Harlah Ke-90 GP Ansor, Tari Sufi Sambut Peserta Gowes di Makam Mama Cibogo Cibarusah Bekasi

April 21, 2024 - 19:07
Harlah Ke-90 GP Ansor, Tari Sufi Sambut Peserta Gowes di Makam Mama Cibogo Cibarusah Bekasi
Sumber: NU Online

Bekasi, JATMAN Online – Tarian Sufi menyambut kedatangan 200 peserta Gowes Ansor di Makam Mama Cibogo, Pesantren Al-Baqiyatus Solihat, Cibarusah, Bekasi, pada Ahad (21/04/2024). Peserta Gowes Ansor menempuh perjalanan hingga 90 km dari Kantor GP Ansor Pusat di Kramat Raya, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat dalam rangka memperingati Harlah Ke-90 GP Ansor.

Puluhan pemuda berpakaian hijau khas Ansor dan para santri berjejer di sisi kanan kiri aula pesantren. Pada saat bersamaan, sejumlah penari sufi cilik yang tersebar di beberapa titik aula mulai memutar badannya berlawanan dengan arah jarum jam diikuti iringan shalawat badar dari rebana santri. Warga yang menyaksikan pun turut ikut tergerak melantunkan.

Dilansir dari laman NU Online, sampai di aula pesantren, para peserta gowes Ansor dipandu berjalan menuju aula pesantren yang berada tepat depan komplek makam KHR Ma'mun Nawawi atau Mama Cibogo.

Pengasuh Pesantren Al-Baqiyatus Solihat, Cibarusah, KH Jamaludin Nawawi mengaku senang bertepatan dengan haul istri dari KHR Ma'mun Nawawi kedatangan rombongan Ansor. 

"Ahlan wa sahlan, selamat datang di pesantren kami di lingkungan komplek makam Mama Cibogo. Mama Cibogo merupakan santri dari Hadratussyekh Hasyim Asy'ari dan salah satu pendiri Laskar Hizbullah. Semoga mendapat berkah dari pertemuan ini," ujarnya.

Ketua Umum PP GP Ansor, Addin Jauharudin mengungkap Gowes Ansor sepanjang 90 KM juga memiliki makna tersendiri. Rute 90 KM dimaknai sebagai angka 90 tahun yang merupakan usia istimewa. Satu dasawarsa (10 tahun) lagi jadi satu abad Indonesia merdeka.

"Ansor lahir sebelum kemerdekaan, menandakan organisasi pendiri republik. Di usia yang sangat matang ini tidak pernah akan tenggelam, melainkan akan terus kuat dan bermanfaat," katanya.

"Para santri dan kiai berjuang dengan kendaraan seadanya, senjata seadanya kita tancapkan melalui gowes dari kantor Ansor ke Cibarusah. Dengan gowes kita akan merasakan keperihan perjuangan ulama dahulu," lanjutnya.

Addin menjelaskan soal 90 tahun menandakan usia jam terbang, pengalaman, kelayakan dan kiprah yang maksimal bagi Tanah Air. Kegiatan sepeda santai ini, lanjut Addin, juga menandakan bahwa Ansor akan mengayuh Indonesia Emas 2045 dengan barisan generasi yang teratur, satu komando, disiplin tinggi, fisik sehat dan loyalitas tak terbatas. 

"Kami semua awalnya dari nol (0) lahir tumbuh dan berkembang untuk perjuangan NU (bintang 9). Sampai saat ini kami adalah pandu bagi organisasi NU. Kami lahir menjadi elemen genetik Nahdlatul Ulama," jelasnya.

Ia menambahkan kegiatan gowes Ansor sebagai pengingat bahwa pengurus Ansor tidak boleh melupakan sejarah para pendiri NU yang memperjuangkan republik. 

"Kita tidak boleh melupakan jejak ulama, dan harus memperjuangkan Mama Cibogo mendapat pengakuan gelar pahlawan nasional sehingga jejak beliau kepada generasi," pungkasnya. 

Addin menyebut, GP Ansor akan mengirimkan surat dan mengusulkan kepada Kementerian Sosial agar KHR Ma'mun Nawawi segera ditetapkan jadi pahlawan nasional tahun 2024.

"Dengan ditetapkan pahlawan nasional semua orang akan mengenal kiprahnya, menjadikan contoh khususnya bagi generasi muda," pungkasnya.