Terkena Paku Akibat Su’udzan

Su’udzan dalam Islam merupakan perbuatan tercela, apalagi ditujukan kepada seorang ulama’ atau wali. Inilah yang juga dilakukan oleh Syekh al-Bazzar. Suatu hari kata Syekh al Bazzar, Syekh Abdul Qadir memakai jubah dan pakaian ulama’ yang terbuat dari kain yang bagus dan mewah.
Lalu pada tahun berikutnya, seorang pelayan Syekh Abdul Qadir mendatangi Syekh al Bazzar dengan membawa sebuah selendang. Kepada Syekh al Bazzar pelayan tersebut berkata, “Syekh, saya ingin selendang ini ditukar dengan uang satu dinar, tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih.“.
Syekh al-Bazzar menjawab, “Memang milik siapa selendang ini?” Kemudian pelayan tersebut menjawab, “Milik Syekh Abdul Qadir.“
Mendengar jawaban si pelayan, Syekh al-Bazzar nampak tidak percaya. Sehingga di dalam hatinya pun berkata, “Masak milik Syekh Abdul Qadir, bukankah selendang milik Syekh Abdul Qadir sudah diberikan kepada Khalifah?”
Belum selesai hatinya bicara, tiba-tiba kedua telapak kaki Syekh al-Bazzar terkena paku. Ia pun merasakan sakit yang luar biasa. Ia berteriak-teriak meminta tolong, orang pun banyak yang berdatangan untuk memberikan pertolongan.
Namun usaha mereka tetap sia-sia, karena tidak ada yang mampu mencabut paku-paku tersebut di telapak kakinya. maka Syekh al-Bazzar langsung mengatakan kepada orang-orang agar ia dibawa kepada Syekh Abdul Qadir.
Orang-orang pun ramai-ramai mengangkat Syekh al-Bazzar menuju ke rumah Syekh Abdul Qadir.
Setelah dihadapan Syekh Abdul Qadir, ia pun berkata, “Hai Abu Fadl, demi Dzat Yang Maha Mulia dan disembah, aku sama sekali tidak memakai selendang itu sehingga ada yang mengatakan, “Demi Allah, pakailah selendang seharga satu dinar ini.“
Lalu Syekh Abdul Qadir memberikan sebuah kain kafan kepada Syekh al-Bazzar. Kemudian ia mengusap kaki Syekh al-Bazzar yang terkena paku tersebut. Seketika itu juga paku-paku yang menancap di kaki Syekh al-Bazzar langsung hilang semua dan rasa sakit yang menderanya pun juga lenyap.
Setelah itu Syekh al-Bazzar mengatakan kepada Syekh Abdul Qadir bahwa dirinya tidak tahu dari mana paku-paku itu. Tiba-tiba saja paku-paku itu menancap di kedua telapak kakinya.
“Paku-paku itu berasal dari su’udzan yang ada di dalam hatimu.“ Jawab Syekh Abdul Qadir, kemudian Syekh al-Bazzar dan orang-orang disekitarnya langsung tercengang.