Habib Husein Ja’far Jelaskan Iman yang Menakjubkan Itu Harus Nyata dalam Aksi dan Tindakan

Jakarta, JATMAN Online – Habib Husein Ja’far menjelaskan bahwa Iman yang menakjubkan itu harus nyata dalam aksi dan tindakan. Dalam Al-Qur'an iman kerap kali digandengkan dengan amal saleh.
Keimanan seseorang memang hanya Allah subhanahu wa ta’ala yang mengetahui. Namun, orang yang beriman bisa menunjukkan perilaku yang baik.
Hal tersebut disampaikan oleh Habib Ja'far dalam detikKultum detikcom, Minggu (24/3/2024). Habib Ja’far menceritakan sebuah hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam tentang orang-orang yang memiliki keimanan menakjubkan.
Di suatu subuh zaman Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, ketika Rasulullah bersama para sahabat hendak salat Subuh kemudian ada satu kondisi yang menyebabkan sahabat melihat mukjizat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam yakni mengeluarkan air dari jari-jemarinya.
Para sahabat melihat itu dengan mata yang penuh ketakjuban, seperti para sahabat Nabi Musa ‘alaihissalam ketika melihat Nabi Musa ‘alaihissalam membelah lautan sehingga lolos dari kejaran Fir'aun dan pasukannya.
Habib Ja’far menyampaikan mukjizat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam yang utama adalah literasi dalam bentuk Al-Qur'an bukan sesuatu yang sifatnya supranatural. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam mengajarkan umatnya untuk takjub pada sesuatu yang sifatnya ilmu pengetahuan.
Setelah shalat Subuh Nabi Muhammad bertanya pada sahabat, "Wahai sahabat, iman siapa yang paling menakjubkan?"
Maka para sahabat berkata, "Tentu adalah imannya para malaikat."
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam berkata, "Kenapa? Sedangkan malaikat selalu taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala."
Para sahabat lantas menjawab lagi, "Iman para nabi dan rasul."
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam mengatakan, "Bukankan para nabi dan rasul mendapatkan wahyu dari Allah subhanahu wa ta’ala? Jadi bagaimana kalian menilai iman mereka?"
Kemudian sahabat berkata, "Mungkinkah iman tersebut iman kami?"
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam tidak juga membenarkan jawaban para sahabat ini, "Bagaimana kalian menyebut iman kalian paling menakjubkan sementara kalian setiap hari bersamaku."
Maka kemudian para sahabat bertanya, "Lalu iman siapa yang paling menakjubkan?"
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, "Iman orang-orang setelahku. Mereka tidak pernah bertemu denganku. Mereka hanya membaca Al-Qur'an namun kemudian ia beriman dalam sebaik-baiknya dan semurni-murninya beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan kepada rasulnya."
Habib Ja'far menerangkan bahwa hadits ini bukan berarti Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam bermaksud membandingkan keimanan seseorang.
"Nabi ingin mengajarkan bahwa iman yang paling menakjubkan adalah iman dari seseorang yang tidak pernah melihat langsung orang yang diimaninya yaitu Nabi Muhammad. Tidak melihat dzat yang diimaninya, yaitu Allah subhanahu wa ta’ala," jelas Habib Ja'far dilansir dari laman detikcom.
Lebih lanjut, Habib Ja'far mengungkapkan keimanan yang menakjubkan adalah yang bersandar pada Al-Qur'an.
"Takjub kepada ilmu Allah yang tertuang dalam Al-Qur'an. Iman dengan ilmu. Iman yang berbasis kepada ilmu," pungkasnya.
Sebagai tanda keimanan seseorang terbilang menakjubkan adalah melalui aksi dan tindakannya. Karena dalam Al-Qur'an dijelaskan iman kerap kali digandengkan dengan amal saleh.
"Iman itu seperti pakian dalam, ia tidak perlu dipertontonkan. Yang ingin orang tahu dari keimanan kita adalah outputnya berupa kebaikan kepada seluruh makhluk Tuhan," ungkapnya.