Resep Anak Sholih, Hebat dan Sukses Menurut Habib Luthfi bin Yahya

September 24, 2023 - 09:14
Resep Anak Sholih, Hebat dan Sukses Menurut Habib Luthfi bin Yahya

Kata tirakat adalah penjawaan dari Bahasa Arab, thariqah (الطريقة)  yang bermakna jalan yang dilalui, cara, metode untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Menjadi Bahasa Indonesia dengan kata tirakat dan tirakatan. 

Tirakat juga bermakna menjalani laku spiritual untuk mencapai sesuatu yang diiinginkan. Masyhur dan dikenal pula oleh kalangan pesantren dengan kata (الرياضة) Riyadhah, usaha melatih diri, makna lain yaitu menjalani laku mengendalikan dan mengekang hawa nafsu. 

Al-Qur’an menggunakan Thariqah dan menyandingkannya dengan kata Istiqomah di jalan Allah Ta’ala, yakni menjalankan ketakwaan dengan penuh ketaatan.

وَّاَنْ لَّوِ اسْتَقَامُوْا عَلَى الطَّرِيْقَةِ لَاَسْقَيْنٰهُمْ مَّاۤءً غَدَقًاۙ

Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup (QS Al-Jin :16)

Baca juga: Wasiat Syeikh Ahmad Al Rifai

Kata “Jalan” yang disebut dalam ayat al-Quran di atas menggunakan diksi al-Thariqoh atau Tarekat/Tirakat yang bermakna bahwa umat manusia yang istiqomah menjalankan Tirakat/Tarekat, yaitu jalan yang sudah ditentukan dan ditetapkan Allah Swt, seperti mengikuti seluruh syariat agama, taat kepada semua perintah, dan menjauhi semua larangan, maka Allah akan melimpahkan pahala yang besar, kesuksesan hidup, penuh keberkahan dan kemanfaatan di dunia dan selamat di akhirat kelak.

Maulana Habib Luthfi bin Yahya memberikan resep berupa Tirakat orang tua untuk anaknya agar menjadi pribadi yang sholih, hebat, sukses dan berkah dunia serta selamat di akhirat.

Adapun resep-resepnya sebagai berikut :

  1. Berikanlah harta (uang belanja untuk makan mereka) yang jelas kehalalannya, jangan sampai diberikan harta syubhat, apalagi yang haram.
  2. Berpuasalah pada kelahiran anak, sebagaimana Kanjeng Nabi Muhammad berpuasa pada hari kelahirannya. Ini akan membawa dampak positif yang besar bagi pertumbuhan anak tersebut.

Nabi bersabda :

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالخَمِيسِ

“Adalah rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam itu, bersemangat untuk berpuasa hari senin dan kamis”

Beliau pernah ditanya, tentang puasa hari senin, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim No. 1162, beliau pun menjawab:

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ

“Hari senin merupakan hari kelahiranku, Hari senin juga merupakan hari pengutusanku sebagai rasul, atau hari pertama diturunkan Al-Qur’an”

Baca juga: Mengenal Tuhan dalam Perspektif Tauhid Wujudi

  1. Menjaga lisan, bagi orang tua hendaknya menjadi tauladan bagi anaknya. Karena lisan bisa menjadi doa, hindari makian, kata-kata kotor, tidak merendahkan orang lain apalagi terhadap guru dari anaknya, walaupun guru itu terlihat biasa saja.

 سَلَامَةُاْلإِنْسَانِ فِي حِفْظِ اللِّسَانِ  

“Keselamatan manusia terletak dalam menjaga lisannnya”

  1. Ketika Sang Ibu mencuci beras yang akan di makan oleh keluarga terutama anaknya maka hendaknya dibacakan Basmalah 21 kali dan Sholawat 11 kali. Harapannya Allah Ta’ala dan Kanjeng Nabi Muhammad meridhoi segala apa pun yang dihajatkannya. Semua atas kehendaknya Allah SWT dan juga dengan Wasilah Sayyidil Wujud Kenjeng Nabi SAW.

Penulis: Abdul Mun’im Hasan