Tingkatan Nafsu dalam Diri Manusia Berikut Sifat-sifatnya
Nafsu adalah sesuatu yang halus yang terdapat dalam diri seseorang sebagaimana akal, ruh dan sirri. Namum keempat komponen ini saling berkaitan antara satu dan lain. Nafsu adalah keinginan seseorang terhadap sesuatu. Nafsu tidak akan dapat bergerak tanpa bantuan dari hawa. Dalam tasawuf nafsu terbagi kedalam beberapa macam, oleh Syekh Muhammad al-Nawawi al-Bantani dalam kitab Qatr al-Ghaits, nafsu terbagi ke dalam tujuh martabat yang dikenal maratibul nafsu

Nafsu adalah sesuatu yang halus yang terdapat dalam diri seseorang sebagaimana akal, ruh dan sirri. Namum keempat komponen ini saling berkaitan antara satu dan lain. Nafsu adalah keinginan seseorang terhadap sesuatu. Nafsu tidak akan dapat bergerak tanpa bantuan dari hawa. Dalam tasawuf nafsu terbagi kedalam beberapa macam, oleh Syekh Muhammad al-Nawawi al-Bantani dalam kitab Qatr al-Ghaits, nafsu terbagi ke dalam tujuh martabat yang dikenal maratibul nafsu, yaitu:
1. Nafsu Ammarah
Ialah Nafsu yang selalu mendorong manusia kepada Keburukan dan Kemaksiatan. Nafsu ini selalu mengusai manusia dengan sifat berikut:
- Al-Bukhlu (kikir atau pelit)
- Al-Hirshu (thomak & rakus)
- Al-Hasad (dengki)
- Al-Jahl (bodoh)
- Al-Kibru (sombong)
- Asy-Syahwat (Keinginan hewani)
2. Nafsu Lawwamah
Nafsu Lawwamah adalah nafsu yang masih pada tingkat rendah yang dicela oleh Syara’. tempatnya adalah “Al-Qalbu”, tepatnya pada dua jari di bawah dada sebelah kiri. Adapun sifat-sifatnya meliputi:
- Al-Laumu (mencela)
- Al-Hawa (bersenang-senang)
- Al-Makru (menipu)
- Al-’Ujbu (bangga diri)
- Al-Ghibah (mengumpat)
- Ar-Riya’ (pamer amal)
- Adh-Dhulmu (dholim)
- Al-Kidzbu (dusta)
- Al-Ghoflah (lupa)
3. Nafsu Mulhamah
Nafsu Mulhamah adalan nafsu yang telah mendapatkan petunjuk Allah, tempatnya adalah “Ar-Ruh”, tepatnya dua Jari di bawah dada sebelah kanan dengan sifat-sifat sebagai Berikut :
- As-Sakhowah (murah hati)
- Al-Qona’ah (merasa cukup)
- Al-Hilmu (murah hati)
- At-Tawadhu’ (rendah hati)
- At-Taubat (taubat atau kembali kepada Alloh)
- As-Shobru (sabar)
- At-Tahammul (bertanggung jawab)
4. Nafsu Muthmainnah
Nafsu Muthmainnah, ialah nafsu yang sudah bersih dari kotoran-kotoran halus dan telah berganti sifat-sifat tercelanya menjadi sifat-sifat terpuji, Sudah berakhlak dengan akhlak Allah yang Jamaliyah berupa kasih sayang, lemah lembut, dan kemuliaan. Nafsu Muthmainnah tempatnya “As-Sirr”, artinya rahasia, tepatnya dua jari dari samping dada sebelah kiri dengan sifat-sifat antara lain:
- Al-Juudu (dermawan)
- At-Tawakkal (berserah diri)
- Al-Ibadah (ibadah)
- Asy-Syukru (berterima kasih)
- Ar-Ridho (ridlo)
- Al-Khosyah (takut akan melanggar larangan Alloh walau sekecil apapun)
5. Nafsu Radliyah
Nafsu Radliyah tempatnya adalah “Sirrus-sirr”, artinya sangat rahasia. Tempatnya ada di Jantung yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh. Adapun nafsu ini meliputi sifat:
- Al-Karam (mulia)
- Az-Zuhdu (meninggalkan dunia)
- Al-Ikhlas (tanpa Pamrih)
- Al-Wara’ (meninggalkan syubhat)
- Ar-Riyadlah (latihan diri)
- Al-Wafa’ (tepat janji)
6. Nafsu Mardliyah
Nafsu ini tempatnya adalah “Al-khofiy”, artinya samar. Posisinya ada di dua jari dari samping dada sebelah kanan, dengan meliputi sifat:
- Husnul Khuluq (baik akhlaq)
- Tarku Maa Siwallah (meninggalkan selain Allah)
- Al-Luthfu Bil Khalqi (lembut kepada makhluq)
- Hamluhum ‘Alash Sholah (mengurus makhluk pada kebaikan)
- Shofhu ‘an Dzunubihim (mema’afkan kesalahan makhluk)
- Al-Mailu Ilaihim Li Ikhrojihim Min Dzulumati Thoba’ihim Wa Anfusihim Ila Anwari Arwahihim (mencintai makhluq dan cenderung perhatian kepada mereka guna mengeluarkannya dari kegelapan atau keburukan watak dan jiwa-jiwanya ke arah bercahayanya ruh-ruh mereka
7. Nafsu Kamilah
Nafsu Kamilah, ialah nafsu yang sudah sempurna (Kamil). Nafsu Kamilah tempatnya adalah “Al-Akhfa”, artinya sangat samar. Tempatnya ada di tengah-tengah dada dengan diliputi sifat:
- Ilmul-Yaqiin
- Ainul-Yaqiin
- Haqqul-Yaqiin
Demikianlah penjelasan tentang jenis nafsu. Berdasarkan klasifikasi nafsu itu, nafsu yang harus dikalahkan adalah nafsu amarah dan lawwamah. Tidak ada jalan yang terbaik untuk membersihkan segenap nafsu ini melainkan dengan memperbanyak zikir Laa ilaaha illallah atau berzikir kalimat Allah,bershalawat kepada Nabi, patuh dan berrabithah kepada mursyid yang ‘arif billah.
Penulis: Budi Handoyo (Dosen Prodi Hukum Tata Negara Islam Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam STAIN Teungku Diruendeng Meulaboh-Kabupaten Aceh Barat)
Editor: Khoirum Millatin