumi Surabaya yang akan diselenggarakan oleh PBNU, Forum Mursyidin Indonesia menyelenggarakan pertemuan di pesantren Modern Al Amanah Junwangi Krian Sidoarjo tanggal 18 September 2024. Pesantren Kiai Nurcholis Misbah, Malam hari semalam sebelum pertemuan di hotel Bumi Surabaya. Bahkan para peserta sebagian besar menginap di pesantren tersebut dan berangkat bersama sama ke Hotel di pagi harinya. Sebelum sampai hotel, idaroh wustho jawa timur menyelenggarakan “Ngopi Bareng” dengan para peserta undangan di Warung kopi JL. Ahmad Yani Surabaya (depan UINSA). Pertemuan di Hotel Bumi Surabaya:

Aspirasi yang disampaikan dalam pertemuan di Surabaya, baik oleh pengurus idaroh wustho se indonesia maupun oleh pengurus idaroh aliyah masa khidmah 2016-2023. Semua ditampung oleh PBNU yang dihadiri oleh pengurus harian PBNU yang dipimpin oleh bapak KH. Zulfa Mustofa wakil ketua umum PBNU dan KH. Lukman Hakim wakil sekretaris umum karena ketua umum (KH. Yahya Kholil Stafhuf) sedang di luar negeri, sedangkan ketua rois am KH. Miftahul Ahyar juga berhalangan hadir, tetapi sebagian besar dapat hadir dan sowan ke rumah beliau Surabaya. Jadi, sifat dari pertemuan di Hotel Bumi ini hanya semata-mata menampung aspirasi kedua belah pihak yaitu aspirasi idaroh aliyah dan pihak pengurus idaroh wustho se indonesia. 

Sedangkan FMI tidak dilibatkan, namun secara personal FMI juga masuk di dalam.Aspirasi dari kedua belah pihak dibawa ke meja rapat pleno Syuriah dan Tanfidziyah pada pertengahan oktober 2024. Penyampaian hasil keputusan rapat pleno PBNU disampaikan dalam forum Pra Mukhtamar idaroh aliyah jatman yang diselenggarakan di Universitas wahid hasyim semarang tanggal 16 November 2024 dan dihadiri oleh 100 % perwakilan dari idaroh wustho se Indonesia, yang pada intinya mendemosionerkan kepengurusan Idaroh Aliyah Jatman periode 2016-2023 dan menunjuk pimpinan caretaker jatman yaitu KH. Haris Sodaqoh yang tugasnya adalah mengemban amanat PBNU untuk menyelenggarakan Muktamar Jatman sesuai mandat PBNU secepat cepatnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan Idaroh Wustho se-Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap keputusan PBNU ini.

Peran Penting para Reformer dari JawaTimur dalam penyelenggaraan Pra-Mukhtamar cukup besar, sekalipun kegiatan pra mukhtamar diselenggarakan di jawa tengah karena kepanitiaan PBNU dan tuan rumah (Idaroh wustho jawa tengah/Unwahas tidak mengcover biaya transportasi para peserta pra mukhtamar. Oleh karena itu, para reformer jatman jawa timur, menanggung kekurangan tersebut. Rois Ifadiyah JawaTtimur. KH. Fadhul Huda membiayai transportasi peserta dari luar jawa yang dikordinasikan oleh sekretaris wustho Alm. KH. Yusuf Affandi dan Ust. Kartono, sedangkan KH. Nurcholis Misbah anggota FMI dari sidoarjo yang menanggung biaya transportasi para peserta dari Jawa yang dikoordinir oleh coordinator forsil TQN jawa Timur KH. Kharisudin Aqib dan sekretaris jatman DIY KH. Muhammad Labib. Selain pembacaan tentang keputusan rapat pleno PBNU dan pernyataan sikap PBNU terhadap kondisi jatman, di forum tersebut juga diputuskan akan diselenggarakannya muktamar jatman dengan perubahan perubahan nomenklatur organisasi dan bentuk kegiatan mukhtamar.

Kongres Sebagai Pengganti Mukhtamar

Dengan berbagai pertimbangan yang matang dalam rapat kepanitian mukhtamar akhirnya diselenggarakan kongres. Sebagai istilah pengganti dari mukhtamar di asrama haji Dhono Hudan, Solo Jawa Tengah pada hari Sabtu-Ahad tanggal 21-22 Desember 2024. Kegiatan kongres diselenggarakan dengan nuansa yang cukup heroic dan semangat atas usulan KH. Kharisudin Aqib, Jawa Timur. Kegiatan kongrees diselenggarakan dengan melibatkan TNI dalam kegiatan seremonialnya mulai dari penyambutan tamu, band tentara, dan instrumen atau nyanyian lagu Indonesia raya.

Bahkan pembacaan ayat suci al quran juga dari prajurit TNI. Orkestra kegiatan seremonial congress dipimpin langsung oleh KH. Abdurahman yusuf sebagai guru spiritual TNI pusat sehingga nuansa dari kegiatan tersebut kegiatan sangat berwibawa. Hal tersebut, dilakukan karena nuansa kompetitif dan kontroversi antara pihak proreformasi dan prostatuquo masih sangat terasa bahkan ada terror terror yang diterima oleh panitia dari pihak prostatusquo agar kongres tidak jadi dilaksanakan. Kegiatan kongres ditutup dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh KH. Kharisudin Aqib dari Jawa Timur. Kongres memutuskan beberapa keputusan penting diantaranya: 

PDPRT baru yang mencerminkan bahwa Jatman adalah Banom NU.

Menyusun kepengurusan baru yang sangat tampak warna ke NU annya yaitu pasangan rois ali (sebagai ganti istilah rois am) dengan mudhir ali sebagai ganti istilah mudir am yang dijabat oleh KH. Achmad Chalwani Nawawi dari Mberjan Purworejo dan Prof Ali Masykur Musya dari tulungagung jawa timur yang berdomisili di condet Jakarta selatan. Kedua beliau ini sekalipun secara real dipilih oleh ahwa atau badan formatur pada hakikatnya adalah suara resmi PBNU dan suara hati para mursyidin Indonesia juga para pengurus idaroh wustho dan Syu’biah se indonesia. Beberapa rekomendasi penting untuk masa depan jatman dan bangsa yang akan datang.

Proses cukup singkat gerakan reformasi jatman yang dimulai dari bulan akhir Juli 2024 dan berakhir tanggal 22 Desember 2024 merupakan sebuah gerakan reformasi yang sangat menentukan keberadaan jatman dimasa depan sekaligus memutus jaringan kelompok dan oknum yang ingin memisahkan jatman dari induknya yaitu Nahdatul Ulama (NU) dan menyadarkan kepada kita betapa pentingnya koordinasi dan konsolidasi internal jamiyyah (antar induk dan anak anak jamiyyahnya) sehingga anak kita tidak di curi atau dibawa lari oleh orang-orang atau kelompok orang yang tidak baik. Peran penting Mudir kita (KH. Musthofa Qutbil Badri), dalam gerakan reformasi Jatman adalah sebagai juru bicara Idaroh Wustho JATMAN Jatim, dengan suara menggelegar namun bijaksana untuk mendukung pentingnya kembali ke khithtoh Jatman sebagai Banom NU. Mulai dari pertemuan di hotel Bumi Surabaya sampai di pra-muktamar di unwahas Semarang.

Proses perjalanan ini selain membutuhkan banyak pengorbanan material dan spiritual juga kita kehilangan dua tokoh terbaik penggerak reformasi dari Jawa Timur yaitu KH. Yusuf Affandi sebagai sekretaris Idaroh Wustho Jawa Timur dan dari Jawa Tengah KH. Ashuri dari Magelang sesepuh jatman idaroh wustho Jawa Tengah.

Keberhasilan dari gerakan reformasi jatman selanjutnya menuntut kita warga jatman untuk membuktikan bahwa jatman produk kongres ini akan menjadi lebih baik, lebih solid, lebih maslahah, lebih barokah, dan lebih mashur. Karena dari pihak prostatusquo atau anti reformasi ternyata benar-benar belum legowo sehingga mereka membentuk jamiyyah baru sebagai partner sparing dalam rangka fastabiqul qoirot bagi jatman, yang diberi nama Jatma (tanpa N). semoga jatman kedepan senantiasa mendapatkan rahmat dan diridhoi oleh Allah SWT. Sebagai Jamiyyah badan otonom Nahdatul Ulama.

Aktor Intelektual Ketua Umum PBNU, Koordinator Forsil Mursyidin TQN Jawa Timur, Rois Idaroh Wustho Sumatera Selatan DR. KH. Kharisudin Aqib, M.Ag dan DR. KH. Mashudi

Upaya Diplomasi antara reformis dan status-quo

Para reformis FMI dari kanan DR. KH. Kharisudin Aqib, M.Ag, KH. Fathur Rohman, KH. Prof Abdul Hadi, KH. Muhammad Labib.

Para pengurus Jatman Idaroh Aliyah dari Jawa Timur masa khidmah 2025-2030.