MATAN UIN Walisongo Gelar Café Sufi Virtual “JAMPUT”
Semarang, JATMAN.OR.ID: Mahasiswa Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (MATAN) UIN Walisongo Semarang, kembali menggelar CAFÉ SUFI Jilid 4 dengan tema “JAMPUT” Jagongan Asyik Seputar Iman dan Tasawuf pada Rabu (28/10).
Acara yang dilaksanakan melalui Zoom Meeting dan Live on Instagram @Matanwalisongo ini mengundang Ahmad Dimyati selaku Pengurus Pusat MATAN dan Tokoh NU sebagai pembicara dan Syamsul Ma’arif selaku LITBANG MATAN UIN Walisongo sebagai moderator.
Menurut Kang Asrori (Ketua Panitia Acara Café Sufi Jilid 4), salah satu tujuan acara Café Sufi 2020 ini adalah untuk memperkuat pemahaman tentang Islam yang sebenarnya, memperkenalkan kembali Islam yang ramah, bukan pemarah, Islam yang cinta tanah air, dengan mengambil tema “JAMPUT” yang terkesan guyonan, namun ada nlai-nilai yang terkandung di dalamnya.
“Selain itu ingin membumikan thariqah dan juga mengenalkan kembali bahwa Islam itu agama yang asyik, cinta damai, dan ramah. Sebagaimana yang dikampanyekan oleh kelompok thariqah yaitu Islam yang cinta damai, toleran dan inklusif untuk meredam organisasi radikal dan fundamental yang meminggirkan perdamian,” ungkapnya.

Ketua MATAN UIN Walisongo menjelaskan setiap insan mesti merasakan hampa dalama hidupnya, padahal Tuhan selau menghibur kita dengan memfasilitasi segala karunia. Hingga akhirnya bersyukur adalah titik kebahagiaan kita agar tak timbul kehampaan dalam hidup, terutama syukur iman. Oleh karena itu berbicara mengenai iman dan tasawuf takkan pernah lepas dengan pengalaman spiritual.
“Pembahasan malam ini cukup komplit mulai dari mahabbah (cinta), filsafat, tasawuf dan iman. Filsafat sebagai metodologi untuk mencari kebenaran yang haqiqi, tasawuf juga sebagai manajemen hati, fikiran dan tindakan serta iman adalah punca keyakinan. Semuanya tida bisa dipisahkan, untuk mencapai puncak keimanan yaitu mahabbah kepada Allah SWT,” jelas Muqopi dalam closing acara Café Sufi 2020.
Diharapkan kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan yang bermanfa’at dan dapat mengisi kekeringan muatan spiritual, intelektual dan dapat meningkatkan mahabbah kepada Allah SWT. di kalangan mahasiswa pada khususnya dan khyalak pada umumnya. [Naelul Marom / MATAN UIN Walisongo]