Mudir 'Ali: Indonesia Tidak Perlu Disebut "Negara Islam"

Okt 15, 2025 - 08:08
Mudir 'Ali: Indonesia Tidak Perlu Disebut "Negara Islam"
DISKUSI: Prof Dr KH Ali Masykur Musa menyampaikan sekapur sirih tentang bukunya berjudul Prinsip-Prinsip Negara Indonesia Syarah Konstitusi, di Gedung BEC UIN KHAS Jember, Senin (13/10/2025). | (M ADHI SURYA/RADAR JEMBER)

Jember, JATMAN Online

Mudir 'Ali Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN), Prof. Dr. K.H. Ali Masykur Musa menegaskan bahwa Indonesia tidak perlu disebut sebagai negara Islam. Hal ini disampaikan pada acara bedah buku "Prinsip-Prinsip Negara Indonesia: Syarah Konstitusi", di gedung BEC UIN KHAS, Jember, Senin (13/10/2025).

Menurutnya, nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara telah sejalan dengan prinsip Islam yang menekankan keadilan, kemanusiaan dan musyawarah.

Negara Pancasila adalah pengamalan Islam di Indonesia. Islam sebagai sistem bisa dijalankan di mana saja. Meskipun Indonesia bukan negara Islam, tetapi Islam menjadi esensi dalam menjalankan kebernegaraan,” ujar Pengasuh PP Al Masykuriyah itu.

Kiai Ali menambahkan, dalam pandangan Islam, konsep negara tidak harus terikat pada satu model tunggal.

Sejak masa khilafah, sistem politik Islam selalu menyesuaikan dengan konteks masyarakatnya.

Oleh karena itu, Indonesia yang berasaskan Pancasila tetap dapat dikatakan menjalankan nilai-nilai Islam, sebab seluruh prinsip dalam konstitusi tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Dalam pengambilan keputusan, tambahnya, Islam mengajarkan asas musyawarah.

“Hak asasi manusia juga dijunjung tinggi. Tidak satu pun pasal dalam UUD yang bertentangan dengan Islam. Kalau kata Gus Dur, Islam itu eklektik dalam menegakkan keadilan.” kutipnya.

Mudir 'Ali menegaskan, Indonesia tidak perlu disebut sebagai negara Islam, karena Pancasila sudah mengandung nilai-nilai Islam.

“Indonesia ini saya sebut Darul Nisak, negeri yang memuliakan manusia, negeri tempat semangat Negara Madinah berakar kembali. Maka tak perlu menyebut Indonesia sebagai negara Islam, karena Pancasila sudah memancarkan nilai-nilai Islam itu sendiri,” ucapnya

Sementara itu, Ketua MUI Jember, Dr. K.H. Abdul Haris, yang turut menjadi pembanding dalam diskusi tersebut, menilai pandangan Mudir 'Ali JATMAN sejalan dengan prinsip kebangsaan yang berlandaskan keimanan.

“Negara kita telah berdiri di atas dasar yang benar. Yang harus dijaga adalah akhlak para penyelenggara dan rakyatnya agar tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila yang sejatinya juga nilai Islam,” ujarnya.

Senada, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jember, Prof. Dr. H. Aminullah Elhadi, menyebut bahwa Muhammadiyah pun menempatkan Pancasila sebagai asas yang sejalan dengan ajaran Islam.

“Pancasila adalah titik temu antara iman dan kebangsaan. Muhammadiyah pun mengakuinya, meski perjalanan penerimaannya dulu melalui proses historis yang tidak singkat,” katanya.

Menutup diskusi, Dosen Universitas Islam Jember, Dr. Muhammad Hoiru Nail, menilai pemikiran Ali Masykur Musa sebagai jembatan spiritual dan intelektual antara agama dan negara.

“Buku ini mengingatkan kita bahwa Islam tidak harus ditampilkan secara simbolik. Justru ketika Islam membumi dalam sistem Pancasila, ia menjadi rahmat bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.