Jurus Seribu Bayangan Ala Ulama Sufi

September 20, 2023 - 03:06
Jurus Seribu Bayangan Ala Ulama Sufi

Pernahkah anda mendengar seorang ulama yang sedang berada dalam suatu tempat, namun di waktu yang sama berada di tempat lain? Atau jika dalam istilah Hokage disebut jurus seribu bayangan (jurus andalan Naruto) yang bisa membelah diri menjadi lebih dari satu badan.

Peristiwa semacam ini biasanya baru disadari ketika ada beberapa jamaah bercerita mengenai seorang ulama yang sedang bersamanya pada satu waktu kepada orang yang juga bersama ulama tersebut pada waktu yang sama. Akhirnya terjadi perselisihan di antara keduanya untuk mencari pembenaran bahwa ulama tersebut ada bersama mereka di waktu itu. Cerita ini kemudian meluas dan menjadi perbincangan di tengah masyarakat.

Perlu diketahui, bahwa ini sangat mungkin terjadi dan tentu saja atas kehendak Allah Swt. seperti kisah tentang karamah KH. Muhammad Shiddiq, Mursyid TQN dari jalur KH. Romli Tamim.

Ketika ia dipenjara oleh orde lama selama dua tahun enam bulan dengan tuduhan yang tidak jelas, setiap kali Bulan Ramadan tiba, Kiai selalu ada di pondok dan membimbing tarekat sebagaimana biasanya. Melihat Kiai berada di pondok, militer saat itu segera menemui Kiai di rumahnya untuk dijebloskan ke penjara lagi. Namun sebelum mereka menangkapnya kembali, Kiai minta dipastikan dulu, apakah sosoknya masih ada di penjara Salatiga atau tidak.

Setelah ditanyakan dan dicek oleh pihak penjara Salatiga, ternyata di saat yang bersamaan, Kiai masih ada dalam penjara tersebut. Kiai kemudian berkata kepada para militer, “Kalau yang di penjara masih ada, untuk apa anda mau membawa saya lagi ke sana?” kenyataan ini membuat para militer yang mau membawanya, mengurungkan niatnya.

Sebenarnya karamah Kiai Shiddiq yang menjadi lebih dari satu ini juga pernah dibuktikan oleh para murid tarekatnya. Waktu itu ada tujuh murid yang mendatangi tujuh tempat yang berbeda di waktu maghrib. Ternyata di tujuh tempat itu, mereka bertemu dengan Kiai di waktu yang bersamaan.

Dalam Thariqah Qadiriyah wa Naqsabandiyah, menurut salah seorang ahli yang tidak mau disebutkan namanya, sesungguhnya karamah yang demikian itu dapat muncul apabila seorang wali sudah sempurna zikir lathifah qalab-nya.

Sebetulnya karamah-karamah semacam itu hanyalah satu dari sekian banyak karamah yang dimiliki para waliyullah. Hanya saja tidak diceritakan secara luas sehingga tidak semuanya bisa dipublikasikan. Sekali lagi karamah-karamah tersebut adalah kuasa Allah Swt. dan bukan menjadi tujuan utama seorang sufi. Inti ajaran tasawuf adalah taqarrub ilallah, adapun keistimewaan-keistimewaan lain adalah bonus.