Mengenal Tarekat Shiddiqiyah Syadziliyah Syekh Yusri Rusydi Asal Mesir

Professor Dr dr Syekh Yusri Rusydi As-Sayyid Gabr Al-Hasani merupakan seorang mursyid Tarekat Shiddiqiyah Syadziliyah Mesir yang memberikan kiat-kiat sukses mencapai kekhusu’an dalam beribadah melalui jalan tarekat.
Hendaknya bagi para pesuluk berilmu dan Ilmunya (dengan sanad) harus sampai kepada Rasulullah (Fala budda min ilmin maushulun ala Rasulillah).
“Dalil isnad sangat jelas dalam Alquran, sebagaimana ayat 46 surat Al-Ahzab menyatakan
وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا, dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi”.
Yang harus digaris bawahi disini lafal biidznih (mendapat izin),” ungkap Syekh Yusri.
Dan bahwa seseorang yang memiliki guru (syekh) itu bagaikan orang yang punya ayah (orang tua) yang merawat dan membimbingnya (الانسان الذي له شيخ كالانسان الذي له اب؛ يربيه ويرعاه)
“Sedangkan seorang yang tidak memiliki guru bagaikan anak hilang yang hidup di jalanan,
(الانسان الذى لاشيخ له كالطفل اللقيط الذي يعيش في الشوارع) ke sana kemari tidak jelas karena tidak memiliki rujukan,” jelasnya.
Tarekat Shiddiqiyyah Darqawiyyah Syadzilillah berpijak pada ta’alluq kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, mencintai orang-orang saleh, suudzan terhadap diri sendiri dan husnudzan kepada orang lain.
“Jika kamu berburuk sangka pada diri sendiri niscaya engkau akan selalu memperbaikinya (اذا اسأت الظن بنفسك أصلحتها). Jalan kami berpijak pada sikap tawadhu dan selalu berbaik sangka kepada orang lain,” ungkapnya.
Tarekat ini juga berpijak kepada kesungguhan dalam ketaatan kepada Allah sesuai dengan batas kemampuan, sebab sunnah nabi kami berdiri atas sikap i’tidal
“Tarekat kami juga berlandaskan pada istimrar dan mudawamah. Dan dianjurkan mengadakan perkumpulan (wirid) meski sekali dalam satu pekan ( biasanya hari Jumat setelah Ashar),” jelasnya.
Kebanyakan wirid Tarekat Shiddiqiyah Syadziliyah Mesir terdiri dari istighfar, shalawat kepada Rasulullah. Takhalli dengan cara istighfar dari segala akhlak tercela, dan tahalli dengan akhlak nabi melalui bacaan shalawat sehingga mencapai pada “La ilaha illa Allah“.