Muballigh TQN PP Suryalaya: Hidupkan Tradisi Maulidan dan Manaqiban

September 18, 2023 - 10:50
Muballigh TQN PP Suryalaya: Hidupkan Tradisi Maulidan dan Manaqiban

Bogor Kota, JATMAN Online – Dua amaliyah yang tak terpisahkan bagi seorang yang mengikuti thariqah di Indonesia. Yakni dengan membaca Maulid (Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW) seperti Barzanji, Syarfu Anam, Diba’, Simtud Duror serta Manaqiban yaitu membaca kisah Sulthonul Aulia Syekh Abdul Qodir al-Jaelani.

Kedua amaliyah ini sudah menjadi tradisi yang mendarah daging bagi warga Kota Bogor yang notabene adalah beramaliyah Aswaja An-Nahdliyah. Sehingga akan ditemui minimal seminggu sekali. Seperti pada acara aqiqahan, sunatan, selametan, dan pengajian sebelum nikahan.

Ust Jamaluddin selaku pengamal Thariqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah (TQN) Ponpes Suryalaya sekaligus Muballigh TQN PP Suryalaya dan Ketua DKM Baitul Ikhlas (Inabah Kota Bogor) yang juga mendapatkan amanah menjadi Rais Syuriah MWCNU Bogor Tengah Kota Bogor, selalu berusaha hadir di setiap kegiatan Manaqiban.

“Manaqiban menjadi media yang penuh berkah bagi para salikin untuk bertaqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah Ta’ala melalui Sulthonul Aulia Syekh Abdul Qodir al-Jaelani. Manaqiban yang dilakukan di masyarakat non Thariqoh biasa masih bersifat umum sedang yang dilakukan oleh pengamal TQN PP Suryalaya lebih bersifat khusus karena masuk Amaliah Bulanan. Ada yang digabung dengan pembacaan Maulid atau Marhabaan yang didalamnya ada Mahallul qiyam mengharapkan Syafaat Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.

Bahkan di TQN PP Suryalaya dalam acara Manaqib ini terdiri dari 2 bagian :

Pertama, Khidmat Amaliah. Khidmat Amaliyah terdiri dari Majlis Doa oleh MC lanjut Pembacaan Ayat Suci Al-Quran, Tanbih, Tawassul dan Pembacaan Manqobah (tematik) plus doanya.

Kedua, Khidmat Ilmiyyah. Yakni Taushyiah atau Da’watul Islamiyah seputar Tauhid, Fiqh , Tasawwuf atau pendalaman Thariqah TQN PP Suryalaya.

“Manaqib asal kata dari bahasa Arab, dari lafad manqobah yang artinya kisah tentang kesolehan dan keutamaan ilmu dan amal seseorang. Manaqib juga merupakan suatu bentuk kegiatan khidmat amaliah dan ilmiah,” ujarnya.

Seperti diketahui Manaqib sudah melembaga dan membudaya di tengah sebagian besar masyarakat Islam Indonesia. Terutama sekali di kalangan ikhwan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah.

Kegiatan khidmat itu merupakan bagian pengamalan dan pengenjawantahan dari Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Pelaksanaannya secara rutin sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan bertempat di majlis-majlis manakiban dan khotaman.

Hal ini menjadi pegangan bagi para salikin untuk terus khidmat dan beramal sebagai mana dalam riwayat menyatakan

 وَقَدْ وَرَدَ فِى اْلأَثَرِ عَنْ سَيِّدِ اْلبَشَرِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ََ أَنَّهُ قَالَ : مَنْ وَرَّحَ مُؤْمِنًا فَكَأَنَّمَا أَحْيَاهُ وَمَنْ قَرَأَ تَارِيْخَهُ فَكَأَنَّمَا زَارَهُ فَقَدِ اسْتَوْجَبَ رِضْوَانَ اللهِ فِى حُزُوْرِ الْجَنَّةِ

Sungguh terdapat dalam atsar dari junjungan manusia Nabi Muhammad saw, beliau bersabda: “Barangsiapa membuat sejarah orang mukmin (yang sudah meninggal) sama saja ia telah menghidupkannya kembali. Dan barang siapa membacakan sejarahnya seolah-olah ia sedang mengunjunginya. Maka Allah akan menganugerahinya ridha-Nya dengan memasukkannya di surga.”

Dan juga Sulthonul Aulia Syekh Abdul Qodir al-Jaelani pernah berkata : “Dimana saja dibacakan manaqib-ku aku hadir padanya”. Oleh karena itu pada waktu pelaksanaannya para ikhwan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya harus hadir untuk mengikuti jalannya kegiatan tersebut.

Manaqiban dapat menciptakan dan mewujudkan kondisi dinamis, serta tata nilai yang berharga, untuk itulah perlu adanya usaha yang sungguh-sungguh dan terus menerus dikembangkan dan dilestrarikan dari generasi yang satu ke generasi selanjutnya.

Pewarta: Abdul Mun’im Hasan

Editor: Warto’i