Orang Asing Kaget Melihat Indonesia Seperti Ini!

September 24, 2023 - 06:44
 0
Orang Asing Kaget Melihat Indonesia Seperti Ini!

Banyaknya wisatawan asing yang datang ke Indonesia mayoritas dipengaruhi karena faktor keindahan sumber daya alam. Namun tak sedikit pula wisatawan asing yang tertarik dengan keragaman budaya di Indonesia. Namun, meskipun keragaman Bangsa Indonesia sudah dikenal luas seperti itu, ada satu hal yang membuat orang asing kaget dan tidak mengira akan terjadi di Indonesia. Kronologisnya seperti ini.

Dalam suatu acara Seminar Tasawuf Internasional pada tahun 2018 di Jakarta, KH.Ali M. Abdillah, pengasuh pesantren Al-Rabbani Collage dan juga salah satu panitia dalam acara tersebut di sela-sela acara mengajak beberapa peserta yang hadir dari berbagai negara, seperti Iran, Tiongkok, dan beberapa negara dari kawasan Asia Tenggara, berkunjung ke berbagai kota di Indonesia. Salah satu tujuannya adalah Yogyakarta. Di sana, para peserta seminar dibawa berkunjung ke Candi Prambanan. Menurut cerita KH. Ali M. Abdillah, beliau menyaksikan para tamu kaget dengan pemandangan di depan mereka. Menurut beliau, mereka kaget karena yang diketahui oleh mereka adalah mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Akan tetapi, rumah ibadah dan peninggalan agama lain tidak dihancurkan sama sekali.

Dari peristiwa tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa Indonesia menjadi role model bagi negara-negara lain dalam hal toleransı beragama. Keragaman budaya dan agama menjadi kekayaan bangsa, tapi toleransi beragama menjadi motif penghias yang sangat indah dan menjadi sumber daya bernilai tinggi. Islam di Indonesia tidak seperti Islam di berbagai belahan dunia lain. Islam di Indonesia dapat hidup secara berdampingan dengan agama dan kelompok kepercayaan lain. Islam menghormati dan menghargai agama dan kepercayaan lain, begitupun sebaliknya.

Lalu, apa sih penyebabnya Islam di Indonesia begitu ramah dengan agama dan kepercayaan lain? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita dapat melihat dari sisi sejarah awal mula Islam masuk ke Indonesia. Menurut pendapat Prof. Komarudin Hidayat ajaran Islam yang dibawa masuk ke Indonesia memiliki ciri inklusif dan bermuatan tasawuf. Akibatnya, penyebaran Islam bersifat akomodatif şarta toleran. Selain itu, ia menambahkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang, bukan oleh militer atau dengan ekspansi kebiasaan seperti di Eropa. Dari penjelasan Prof. Komarudin Hidayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa faktor pembawa, materi yang dibawa, serta metode pembawaan menjadi faktor toleransı dalam Islam.

Selanjutnya, menurut Wakil Presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla, alasan mengapa Islam di Indonesia ramah terhadap perbedaan dengan agama dan kepercayaan lain ialah karena pada saat awal penyebarannya, Islam di Indonesia didakwahkan oleh ulama-ulama yang mengedepankan perdamaian. Oleh sebab itu, proses transisi dari Hindu berjalan dengan penuh toleransı. Dalam perkembangannya, pemerintah Indonesia pun terus berkomitmen untuk mempromosikan nilai-nilai toleransı dan perdamaian antar sesama umat beragama.

Pada kesimpulannya, keramahan Islam terhadap agama dan kepercayaan lain didasari oleh proses masuknya Islam masuk ke Indonesia. Hal tersebut menjadi awal yang sangat penting bagi penyebaran Islam selanjutnya. Karakteristik pembawa ajaran-ajaran Islam dan metode dakwah mereka pun tidak kalah memainkan peran tersendiri yang manfaatnya dapat kita rasakan hingga saat ini. Sebagai umat Islam di Indonesia, toleransi dan ramah akan perbedaan dengan agama dan kepercayaan lain merupakan wujud daripada Islam yang rahmatan lil’aalamiin.

Oleh: Khairul Rizal, S.Sos.