Terorisme, Musuh Besar Ajaran Tasawuf

September 20, 2023
Terorisme, Musuh Besar Ajaran Tasawuf

Peristiwa aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, pada Rabu (07/12) merupakan satu dari ratusan upaya terorisme yang dilancarkan di Indonesia. Aksi ini merupakan hasil dari indoktrinisasi oleh sekelompok orang yang menganggap bahwa Indonesia tidak sah sebagai sebuah negara, karena tidak berlandasakan pada syariat Islam sebagai dasar hukum negara. Oleh sebab itu, seluruh unsur pemerintah termasuk polisi, ASN dan aparatur lainnya adalah thaghut yang wajib diperangi melalui aksi yang mengatasnamakan jihad di jalan Allah.

Kata “Jihad” sendiri yang menjadi sebuah “brand” dalam setiap pelancaran aksi terorisme saat ini mengalami pergeseran makna yang ekstrem sejak digunakan oleh kelompok-kelompok ekstremis dalam melakukan aksinya sebagai ibadah yang paling tinggi pahalanya. Padahal, di masa Rasulullah, jihad dilakukan sebagai upaya defensif kaum muslim atas penindasan dan pengingkaran oleh orang-orang kafir quraisy. Bukan sebagai tindakan tanpa konsep dan tujuan yang jelas. Namun dewasa ini kata jihad banyak disalahgunakan akibat kesalahpahaman dalam menafsirkan ayat-ayat berikut:

Qs. Al Baqarah: 193

وَقٰتِلُوْهُمْ حَتّٰى لَا تَكُوْنَ فِتْنَةٌ وَّيَكُوْنَ الدِّيْنُ لِلّٰهِ ۗ فَاِنِ انْتَهَوْا فَلَا عُدْوَانَ اِلَّا عَلَى الظّٰلِمِيْنَ

“Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti, maka tidak ada (lagi) permusuhan, kecuali terhadap orang-orang zalim.”

Qs. An Nisa: 95-96

لَا يَسْتَوِي الْقاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجاهِدِينَ بِأَمْوالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقاعِدِينَ دَرَجَةً وَكُلاًّ وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنى وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجاهِدِينَ عَلَى الْقاعِدِينَ أَجْراً عَظِيماً (95) دَرَجاتٍ مِنْهُ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً وَكانَ اللَّهُ غَفُوراً رَحِيماً (96)

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat dari-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Qs. At Taubah: 5

فَاِذَا انْسَلَخَ الْاَشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِيْنَ حَيْثُ وَجَدْتُّمُوْهُمْ وَخُذُوْهُمْ وَاحْصُرُوْهُمْ وَاقْعُدُوْا لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍۚ فَاِنْ تَابُوْا وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ فَخَلُّوْا سَبِيْلَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ.

“Apabila telah habis bulan-bulan haram, maka perangilah orang-orang musyrik di mana saja kamu temui, tangkaplah dan kepunglah mereka, dan awasilah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan melaksanakan salat serta menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.“

Seluruh umat muslim seharusnya meyakini bahwa seluruh ayat-ayat al-Quran tersebut adalah sebuah kebenaran yang mutlak karena berasal dari Allah Swt. Namun karena keterbatasan pemahaman yang didukung oleh kegiatan politik oleh sebagian kelompok menyebabkan ayat-ayat di atas menjadi senjata andalan yang digunakan kelompok ekstremis untuk melegitimasi aksinya. Tentu saja hal ini sama sekali tidak dibenarkan dan bertolak belakang dengan ajaran tasawuf yang berisi ajakan untuk menyebarkan cinta dan kasih sayang sesama makhluk.

Di Suriah sendiri, negara berdirinya ISIS, yang menjadi afiliasi kelompok-kelompok ekstremis di Indonesia seperti Jamaah Anshoru Daulah (JAD) banyak menentang ajaran-ajaran ulama sunni dan ulama sufi. Pemahaman yang sangat kontras antara kaum ekstremis dan sufi inilah yang mengakibatkan banyak ulama menjadi sasaran aksi mereka.

Wafatnya Mufti Suriah sekaligus ulama sufi, Syekh Adnan al-Afyouni pada Kamis malam (22/10/2020) menjadi salah satu aksi yang dilancarkan para ekstremis. Ulama yang dekat dengan Habib Luthfi bin Yahya dan beberapa kali pernah berkunjung pada kegiatan JATMAN di Pekalongan tersebut ditemukan wafat disebabkan adanya ‘alat peledak’ yang dipasang di mobilnya.

Pertarungan ideologi antara kaum ekstremis dan ulama sufi moderat ini menjadi amat serius karena berkaitan juga dengan unsur politik. Menurut Syekh Adnan ketika berkunjung ke Pekalongan 2016 lalu, fatwa jihad yang dikeluarkan oleh sejumlah ulama radikal di Suriah yang berasal dari berbagai kelompok seperti Jubhat an-Nusra hingga ISIS lah yang melandasi aksi mereka dan fatwa tersebut sama sekali tidak bisa dibenarkan. Sayangnya, hal ini didukung oleh kepentingan politik dan beberapa negara besar.

Permasalahan terorisme sejatinya menjadi isu dunia yang perlu ditanggulangi bersama. JATMAN sebagai organisasi yang mengusung ajaran tarekat dan tasawuf yang penuh cinta kasih perlu dihadirkan pada setiap lapisan masyarakat untuk mengedukasi mereka bagaimana memahami ayat-ayat al-Quran dengan benar sehingga dapat merealisasikan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. (KM)